Prediksi Piala Dunia 2022 versi The Flanker

Foto: FIFAWorldCup

Siapa yang akan jadi juara? Pemain terbaik? Top-skorer? Tim paling mengejutkan? Para penulis The Flanker memberikan prediksinya di sini.

Piala Dunia 2022 akan dimulai hari ini. Edisi kali ini memang memiliki banyak kontroversi. Piala Dunia paling problematik. FIFA dan Qatar berutang banyak hal, kudu bertanggung jawab atas berbagai persoalan yang ada.

Sebagai penonton, dilema jelas ada. Piala Dunia edisi ini seolah belum layak untuk dilangsungkan. Namun, di sisi lain, penampilan pemain dan tim-tim peserta di atas lapangan jadi tontonan yang sudah lama dinantikan. Yang pasti, jika memutuskan membuka mata atas apa yang terjadi di atas lapangan, tak patutlah jika lantas menutup mata untuk apa yang terjadi di luar lapangan–atas apa yang terjadi di balik Piala Dunia 2022 ini.

Well, selamat menonton dan, sebelum masuk ke dalam gemuruhnya, kami ingin membuat prediksi tentang apa-apa yang mungkin terjadi di Piala Dunia 2022. Soal tim mana yang akan keluar jadi juara, pemain mana yang akan mencetak gol paling banyak, sampai tim mana yang akan mengecewakan penonton dan suporternya. Silakan disimak:

  • Siapa yang Akan Jadi Juara?

Rossi Finza Noor: Argentina - Melihat form sebelum turnamen, penampilan Lionel Messi di level klub musim ini, dan fleksibilitas taktik yang diterapkan oleh Lionel Scaloni, sulit untuk tidak menjagokan Argentina.

Marini Saragih: Argentina. Skuad komplet dari depan sampai belakang. Argentina memang bukan Lionel Messi doang, tapi dia beneran bisa mengutilisasi Messi jadi mematikan banget. Terlepas dari Messi, yang bikin ngeri itu lini tengahnya. Duet petarung Rodrigo De Paul dan Paredes bisa jadi 'bodyguard' buat dua pemain depan. Kreativitasnya bertumpu sama Di Maria dan Mac Allister. Btw, di antara semua pemain di skuad Argentina, aku sangat menantikan Mac Allister.

Bergas Brillianto: Belanda. Skuad Belanda mungkin kalah mentereng ketimbang Jerman, Brasil, Argentina, atau Prancis. Namun, Belanda memiliki skuad yang paling seimbang. Dan keseimbangan adalah satu hal yang dibutuhkan untuk jadi kampiun Piala Dunia. Serta jangan lupa, tim ini dilatih Louis van Gaal yang kaya pengalaman (dan pragmatis).

Billi Pasha: Argentina. Entah kapan terakhir kali Argentina semeyakinkan ini. Mereka telah melewati 36 pertandingan tanpa kekalahan. Copa America dan La Finalissima juga sukses mereka dimenangkan. Ini momentum sempurna bagi Lionel Messi untuk kian mengukuhkan diri. Sekarang atau tidak sama sekali.

Abrar Firdiansyah: Argentina. Pemain lebih merata daripada pas masuk final di 2014 dan 36 laga unbeaten.

Zain: Belanda. Materi skuad yang dibawa sangat solid dari bek hingga striker kendati di tengah kehilangan Gini Wijnaldum. Marten de Roon, Frenkie de Jong dan Teun Koopmeiners bisa menambal ketiadaan eks pemain Liverpool itu.

Okky Ardiansyah: Argentina. Setelah menasbihkan diri sebagai juara Copa America 2021, daya ledak Argentina konsisten cukup besar. Itu belum ditambah dengan catatan oke. Ya, mereka nihil kekalahan sejak keok 0-2 dari Brasil pada 2019.

Arif Utama: Argentina, karena kekuatan skuat yang merata dan faktor Piala Dunia terakhir untuk Lionel Messi.

