Perkenalkan, Namanya Cole Palmer

Cole Palmer merayakan gol ke gawang Brugge (Instagram/@colepalmer10).

Belum juga selesai Phil Foden berkembang, Manchester City sudah memiliki anak ajaib baru yang siap meledak dalam beberapa tahun ke depan. Cole Palmer namanya dan kecerdasan adalah senjata utamanya.

Belum juga selesai Phil Foden berkembang, Manchester City sudah memiliki anak ajaib baru yang siap meledak dalam beberapa tahun ke depan. Cole Palmer nama bocah itu. Namun, kendati saat ini dia begitu dipuja dan diharapkan pendukung City untuk menjadi bintang masa depan klub, Palmer pertama kali mencuat ke permukaan karena sebuah kegagalan.

Palmer masih berusia 16 tahun ketika dipercaya menjadi pemain pengganti di final Piala FA Junior 2019. Manchester City berhadapan dengan Liverpool pada pertandingan itu. Unggul lebih dulu lewat Nabil Touaizi di pengujung babak pertama, City kebobolan pada menit ke-86. Pertandingan pun mesti dilanjutkan ke perpanjangan waktu.

Palmer masuk lapangan pada masa perpanjangan waktu itu. Tak banyak waktu yang tersisa bagi Palmer untuk mengubah hasil pertandingan; hanya 10 menit. Namun, pelatih City, Gareth Taylor, sepertinya memang tidak memasukkan Palmer untuk mengubah hasil di perpanjangan waktu. Palmer disiapkan Taylor untuk menjadi salah satu eksekutor di adu penalti.

Piala FA Junior adalah ajang bergengsi. Dari kompetisi ini lahir banyak sekali pemain besar, mulai dari George Best, David Beckham, Frank Lampard, Michael Owen, Steven Gerrard, Wayne Rooney, sampai Gareth Bale. Itulah mengapa kemenangan di partai puncak sangatlah berharga bagi para pemain yang berlaga.

Celaka bagi Palmer, dia menjadi satu-satunya penendang City yang gagal pada laga itu. Liverpool pun berhak atas gelar juara. Kegagalan Palmer itu sempat memunculkan kekhawatiran. Jangan-jangan, Palmer nantinya akan terpuruk dan gagal berkembang sesuai harapan. Jangan-jangan, dia bakal layu sebelum berkembang.

Namun, kenyataannya tidak begitu. Justru sebaliknya. Apa yang terjadi pada final Piala FA Junior 2019 itu hanyalah catatan kaki dari perjalanan karier Palmer. Kegagalan itu hanyalah anekdot minor baginya. Sebab, Palmer saat ini telah menjelma menjadi salah satu prospek muda paling panas di Premier League.

Setahun setelah kegagalan di final Piala FA Junior itu, Palmer sudah diminta Pep Guardiola untuk berlatih bersama tim senior Manchester City. Musim lalu pun Palmer sudah dipercaya menjalani debut tim utama ketika Manchester City mengalahkan Burnley 3-0 di ajang Piala Liga. Tak sampai situ, debut Liga Champions juga dirasakan Palmer dalam pertandingan fase grup kontra Olympique Marseille.

Kedua pertandingan itu terjadi pada paruh pertama musim 2020/21 dan, setelah itu, Palmer memang tidak terlihat lagi. Statusnya adalah anggota Elite Development Squad (EDS) yang berlaga di Premier League 2 dan di sanalah Palmer menghabiskan musimnya. Premier League 2 merupakan kompetisi penjembatan antara akademi dan tim senior. Musim lalu, Palmer membawa City juara di kompetisi ini.

Di laman resmi Manchester City, Palmer sudah tidak lagi terdaftar sebagai anggota EDS. Dia sudah dianggap jadi bagian dari tim utama. Tak mengherankan, memang, karena musim ini Palmer makin sering tampil bersama tim senior. Palmer pun tak terlihat canggung. Dia sudah bisa menyumbang dua gol musim ini dan sudah tampak nyaman bermain dengan bintang-bintang macam Riyad Mahrez dan Raheem Sterling.

Gol pertama Palmer untuk tim senior City tercipta pada ajang Piala Liga menghadapi Wycombe Wanderers, akhir September lalu. Masuk menggantikan Ferran Torres pada menit ke-72, Palmer melesakkan gol indah pada menit ke-88. Menyusul aksi solo run, pemuda 19 tahun itu melepaskan tendangan lengkung ke pojok kanan bawah gawang Wycombe dari luar kotak penalti. City menutup laga dengan kemenangan 6-1.

Kemudian, gol kedua Palmer partai Liga Champions menghadapi Club Brugge. Palmer yang turun pada pertengahan babak kedua cuma perlu tiga menit untuk mengonversi umpan Sterling menjadi gol. Lagi-lagi, Palmer mencetak gol lewat tendangan lengkung kaki kiri dari luar kotak penalti.

