Persija dan Dua Sisi Bola Mati

Persija Jakarta. Foto: @persija

Bagi Persija, skema bola mati memiliki dua sisi: melenyapkan kemenangan dan sumber kemenangan. Selain itu, mereka juga punya masalah lain.

Angelo Alessio kecewa bukan main. Ia terheran-heran kenapa Persija Jakarta kebobolan dua gol via bola mati dan gagal meraih poin penuh saat melawan PSIS Semarang pada pekan kedua Liga 1 di Indomilk Sport Center Tanggerang, Minggu (12/9/21).

Persija unggul dua gol lebih dulu lewat sundulan Otavia Dutra pada masa injury time babak pertama dan sepakan Marko Simic pada menit ke-49. Kemenangan yang sudah mengetuk di depan pintu raib karena gol Hari Nur Yulianto menit ke-71 dan gol bunuh diri Rohit Chand tiga menit sebelum laga usai.

"Persija tak pantas kebobolan gol-gol seperti itu. Kami mempunyai banyak pemain berpengalaman. Ini laga yang aneh. Saya kecewa," kata Alessio usai laga Persija vs PSIS sebagaimana dilansir situs resmi Liga 1.

Ada beberapa kesamaan dari gol-gol yang dimaksud Alessio. Pertama, gol bermula dari bola mati. Kedua, letak tendangan bebas PSIS sama-sama berada di sebelah kanan pertahanan Persija. Ketiga, eksekutor kedua tendangan bebas itu Jonathan Eduardo Cantillana Zorrila.

Sebelum bola benar-benar masuk ke dalam gawang Andritany Ardhiyasa, kemelut terjadi. Jika gol pertama kemelut hadir usai Andritany gagal menangkap bola dengan sempurna, gol kedua berawal dari haluan Yann Motta yang justru mengenai Rohit Chand.

Apabila melihat gol-gol PSIS, antisipasi bola mati menjadi salah satu problem Persija. Padahal, lini belakang Persija disesaki oleh pemain-pemain sarat pengalaman yang punya kemampuan duel udara mumpuni. Selain Yann Motta dan Dutra, Persija memiliki Marco Motta yang siap mengantisipasi bola-bola atas.

Kontradiksi itulah yang kemudian membuat Alessio terkejut dan kecewa. Kegagalan mengantisipasi bola mati itu juga yang membikin Persija belum meraih satu kemenangan dalam dua laga Liga 1. Pada pekan pertama, Persija bermain imbang 1-1 dengan PSS Sleman.

Bagi Persija, skema bola mati memiliki dua sisi. Satu sisi, skema itu bisa meneror dan melenyapkan kemenangan. Di sisi lain, skema bola mati bisa menjadi sumber gol Macan Kemayoran. Dua dari tiga gol Persija musim ini berasal dari skema tersebut.

Selain memiliki pemain yang jago dalam duel udara, Persija punya eksekutor bola mati yang andal, seperti Riko Simanjuntak dan Rezaldi Hehanusa. Gol pertama Persija musim ini saat berlaga melawan PSS pun bermula dari kaki Rezaldi.

Ketika laga memasuki menit ke-17, Rezaldi menyodorkan umpan melengkung ke dalam kotak penalti. Bola berhasil disundul Simic dan melesat ke gawang PSS. Ega Rizky memang sigap menepis bola. Namun, bola muntah di depan gawang berhasil diteruskan Yann Motta.

Skema sepakan pojok Persija tergolong mengerikan. Riko yang biasa menjadi eksekutor tahu betul ke mana bola harus diarahkan, entah itu Marco Motta, Simic, dan Dutra. Sedangkan Yann Motta bertugas membuka ruang bagi Dutra untuk bergerak.

Dutra dan Yann Motta selalu berdempetan di kotak penalti lawan saat sepakan pojok. Yann Motta di depan. Dutra di belakang. Selain gol yang dicetak Dutra, Persija beberapa kali mampu memenangi duel-duel dari skema sepakan pojok.

