Satu Upamecano, Dua Tiga Pulau Terlampaui

Foto: Instagram @upamecano_5

Upamecano adalah bek tengah yang komplet. Ia memiliki kecepatan, kuat, serta lihai membangun serangan dari bawah.

Bayern Muenchen menyerang seperti tim terbaik di dunia, tetapi bertahan bak tim amatiran. Sementara lini depan mampu menceploskan 78 gol, lini belakang sudah bobol sebanyak 35 kali dalam 26 laga Bundesliga 2020/21. Keduanya sama-sama menjadi rekor tim: Tertinggi dalam 10 tahun terakhir.

Yang bisa dibanggakan cuma aspek pertama. Aspek lain, lini belakang, tak ubahnya aib. Berulang kali Hansi Flick memperbaikinya, tetapi tak kunjung teratasi. Kemenangan 4–0 atas Stuttgart pada Sabtu (20/3) bahkan jadi clean sheet pertama Bayern dalam dalam tujuh laga.

Saking parahnya aspek tersebut, Flick hampir selalu dicecar pertanyaan seputar pertahanan. Pada banyak kesempatan, Flick kerap menjawabnya dengan kalimat yang relatif sama: Hindari kehilangan bola di area berbahaya, rapatkan jarak, lalu tutup ruang sesegera mungkin.

Ditambah dengan penerapan jebakan offside, semua itu adalah cara Flick untuk mengatasi masalah lini belakang timnya. Namun, ada satu aspek lagi yang mesti mereka perbaiki: Kecepatan, hal yang juga kerap digunakan para pengamat tiap kali mengkritik pertahanan Bayern.


Kecepatan penting mengingat Bayern menggunakan pendekatan bermain ekstrem. Karena selalu menerapkan garis pertahanan tinggi, Bayern rentan terhadap serangan balik yang cepat dari lawan. Namun, satu-satunya pemain belakang yang punya kecepatan oke adalah Alphonso Davies.

Masalah ini sebetulnya sudah dialami Bayern sejak musim lewat. Ketika Niko Kovac mengkritik Mats Hummels, pangkalnya adalah kecepatan. Yang jadi pembeda, Bayern pada era Kovac bermain lebih hati-hati. Beda halnya dengan era Flick yang ekstrem dan punya garis pertahanan super tinggi.

Itulah mengapa lini belakang Bayern gampang terekspos, bahkan saat menghadapi Holstein Kiel. Itu juga alasan mengapa Bayern mendatangkan Dayot Upamecano dari RB Leipzig. Kendati begitu, kecepatan bukan satu-satunya keunggulan yang bakal diperoleh Bayern dari bek tengah asal Prancis itu.

***

Bertahun-tahun lalu Upamecano tak ubahnya bocah labil yang bingung menentukan masa depannya. Jika akhirnya dia bermain di Bundesliga untuk RB Leipzig, salah satu sosok yang punya peran paling penting adalah Ousmane Dembele.

“Sebelum bergabung Leipzig, saya berbicara dengan Ousmane Dembele dan dia meyakinkan saya, ‘mereka akan memainkan kamu di sini’,” kenang Upamecano yang waktu itu berusia 18 tahun.

Upamecano dan Dembele memang kawan dekat sekaligus tinggal di rumah yang berdekatan. Bersama-sama keduanya sudah menggilai sepak bola sejak kanak. Lapangan kecil dan jalanan sekitar Evreux, salah satu kota di bagian utara Prancis, jadi arena bermain terbaik bagi mereka.

Keduanya juga sama-sama ‘anak rumahan’. Yang berbeda adalah alasan di baliknya. Jika Dembele keranjingan video game, Upamecano tak terlalu sering keluar rumah karena dia pendiam sekaligus pemalu. Hingga masa bocahnya berakhir, hal demikian masih terlihat.

Eks pelatih Leipzig, Ralph Rangnick, yang menceritakan kisah itu. Dia pula yang pertama kali mengendus bakat besar Upamecano ketika bertugas sebagai direktur olahraga Red Bull Salzburg. “Dia anak yang baik, pendiam, pemalu. Tak ada yang negatif tentangnya,” ujar Rangnick.

Rangnick langsung terbius talenta Upamecano tatkala melihatnya berlaga untuk Valenciennes saat masih berusia 15 tahun. Rangnick mendatangi rumah orang tuanya, dua imigran dari Guinea-Bissau, untuk mengenal si pemain lebih jauh.