Angga Septiawan: Brasil: Ketimbang 4 tahun lalu, skuat Brasil lebih merata di semua lini. Beberapa uji tanding jelang Piala Dunia juga memberi kesan bahwa Brasil tahun ini jauh lebih kolektif. Yang makin berbahaya, banyak pemain yang sedang dalam performa terbaiknya.

  • Tim Kejutan?

Rossi Finza Noor: Uruguay - Kalau melihat perjalanan sejak 2010, sebetulnya, sih, tidak mengejutkan bila nanti Uruguay tampil apik. Dengan torehan relatif bagus sepanjang 2022, Uruguay bisa sekali lagi menyeruak di antara nama-nama unggulan.

Marini Saragih: Uruguay. Lini belakangnya agak mengkhawatirkan, tapi tengah dan depannya meyakinkan. Duet Valverde dan Bentancur bisa memantik kreativitas plus kasih keseimbangan dalam permainan. Duet Darwin Nunez dan Luis Suarez sepertinya bakal gacor.

Bergas Brillianto: Swiss. Perjalanan panjang seperti di Piala Eropa 2020 lalu bisa berlanjut. Tim ini memang berada di grup yang relatif berat, tapi kans jadi runner-up besar dan itu berarti mereka akan mendapat bagan yang menguntungkan.

Billi Pasha: Qatar. Tampil sebagai tuan rumah tentu menjadi nilai plus tersendiri bagi Qatar. Tak ada yang lebih mengenal kondisi lapangan, iklim, dan cuaca di sana selain Akram Afif cs. So, ada kemungkinan Qatar bakal lolos dari fase grup. Meski, ya, tak menutup kemungkinan menjadi tim mengejutkan dalam konteks lainnya: bakal jadi lumbung gol saking payahnya.

Abrar Firdiansyah: Serbia. Bisa jadi kayak Kroasia di Piala Dunia 2018 karena saat ini memiliki banyak pemain yang sedang on-fire.

Zain: Uruguay. Luis Suarez dan Edinson Cavani sudah berada di puncak kariernya. Akan tetapi, Uruguay hadir dengan pemain-pemain muda yang punya karier menjanjikan. Ya, semifinal bisalah.

Okky Ardiansyah: Senegal. Skuad asuhan Alou Cisse tersebut menjadi kuda hitam di Piala Dunia 2022 Qatar. Selain keberhasilan merengkuh trofi Piala Afrika 2021, Senegal punya pemain-pemain kelas dunia di setiap lini. Itu juga yang membuat saya pede bahwa Senegal setidaknya bisa menembus semifinal pesta sepak bola terakbar.

Arif Utama: Wales. Ini tim biasa aja sebenarnya secara sekilas, tapi daya juangnya luar biasa -- plus Bale yang hampir selalu kesetanan kalau di sepak bola internasional. #YWalGoch

Angga Septiawan: Denmark: Denmark adalah salah satu tim paling meyakinkan sepanjang babak kualifikasi. Pendekatan bermain yang ngotot dan cepat sangat mungkin bisa menjadi kunci untuk mengulang cerita manis Kroasia empat tahun silam.

  • Yang Akan Mengecewakan?

Rossi Finza Noor: Qatar - Bukan timnasnya, tetapi negaranya.

Marini Saragih: Prancis. Mereka kehilangan banyak pemain penting. Keputusan Didier Deschamps buat ganti 4-2-3-1 menjadi 3-4-1-2--kemungkinan besar karena absennya N'Golo Kante dan Paul Pogba--saja sudah membuka cela (waktu lawan Denmark). Pagi tadi ditambah kabar bahwa Karim Benzema enggak bisa main sama sekali.

Bergas Brillianto: Portugal. Si toxic, Cristiano Ronaldo, akan kembali bikin timnya jadi lebih buruk.

Billi Pasha: Prancis. 
Ini bukan semata karena kutukan juara bertahan—yang selalu kandas di tiga edisi Piala Dunia sebelumnya. Alasannya, ya, karena skuad Prancis yang rada pincang. Mereka tidak diperkuat N'Golo Kanté dan Paul Pogba. Ditambah lagi, Karim Benzema yang baru saja dipulangkan karena cedera.