Minim Kreativitas

Di bawah kepelatihan Alessio, Persija mengandalkan sisi sayap untuk melancarkan serangan. Kegesitan Riko masih menjadi senjata Persija untuk mencetak gol. Pemain bernomor punggung 25 itu tampil cukup mengesankan.

Selain piawai meliuk-liukkan badan untuk masuk kotak penalti lawan, Riko mahir menyodorkan umpan silang. Saat melawan PSIS, daya ledak Riko turut ditopang oleh Osvaldo Haay. Eks pemain Persipura Jayapura itu selalu berlari ke arah Riko menggiring bola.

Kombinasi umpan satu-dua Riko dan Osvaldo pun terbilang baik. Selain itu, kehadiran Osvaldo membuat ruang gerak maupun ruang umpan Riko semakin luas. Dua bek sayap Persija rutin bergerak ke depan untuk mengover Riko.

Namun, Persija musim ini masih minim kreativitas. Dua gelandang mereka, Rohit Chand dan Tony Sucipto, jarang melakukan progesi serangan. Rohit beberapa kali menempatkan diri lebih ke depan, tapi ia tak punya umpan-umpan memanjakan khas gelandang nomor 10.

Persija pun menerapkan permainan direct. Dua bek bertahan mereka, Dutra dan Yann Motta, bertugas melakukan progresi serangan. Ada dua skema yang dominan dilakukan Persija dalam melancarkan serangan.

Pertama, bola langsung diarahkan ke pemain sayap atau langsung menuju pertahanan lawan. Kedua, bek tengah akan menyodorkan umpan ke bek sayap yang bergerak lebih ke depan. Setelah itu, bola akan disodorkan ke pemain sayap.

Jika dua skema tersebut gagal, Persija tidak mempunyai opsi lain. Dengan begitu, lawan pun akan mudah membaca arah bola dan mengantisipasi serangan Persija. Lawan biasanya akan menumpuk pemain di sayap untuk unggul jumlah atas pemain-pemain Persija.

Meski bermain bagus, Rohit dan Tony tidak berorientasi untuk memegang bola, memainkan umpan-umpan pendek, maupun menyodorkan umpan diagonal ke sisi kanan maupun kiri. Hal itu terlihat dari gap umpan sukses Rohit dan Tony dengan Dutra dan Yann Motta.

Mengacu Lapang Bola, jika diakumulasikan, Rohit dan Tony mencatatkan 41 umpan sukses saat laga melawan PSS. Sedangkan Dutra seorang saja merangkum 49 umpan sukses. Sementara Yann Motta melakukan 43 umpan sukses.

Pada laga kedua melawan PSIS pun catatan umpan sukses Rohit dan Tony jauh lebih sedikit ketimbang Dutra dan Yann Motta. Jika digabungkan, Rohit dan Tony mencatatkan 73 umpan sukses, sedangkan Dutra dan Yann Motta merangkum 105 umpan sukses.

Persoalan kreativitas tersebut belum ditambah dengan kedalaman skuad. Ada gap yang cukup lebar antara pemain inti dengan pemain cadangan, khususnya yang berposisi sebagai gelandang tengah. Pelapis gelandang tengah Persija masih terlalu muda dan minim pengalaman.

Kepergian Marc Klok memang meninggalkan beberapa lubang yang masih belum dapat ditambal, terutama urusan progresi serangan. Namun, Alessio paham betul apa yang harus dilakukan untuk mengatasi dua problem Persija di awal-awal musim.

Perbaikan-perbaikan sudah pasti dilakukan. Selain skema menyerang dan bertahan yang terus diasah dan dicari alternatifnya, porsi latihan terkait ball possession pun ditingkatkan. Sekarang kita tinggal menunggu saja hasil dari perbaikan-perbaikan yang sudah dilakukan. Paling dekat, mari kita lihat hasil laga Persija vs Persipura pada pekan ketiga Liga 1.