Sebelum pertandingan menghadapi Brugge, Palmer menorehkan sebuah catatan spesial. Pada 16 Oktober, dia dipercaya Guardiola bermain di Premier League menghadapi Burnley. Nah, setelah laga kontra Burnley itu, Palmer masih turun pada pertandingan Premier League 2 menghadapi Leicester City. Palmer mencetak hat-trick untuk EDS pada pertandingan tersebut.

Pertanyaannya, mengapa Palmer masih harus memperkuat EDS jika dia sudah bukan lagi bagian dari EDS? Well, sederhana saja sebenarnya. Palmer memang punya potensi luar biasa besar. Akan tetapi, seperti dengan Foden dulu, Guardiola tidak mau terburu-buru mengorbitkan Palmer. Itulah mengapa, Palmer masih kerap "dipinjamkan" ke EDS asuhan Brian Barry-Murphy.

Usai Palmer mencetak gol ke gawang Club Brugge, Guardiola berkata bahwa "kamu tidak akan bisa menghasilkan makanan enak kalau kamu tidak menghabiskan waktu di dapur". Palmer masih harus mematangkan diri dan, untuk itu, dia perlu banyak menit bermain. Untuk saat ini, EDS-lah yang bisa memberikan banyak jam terbang untuk Palmer.

Meski begitu, pada Kamis (28/10/2021) dini hari WIB, Palmer akhirnya mendapat kesempatan turun sejak awal bersama tim senior City. Dalam pertandingan perdelapan final Piala Liga melawan West Ham United, dia dipercaya menghuni lini depan bersama Sterling dan Mahrez.

City gagal menang pada laga itu (mereka kalah 3-5 dalam adu penalti) dan Palmer pun tidak mencetak gol. Akan tetapi, penampilan Palmer tetap mengundang decak kagum. Dimainkan sebagai penyerang tengah, dia tampak sangat nyaman berkolaborasi dengan para pemain lain, terutama Sterling dan Mahrez. Seakan-akan, dia sudah menjadi bagian dari tim utama The Citizens selama bertahun-tahun.

Posisi asli Palmer bukanlah penyerang tengah. Di akademi dan EDS, dia lebih kerap beroperasi di sayap kanan. Sebagai pemain kidal, posisi itu memang menguntungkan Palmer dalam melakukan tusukan dan melepas tembakan. Akan tetapi, Palmer memang bukan pemain sayap tradisional. Dia mirip Foden yang bisa bermain di mana pun di lini depan.

Modal utama Palmer adalah kecerdasan. Hal ini sudah terlihat bahkan sejak Palmer masih kanak-kanak. Dalam wawancara dengan Manchester Evening News, pelatih Palmer di klub lokal NK Wythenshawe, Graeme Fowler, berkata, "Kecerdasannya berada jauh di atas pemain-pemain lain. Kemampuan teknisnya memang bagus tetapi aku punya banyak pemain dengan teknik bagus. Kecerdasanlah yang membuat dia menonjol."

"Waktu dia berumur tujuh dan delapan tahun, dia sudah bisa melakukan hal-hal yang bahkan tak bisa dilakukan anak umur 14 tahun. Dia mampu berpikir dengan sangat cepat di lapangan dan melihat apa yang tidak orang lain lihat. Hal itu, ditunjang dengan kemampuan teknisnya membuat dia sangat enak ditonton. Dia adalah pemain terbaik yang pernah kulatih," sambung Fowler.

Kecerdasan dan kecepatan berpikir ini kemudian menjadi modal berharga pula bagi Palmer di Manchester City. Apalagi, dia dilatih oleh Guardiola yang sangat menghargai kecerdasan. Berkat otaknya yang cemerlang, Palmer bisa dengan mudah beradaptasi dan bermain di mana saja, sebagai apa saja.

Selain cerdas, Palmer juga dikenal sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Bukti nyatanya adalah kesediaannya bermain untuk tim EDS City usai bertanding di Premier League tadi. Palmer masih mau berkubang di sepak bola level bawah meskipun sudah mencatatkan nama di level tertinggi karena dia tahu dia belum sepenuhnya jadi pemain tim utama. Maka, ketika EDS datang memanggil, Palmer tak mengeluh. Semua dia lakukan dengan penuh ketekunan.

Bagi Palmer, bermain untuk tim utama Manchester City sudah dipendamnya sejak masih bocah. Dia tumbuh besar sebagai pendukung City dan sekarang dia punya kesempatan besar untuk menjadi bintang masa depan klub. Dia sadar bahwa dia punya privilese dan itulah mengapa Palmer tak menyia-nyiakan apa yang dia miliki.

Apakah Palmer bakal jadi pemain besar nantinya, cuma waktu yang bisa menjawab. Yang pasti, dia memiliki segalanya untuk mewujudkan itu.

Catatan Penulis:

Telah terjadi perubahan dalam tulisan ini. Sebelumnya, disebutkan bahwa Cole Palmer mencetak hat-trick untuk EDS usai bertanding di Liga Champions menghadapi Club Brugge. Yang benar adalah Palmer mencetak hat-trick untuk EDS usai bertanding di Premier League menghadapi Burnley.