Perjalanan Spasogol

Foto: Dok PT LIB.

Ilija Spasojevic berpeluang meraih gelar pencetak gol terbanyak dan juara liga bersama Bali United. Mampukah dia mewujudkannya?

Awalnya, Ilija Spasojevic tidak begitu yakin karier sepak bolanya akan cemerlang di Indonesia. Apalagi, pemain yang berasal dari Montenegro itu datang dan harus meninggalkan ingar bingar sepak bola Eropa.

Spasojevic kala itu masih membela klub Yunani, AO Trikala. Namun, permasalahan yang ada di klub tersebut dan juga kompetisi sepak bola Yunani membuat Spasojevic memilih untuk segera mencari pelabuhan baru.

Pesimisme Spasojevic akan sepak Indonesia akhirnya sirna. Semua berawal dari pertama kali dirinya menginjakkan kaki di Bumi Pertiwi.

"Agen saya waktu itu 2010 bilang di Indonesia sepak bola lagi maju. Begitu saya datang dari Yunani, saya lihat Indonesia banyak stadion dan pemain bagus. Ini ada prospek sepak bola yang luar biasa," ucap Spasojevic di kanal YouTube-nya.

Kesan pertama Spasojevic saat tiba di Indonesia membuat dirinya nyaman. Beberapa kali dalam berbagai kesempatan, Spasojevic menemukan kebahagiaan, ia bagaikan menemukan rumah yang baru di Indonesia.

Kecintaan dan kenyamanan Spasojevic terhadap Indonesia tak sekadar ucapan. Setelah lima tahun berada di Tanah Air, Spasojevic memutuskan untuk menjadi warga negara Indonesia.

Spasojevic kagum dengan cara hidup Bhinekka Tunggal Ika di Indonesia. Berbeda-bedanya bahasa, agama, dan suku yang ada, tetapi Indonesia tetap satu dan utuh. Kekaguman Spasojevic kepada Bhinekka Tunggal Ika memang wajar mengingat dirinya lahir dan tumbuh dari negara yang terpecah-pecah.

***

Tiba di Indonesia, karier sepak bola Spasojevic tak memudar. Ia malah menjadi salah satu penyerang top yang dimiliki Indonesia sampai saat ini. Klub-klub seperti Bali Devata, PSM Makassar, hingga Mitra Kukar pernah menjadi singgahan Spasojevic pada awal kariernya di sepak bola Indonesia.

Namun, nama Spasojevic mencuat di sepak bola Indonesia ketika berseragam Persib di tahun 2015. Pada saat itu juga, Spasojevic membantu 'Maung Bandung' menjadi kampiun Piala Presiden. Torehan Spasojevic di turnamen tersebut juga sangat baik dengan koleksi empat gol dan satu assist dalam enam pertandingan.

Spasojevic sempat melipir ke Malaysia pada tahun 2016 lalu untuk membela Melaka FC. Pencapaian Spasojevic sangat gemilang: Ia menorehkan 24 gol dalam semusim. Namanya lalu tercatat sebagai pencetak gol terbanyak kompetisi.

Cuma semusim berada di Malaysia, Spasojevic kemudian kembali ke Indonesia. Bhayangkara FC menjadi tim yang dibelanya selama setengah kompetisi. Bersama The Guardian, Spasojevic kembali moncer dengan torehan rata-rata 0,75 gol per pertandingan. Pada tahun tersebut, Spasojevic juga membawa Bhayangkara FC menjadi kampiun Liga 1.

Kebersamaan Spasojevic dan Bhayangkara tak bertahan lama. Sebab, Bali United datang untuk meminangnya pada musim 2018.

Kepergian Sylvano Comvalius membuat Bali United kehilangan goal getter. Apalagi, Bali United juga bertanding di Piala AFC. Banyaknya kompetisi membuat kedalaman skuad mesti perlu ditambah.

Spasojevic langsung moncer di musim perdananya dengan 'Serdadu Tridatu'. Total 13 gol dari 34 laga di semua kompetisi menjadi catatan bomber yang kini berusia 34 tahun. Musim berikutnya, yaitu tahun 2019, catatan gol Spasojevic meningkat menjadi 17 gol dan sukses membawa Bali United menjadi juara.

Kini, jumlah gol Spasojevic lebih baik lagi. Liga 1 musim ini sudah memasuki pekan ke-30, Spasojevic sudah membuat 20 gol dan menjadi top skorer sementara kompetisi. Tentu saja, catatan itu masih bisa bertambah seiring dengan performa Bali United yang tengah ganas.

***

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, membuat keputusan mengejutkan jelang Piala AFF 2020. Ia tak membawa Spasojevic ke turnamen regional tersebut. Keputusan itu membuat banyak pecinta sepak bola bertanya-tanya. Sebab, Spaso sedang bersinar bersama Bali United. Kemudian, penyerang yang dibawa Shin tak memiliki jumlah gol yang banyak bersama klub masing-masing.

Akan tetapi, Shin punya alasan. Salah satunya adalah gaya main Spasojevic yang tak masuk dengan skema yang diterapkan oleh juru latih asal Korea Selatan itu.

Shin lebih mengedapkan penyerang yang dinamis dan tak melulu berada di dalam kotak penalti. Begitu juga dengan para winger, mereka ditugaskan untuk sering melakukan penetrasi lalu tak sering melakukan umpan silang. Lihat saja catatan crossing winger Timnas di Piala AFF, hanya Irfan Jaya yang paling tinggi dengan jumlah 20 kali sepanjang turnamen.

Lalu, bagaimana gaya bermain Spasojevic?

Sebagai seorang penyerang, Spasojevic piawai dalam menempatkan posisi dan menuntaskan peluang. Kedua faktor itu yang membuat Spasojevic sering menuliskan namanya di papan skor.

Kelebihan Spasojevic itu ditunjang dengan peran dari lini kedua. Umpan-umpan yang apik dari kedua sisi akan memudahkan Spasojevic untuk mengoyak jala gawang lawan.

Bersama Bali United musim ini, Spasojevic sangat dimanjakan dengan akurasi umpan yang matang dari Eber Bessa, Stefano Lilipaly, hingga Privat Mbarga. Belum lagi full-back Bali United yang kerap aktif ke depan, yakni Made Andhika dan Ricky Fajrin.

Spasojevic juga ditunjang dengan tubuhnya yang tinggi dan kekar. Tak heran, Spasojevic kerap menjadi sasaran untuk umpan silang rekan-rekannya.

Bukan cuma menyerang yang menjadi perhatian Spasojevic. Ia bisa menjadi orang pertama yang melakukan pressing ke pemain belakang lawan yang hendak menguasai bola. Rata-rata 2 intersep dan 2,9 sapuan menjadi catatan Spasojevic sejauh ini.

***

Peluang Spasojevic untuk mengawinkan gelar top skorer dan juara Liga 1 musim ini terbuka sangat lebar. Apalagi, permainan Bali United sangatlah konsisten menuju akhir dari kompetisi.

Bukan tak mungkin juga Shin akan melunak dan memanggil Spasojevic untuk membela Timnas Indonesia di babak Kualifikasi Piala Asia 2023 Juni mendatang. Bisa saja Spasojevic menjadi second plan dari taktik eks pelatih Korea Selatan di Piala Dunia 2018 lalu.