Abrar Firdiansyah: Spanyol. Sebab, Luis Enrique tidak memanggil banyak pemain yang sedang on fire.

Zain: Inggris. Materi pemain yang dibawa sungguh mengkhawatirkan. Selain itu, Inggris juga dibebani ekspektasi yang tinggi dari para suporter dan medianya.

Okky Ardiansyah: Prancis. Berstatus sebagai juara bertahan bukan jaminan bagi Prancis untuk melangkah jauh di Piala Dunia 2022. Daftar pemain cedera yang terus bertambah seperti tanda-tanda mereka tidak akan banyak berbicara. Teraktual, Karim Benzema yang sedang tajam-tajamnya. Tapi, ini hanya prediksi ya. Jangan marah-marah.

Arif Utama: Prancis. Badai cedera menjelang turnamen dan tekanan besar sebagai juara bertahan. Bisa jadi kandas di fase grup.

Angga Septiawan: Prancis: Tentu bukan karena mitos juara bertahan. Prancis tahun ini dalam kondisi pincang karena banyak pilar yang absen, termasuk Kante dan Pogba. Absennya dua nama itu bikin Prancis tidak punya pemain dengan daya jelajah tinggi sekaligus pemain yg bisa melepaskan umpan2 tak terduga.

  • Pemain Terbaik Turnamen?

Rossi Finza Noor: Lionel Messi - Di antara tim-tim Argentina sepanjang masa kariernya, rasanya inilah yang paling melengkapi satu sama lain. Messi tidak hanya bisa menjadi pencetak gol, tetapi juga kreator—sesuatu yang bisa membuatnya bersinar di turnamen kali ini.

Marini Saragih: Lionel Messi.

Bergas Brillianto: Virgil van Dijk. Orang yang akan membuat Messi tak berkutik di babak perempat final dan sosok yang akan menghentikan pemain-pemain depan Brasil di babak semifinal.

Billi Pasha: Lionel Messi. Well, ini karena saya sudah menuliskan Argentina sebagai calon juara. Toh, kalaupun tidak terpilih, siapa pula yang akan menafikan status Lionel Messi sebagai pemain terbaik di dunia saat ini?

Abrar Firdiansyah: Lionel Messi. Ini bakal jadi Piala Dunia terakhirnya.

Zain: Virgil van Dijk. Menjabat ban kapten Belanda, Van Dijk akan jadi sosok sentral selama turnamen. Pemain Liverpool itu menjadi tembok tangguh belanda bersama Matthijs de Ligt dan Nathan Aké.

Okky Ardiansyah: Lionel Messi. Emang, Messi tidak tampil segarang dulu. Tapi, performanya masih sangat teramat menjanjikan jika berseragam Argentina. Ia akan jadi pusat dari permainan Argentina. Ada banyak pemain yang siap menopang Messi untuk berdiri tegak di Piala Dunia 2022.

Arif Utama: Kevin De Bruyne.

Angga Septiawan: Neymar: Neymar musim ini bertransformasi menjadi pemain yang lebih efektif. Efektivitas itu bisa menjadi kunci lini depan Brasil yang tahun ini didominasi nama-nama muda.

  • Top-Skorer?

Rossi Finza Noor: Harry Kane - Rekor di turnamen sebelumnya rasanya bakal terulang mengingat Kane juga belum kehilangan ketajamannya di level klub, tepat sebelum Piala Dunia berlangsung.

Marini Saragih: Antara Lionel Messi atau Neymar. Keduanya sama-sama ditopang skuad yang mumpuni. Kalau harus milih salah satu, sepertinya bakal Messi. Dia bahkan terlibat bikin 9 gol dalam 7 laga bareng Argentina di Copa America, kan?

Bergas Brillianto: Nicklas Füllkrug. Cadangan di awal-awal, lalu jadi andalan sampai final.

