Robert Lewandowski sebagai Übermensch

Foto: Instagram _rl9

Teman Dortmund-nya memanggil dengan nama "The Body" karena kemampuan fisiknya. Sementara, mantan pelatihnya, Leo Beenhakker, menyebut bahwa ia "mentally perfect".

Akan ada suatu waktu untuk kita tahu bahwa sepak bola adalah soal komitmen dan cara mewujudkannya.

Pada usia 35 tahun, Cristiano Ronaldo masih tetap seperti dulu. Ia masih memiliki kekuatan fisik dan kemampuan teknik di atas rata-rata. Di luar pertandingan dan latihan tim, banyak waktu yang ia habiskan untuk berlatih di rumah.

Menurut beberapa teman dekat, Ronaldo menghabiskan tiga sampai empat jam berlatih kardio di rumah. Latihan ini dibarengi dengan diet ketat dan makan dalam waktu yang telah ditentukan oleh nutrisionis pribadinya.

Selain Ronaldo, Zlatan Ibrahimovic juga menjadi pesepak bola yang memiliki komitmen tinggi di luar lapangan. Setelah hidup serampangan di masa muda, Ibrahimovic coba mengatur ulang hidupnya dengan makanan yang lebih bergizi.

Di luar nama Ronaldo dan Ibrahimovic, Robert Lewandowski tampaknya perlu diberi tempat khusus. Seperti mereka, Lewandowski juga punya komitmen luar biasa soal sepak bola.

***

Pertemuan antara Borussia Dortmund dan Real Madrid, pada 2013, mungkin menjadi salah satu momen paling memalukan bagi Sergio Ramos. Pada pertandingan itu, ia diberi tugas oleh Jose Mourinho untuk memberi pengawalan khusus kepada Lewandowski.

Semua pekerjaan kotor dilakukan Ramos hari itu --menarik kaus, memberi sikutan di wajah, hingga dorongan saat duel udara. Namun, tak ada satu aksinya yang dibalas oleh Lewandowski dengan emosi. Justru sebaliknya, Lewandowski menutup laga itu dengan empat gol.

Kelakuan Ramos membuat pelatih Dortmund kala itu, Juergen Klopp, kesal. Ia menghitung, Ramos melakukan tujuh pelanggaran keras dan semuanya layak dihukum dengan kartu. Di sisi lain, Klopp menjuluki Lewandowski dengan sebutan Übermensch.

Übermensch adalah istilah dalam Bahasa Jerman yang ditenarkan oleh filsuf Friedrich Nietzsche. Übermensch digunakan untuk menjelaskan seseorang yang memiliki kemampuan berperilaku berbeda dengan mayoritas dan keahlian untuk bersikap disiplin. 

Übermensch tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga memiliki mental yang kuat; ia punya keyakinan penuh akan apa yang ia lakukan dan kemampuan untuk mewujudkannya.

Cara Lewandowski berperilaku dan bersikap tidak muncul secara tiba-tiba. Dalam wawancara dengan Bild, komitmennya dalam berkarier berubah saat ayahnya meninggal. “Sejak itu motivasiku bertambah. Aku merasa ia selalu ada di setiap latihan yang kulakoni.”

Di luar mental, bakat Lewandowski sebenarnya memang di dunia olahraga. Ayahnya adalah mantan atlet judo level nasional. Sementara, ibunya, adalah mantan atlet voli yang kenyang pengalaman bertanding di kelas dunia.

Perpaduan bakat dan mental membuat jalan Lewandowski ke jalur sepak bola profesional terbilang mudah di awal. Di tiga klub profesional pertamanya, ia rutin bermain sejak menit pertama dan mencetak gol.

Masalah terbesar Lewandowski di awal karier adalah ia tak punya banyak keberuntungan. Salah satunya saat ia gagal bergabung dengan Blackburn Rovers pada musim panas 2010 karena peristiwa gunung meletus yang membuat adanya larangan penerbangan keluar dan masuk Inggris.

Ketidakberuntungan lain yang menimpa Lewandowski adalah saat ia pertama kali datang ke Dortmund. Di skuat Dortmund saat itu, ia menjadi satu-satunya pemain yang sama sekali tidak memahami Bahasa Jerman karena mayoritas waktunya dihabiskan dengan pemain-pemain asal Polandia.

Sejak itu, alur nasib Lewandowski di Dortmund berubah. Musim demi musim ia habiskan dengan bermain secara reguler. Pun demikian dengan catatan total golnya yang selalu di atas 25. Per musim panas 2014, ia memutuskan hijrah ke Bayern Muenchen.

Status Bayern yang lebih tinggi ketimbang Dortmund tidak membuatnya lupa diri. Sadar bahwa persaingan di tim besar kian kompetitif, ia mencoba banyak gaya hidup dan pola latihan baru untuk mendukung penampilannya di atas lapangan.

Menurut Anna Lewandowska, istri yang juga menjadi analis kesehatannya, gaya hidup Lewandowski banyak mengalami perubahan dibandingkan sejak datang di Jerman. Contohnya, pola makan. Ia tidak makan makanan yang digoreng dan mengandung gula putih.

Pola tidur juga jadi kebiasaan yang berubah dari Lewandowski. Ia tidak hanya pilih-pilih jenis kasur, posisi tidur, dan kudapan sebelum tidur. Namun, juga menerapkan larangan menggunakan lampu berwarna tertentu karena dapat membuat tidur tidak lelap.

Saat dipegang oleh Pep Guardiola, Lewandowski juga meminta izin untuk mengadakan sesi latihan khusus di luar latihan tim. Menurutnya latihan ini ditujukan untuk memperkuat konsentrasi dan kondisi fisik yang mungkin tidak didapatkan pada latihan tim.

Lewandowska juga mengatakan bahwa suaminya selalu meminta pendapat mengenai permainannya di atas lapangan. “Ia tak pernah punya rasa puas. Sekali pun ia mencetak dua gol. Ia jujur mengenai penampilannya dan itu bukti bahwa ambisinya memang besar,” katanya.

***

32 tahun seakan hanya menjadi angka bagi Lewandowski. 8 November lalu, ia bahkan mencetak gol ke-24 di Der Klassiker sekaligus gol ke-259 dalam 300 laga resminya bersama Die Roten.

Tak ada yang tahu sampai kapan penampilan impresif Lewandowski ini akan berlanjut. Saat diwawancara oleh The Guardian, ia hanya berkata, “Aku tak peduli karierku akan sejauh mana. Aku hanya berpikir bagaimana caranya tetap fit sampai lima atau enam tahun ke depan.”