Pergerakan Aubameyang

Foto Twitter: @auba.

Setelah tampil mengecewakan musim lalu, Aubameyang memperbaiki aksinya pada awal-awal musim ini. Tujuh gol ia cetak dari seluruh kompetisi sejauh ini.

Pierre-Emerick Aubameyang sebaiknya melupakan musim 2020/21. Tak ada yang pantas ia ingat apalagi ia kenang. Pada musim tersebut, Aubameyang tak mampu membawa Arsenal berprestasi, baik di kompetisi domestik atau antarklub Eropa.

Belum lagi torehan golnya cuma 15 gol di lintas ajang—10 di antaranya ia cetak di Premier League. Jumlah yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan dua musim sebelumnya; Aubameyang sukses mencetak 31 dan 29 gol secara total pada 2018/19 dan 2019/20. Ia bahkan sempat meraih gelar top skorer Premier League pada musim 2018/19 dengan torehan 22 gol.

Yang muncul, pada akhirnya cuma olok-olok. Belum lagi kenyataan bahwa Aubameyang baru memperpanjang kontrak dan mendapatkan gaji yang amat mahal pada awal musim 2020/21. Ini membuat pencapaian individual Aubameyang menjadi tak setimpal dengan apa yang sudah ia terima dari klub.

Namun, pada setiap lorong gelap, ada kemungkinan cahaya menanti di ujungnya. Form Aubameyang yang jeblok pada musim kemarin tak berlanjut ke musim ini. Kendati sempat tertatih-tatih, striker asal Gabon ini mulai menunjukkan tajinya kembali.

***

"Saya tidak pernah melihat Aubameyang seperti ini sebelumnya. Terlepas dari gol dan selebrasi, apakah kamu semua melihat bagaimana cara dia berlari untuk menekan lawan dan mendapatkan bola? Juga pergerakannya dan bagaimana dia memimpin di lapangan? Saya lebih suka Aubameyang yang ini," ucap Pelatih Arsenal, Mikel Arteta, di situsweb klub.

Permainan dan hasil yang Arsenal dapatkan pada awal-awal musim ini memang menyedihkan. The Gunners selalu kalah, bahkan dari tim promosi, Brentford, laga perdana Premier League.

Lambat laun Arteta dan Arsenal berbenah. The Gunners mulai bangkit dan akhirnya belum terkalahkan pada tujuh pertandingan terakhir Premier League. Bangkitnya Arsenal menjadi kebangkitan juga untuk Aubameyang. Sebab, ia mulai lancar lagi memproduksi gol untuk kesebelasan London Utara itu.

Sudah ada tujuh gol yang Aubameyang buat bersama Arsenal di lintas ajang. Bahkan, eks penyerang Borussia Dortmund itu bisa membuat empat gol dalam empat pertandingan terakhir Arsenal di Emirates Stadium.

Kebangkitan Aubameyang dimulai dari liburan yang ia pangkas untuk menambah porsi latihan pramusimnya. Per laporan The Athletic, Aubameyang juga menghabiskan liburan musim panas untuk mengisi ulang dan me-reboot fisik serta staminannya.

Kebugaran memang menjadi salah satu alasan melempemnya Auba musim lalu. Ia sempat absen di lima pertandingan karena terjangkit malaria.

Fisik dan kebugaran kini sudah ia benahi, lalu muncul juga sokongan dari sisi skuad Arsenal yang relatif lebih memadai. Musim lalu, ketika penampilannya jeblok, ada faktor dari sisi skuad yang menjadi salah satu penyebabnya.

Arsenal tak punya pengatur serangan yang bisa memberikan umpan jitu ke Aubameyang. Selain itu, permainan The Gunners juga sangat monoton karena banyak mengandalkan umpan-umpan silang. Padahal, Aubameyang tak terlalu piawai untuk menyambut umpan silang. Kala menjadi top skorer Premier League musim 2018/19, Aubameyang sama sekali tak menciptakan gol melalui sundulan kepala.

Posisi bermain yang selalu berubah-ubah pada musim lalu juga membuat saluran golnya pampat. Sebanyak 23 pertandingan pemain 32 tahun itu  bermain sebagai penyerang tengah, sedangkan 15 laga lainnya bermain di winger kiri.

"Arsenal akan membutuhkan gol yang banyak dari Aubameyang untuk mendapatkan musim yang baik. Yang paling penting, dia bermain di posisi yang benar. Aubameyang lebih berbahaya ketika bermain di tengah ketimbang di sisi tepi," ucap eks bek Arsenal, Gael Clichy.

Musim ini, Arteta sepertinya sudah menemukan gaya main dan posisi yang pas untuk menunjang Aubameyang. Pelatih asal Spanyol itu ajek mempercayai Aubameyang sebagai penyerang tengah The Gunners.

Aubameyang, yang memiliki kecepatan dan pergerakan dinamis untuk menarik bek lawan, memang lebih mematikan jika dipasang di tengah. Apalagi, ia juga mendapatkan dukungan dari gelandang-gelandang kreatif seperti Emile Smith Rowe, Bukayo Saka, atau Martin Odegaard.

Laga melawan Tottenham Hotspur dan Aston Villa menjadi bukti betapa lihainya Aubameyang menarik diri dari penjagaan. Selain itu, ia juga bisa menjadi tembok dan memberikan ruang kepada Smith Rowe yang masuk dari sisi tepi. Pada beberapa sequence, Smith Rowe bisa mengembalikan bola ke Aubameyang—yang kemudian berujung menjadi upaya untuk mencetak gol.

Pada laga melawan Spurs, Aubameyang, meskipun starting position-nya adalah di tengah, lebih banyak bergerak ke sisi kiri atau turun ke tengah. Dengan begitu, Smith Rowe pun menjadi lebih mudah untuk melakukan penetrasi ke lini tengah.

Statistik pertandingan tersebut menunjukkan bahwa dari 37 kali menyentuh bola, cuma tujuh yang Aubameyang lakukan di dalam kotak penalti. Sisanya, ia menjemput bola untuk menarik penjagaan lawan.

Perkara pergerakan dan off-the-ball movement itulah yang membuat Aubameyang menjadi begitu berharga untuk lini depan Arsenal. Kinerjanya bisa diukur lebih dari sekadar gol yang ia cetak, termasuk juga kerja-kerja defensifnya.

Ketika sedang tidak menguasai bola, dan tim sedang berada di fase bertahan, Aubameyang juga tak alpa melakukan pressing terhadap pemain-pemain belakang lawan yang menguasai bola. Sejauh ini, intensitas pressing Aubameyang relatif oke. Ia rata-rata melakukan 17,6 pressing per 90 menit.

***

Pada awal musim, Aubameyang sempat diisukan akan hengkang dari Arsenal. Hal tersebut tak lepas dari penampilan buruknya pada musim sebelumnya. Selain itu, Arteta memang tengah melakukan peremajaan skuad untuk mengarungi kompetisi musim ini.

Namun kenyataanya, Aubameyang tetap masuk ke dalam rencana. Ia bahkan tetap menjadi pilihan lini depan dan masih dipercaya menjadi kapten untuk The Gunners. Sejauh ini, kepercayaan tersebut ia balas dengan setimpal. Tentu saja, semakin baik Aubamayang, semakin baik juga kans Arsenal untuk mendapatkan sesuatu pada akhir musim ini.