Billi Pasha: Lautaro Martinez. Argentina tergabung dalam grup yang relatif enteng. Lebih-lebih lagi ada Arab Saudi di situ. Coba ingat mengapa Miroslav Klose sukses jadi topskorer Piala Dunia 2002. Ya, Jerman tergabung satu grup dengan Arab Saudi dan ia mencetak trigol ke gawang mereka. Lautaro Martinez mungkin saja melakukan hal yang sama.

Abrar Firdiansyah: Lionel Messi. Tumpuan Argentina.

Zain: Lionel Messi. Messi sepertinya bakal ngegas buat cetak gol di fase grup. Apalagi, Argentina berada di grup yang tak terlalu sulit.

Okky Ardiansyah: Eric Maxim Choupo-Moting. Tua-tua keladi. Semakin tua, semakin jadi. Pernyataan itu bisa menggambarkan ketajaman pria 33 tahun tersebut. Sudah sembilan gol yang ia rangkum bersama Bayern Muenchen di Bundesliga dan Liga Champions. Sepertinya, ketajamannya agar berlanjut di Piala Dunia 2022. Postur tinggi, penyelesaian akhir, dan kecepatan, adalah modal krusial bagi Choupo-Moting.

Arif Utama: Thomas Mueller.

Angga Septiawan: Harry Kane: Melihat performanya musim ini, gelar topskorer bisa menjadi miliknya, terlebih ia disokong para pemain yg lebih baik daripada level klub. Melihat peta persaingan babak grup, bukan tidak mungkin ia langsung menggila sejak awal.

  • Pemain Muda Terbaik?

Rossi Finza Noor: Jude Bellingham - Pernah melihat pemuda 19 tahun menggotong klubnya sendirian? Ya, Jude Bellingham ini. Mudah-mudahan, sih, Gareth Southgate cukup peka untuk memberikannya menit bermain yang banyak di turnamen kali ini.

Marini Saragih: Gavi. Luwes banget dalam merancang serangan melalui umpan-umpan pendek, menghubungkan lini belakang-depan, mengisi ruang-ruang kosong, dan sesekali menambah daya gedor tim dengan melepaskan tembakan dari luar kotak penalti.

Bergas Brillianto: Jude Bellingham. Dia akan menggendong Inggris. Bellingham bisa jadi pencetak gol alternatif, juga jadi pencipta peluang ulung.

Billi Pasha: Cody Gakpo. Performanya ugal-ugalan di PSV musim ini. Ia memimpin daftar topksorer dan assist di Eredivisie lewat 9 gol dan 12 assist. Gakpo bakal bawa bekal mentereng itu bersama De Oranje di Piala Dunia kali ini.

Abrar Firdiansyah: Vinicius Jr. Musim ini sedang ngeri-ngerinya.

Zain: Jamal Musiala. Gagal dapat trofi pemain muda terbaik bisa membakar semangat Musiala. Pemain Bayern Muenchen ini akan jadi tumpuan Jerman selama Piala Dunia 2022 berlangsung.

Okky Ardiansyah: Vinicius Junior. Usianya baru 22 tahun. Namun, capaiannya bersama Real Madrid sudah luar biasa. Performanya pun terus membaik. Setelah diragukan banyak pihak, ia mampu menuntaskan permasalahannya soal penyelesaian akhir. Itu terlihat dari rangkuman golnya yang mencapai 17 gol pada musim lalu di La Liga. Selain tajam, ia juga bisa menjadi perusak barisan pertahanan lawan via dribel-dribel cepat.

Arif Utama: Federico Valverde diitung muda gak sih? Kalau ngga, ya, Jamal Musiala berarti haha

Angga Septiawan: Jamal Musiala: 2022 adalah tahunnya Musiala. Piala Dunia juga bisa menjadi miliknya jika melanjutkan performa serupa. Apalagi, Hansi Flick mengindikasikan bahwa salah satu spot starting 11 akan jadi milik pemain Bayern Muenchen itu.