Rangnick mesti bersaing dengan Manchester United. Namun, Upamecano dan orang tuanya setuju memilih Austria. Mula-mula ia bermain untuk Liefering, feeder club-nya Salzburg di divisi kedua sebelum akhirnya benar-benar bergabung dengan Salzburg.

Tak sekalipun Upamecano merasakan sentuhan langsung Rangnick sebagai pelatih. Namun, Rangnick adalah peletak dasar filosofi Salzburg dan tim Red Bull lain. Maka, ketika Anda berkembang menjadi seperti yang Anda pijak kini, nama Rangnick mesti dikedepankan.

“Sangat disayangkan kami tak lagi bekerja sama. Saya berutang banyak padanya,” kata Upamecano soal Rangnick, dilansir The Athletic.

Bahkan pada hari pertamanya di Leipzig pada 2017, Upamecano menjadi pemain yang memesona. Salah satu yang paling dibikin takjub sekaligus kewalahan dan malu adalah Timo Werner, pemain tercepat Leipzig kala itu.

Selama sesi latihan sebelumnya Werner bisa beradu cepat dan melewati rekannya dengan gampang. Namun, pada suatu hari seorang pemain baru membuatnya kewalahan. Ralph Hasenhuttl, pelatih Leipzig waktu itu, lantas tertawa. Pemain baru tersebut adalah Upamecano.

Tak cuma Werner yang kewalahan. Penyerang Roten Bullen lainnya, Yussuf Poulsen, merasakan hal serupa. Poulsen bahkan menyebut Upamecano sebagai pemain yang paling dibenci semua pemain selama sesi latihan karena kecepatannya.

Menurut Hasenhuttl, kecepatan Upamecano memang sangat menonjol. Rangnick juga berucap serupa. Dia menilai Upamecano memiliki kecepatan lari luar biasa, baik dalam jarak pendek maupun jarak jauh. Inilah yang membuat Upamecano tak butuh waktu lama untuk menjadi opsi pertama.

Selain cepat, ia kuat kuat dan tinggi (186 cm). “Dia juga memiliki sense terhadap posisi dan kemampuan teknik yang sangat baik. Dia benar-benar tipe pemain yang kami cari,” tutur Rangnick.

Simak saja torehan statistiknya. Pada 2020/21, dia mencatatkan diri sebagai pemain tercepat keempat di Bundesliga. Kecepatan 35,39 km/jam miliknya cuma kalah dari Davies, Kingsley Coman, dan Silas Wamangituka. Itu berarti Upamecano adalah bek tengah tercepat musim ini.

Aspek itulah yang menjadi salah satu alasan Bayern mendatangkannya. Dengan Upamecano, salah satu kelemahan utama pasukan Hansi Flick di lini pertahanan musim ini, bahkan sejak beberapa musim sebelumnya, sangat mungkin bisa teratasi. Upamecano juga bisa menutupi hengkangnya David Alaba dan — kemungkinan — Jerome Boateng pada musim depan.

Seperti Alaba dan Boateng, Upamecano adalah bek tengah yang piawai membangun serangan dari lini belakang. Akurasi operannya musim ini pun cukup tinggi, yakni mencapai rata-rata 87,1 persen. Dia juga cakap ketika melakukan dribel.

Pertandingan melawan Atletico Madrid pada perempat final Liga Champions musim lalu merangkum semua atribut tersebut. Pada laga itu Upamecano mencatatkan tiga dribel sukses dari tiga percobaan, akurasi passing 90 persen, dan dua tembakan.

Laga itu juga membuat Upamecano kian benderang dan banyak orang tercengang. Namun, Rangnick yang sudah mengenalnya sejak bocah sama sekali tidak terkejut. Ia justru kaget karena orang-orang baru menyadari talentanya belakangan ini.

“Dia merupakan salah satu bek tengah terbaik di dunia. Itu sudah jelas. Sangat lucu karena ada beberapa orang berkata bahwa dia hanya bagus untuk Bundesliga dan menyebutnya masih memiliki kekurangan di sejumlah aspek,” kata Rangnick.

Ucapan Rangnick seperti penegas bahwa Upamecano adalah bek tengah yang komplet. Karena Upamecano memiliki kecepatan, kuat, serta mampu membangun serangan dari bawah, klaim Rangnick sangat beralasan.

Karena itu pula, Bayern pantas berbahagia. Dengan Upamecano seorang diri, mereka sudah mendapat lebih dari satu aspek positif.