Si Raja Sepak Pojok
Begini cara sepak pojok mematikan dari Arsenal itu berjalan.
Ruben Amorim tertunduk lesu. Ia tak sangka gawang timnya kebobolan dua kali lewat cara yang mirip-mirip oleh Arsenal.
Sebenarnya, Amorim sudah menginstrusikan para pemain Man United bertahan dengan baik dan benar. ‘Setan Merah’ amat disipilin dalam skema 3-4-3.
Tyler Malacia di kiri sulit sekali ditembus Bukayo Saka. Cover dari Noussair Mazroui yang apik juga mempersulit ruang gerak Saka.
Kemudian, Manu Ugarte dan Bruno Fernandes di tengah bermain sangat disiplin. Jarak yang rapat membuat Martin Odegaard kesulitan mendapatkan ruang untuk kreasikan serangan.
Akan tetapi, Arsenal dan Mikel Arteta tak hilang ide. Sulit menembus lawan via open play, The Gunners coba bikin gol via skema set piece. Hasilnya, dua gol berhasil disarangkan ke gawang Andre Onana lewat sepak pojok.
“Bola mati mengubah pertandingan dan kami kalah melalui situasi bola mati,” kata Amorim usai pertandingan.
“Mereka tahu jika umpan silang berjalan baik, mereka bisa membuat gol. Jika mendapatkan sepak pojok, mereka bisa membuat gol,” imbuhnya.
Sepak pojok jadi senjata Arsenal beberapa musim belakangan. Bahkan, sejak musim lalu sudah 22 gol yang dibuat Arsenal melalui sepak pojok. Terbanyak di antara tim-tim Premier League lainnya.
Tiga laga terakhir Arsenal, ada empat gol yang mereka buat melalui skema sepak pojok. Satu gol lainnya tercipta via penalti yang pelanggarannya juga berasal dari kemampuan The Gunners memanfaatkan corner kick.
Soal penendang, Arsenal biasanya sudah mempercayakan kepada dua pemain. Di sebelah kiri penyerangan, Declan Rice yang menendang. Sisi sebaliknya, diambil oleh Bukayo Saka.
Jika keduanya tidak bermain, Arsenal tetap percayakan penendang kaki kanan di kiri penyerangan (Leandro Trossard atau Gabriel Martinelli). Sisi sebelahnya oleh pemain yang kidal Martin Odegaard atau Ethan Nwaneri.
Lalu, bagaimana skema sepak pojok Arsenal ini bisa membahayakan?
Gabriel Magalhaes Sebagai Target
Sebelum bola ditendang, Magalhaes biasanya akan berbincang dengan si penendang dan Odegaard. Ini bakal menentukan pola mana yang dipilih dalam pengambilan tendangan sudut.
Nah, Magalhaes akan dijadikan target dalam tendangan sudut Arsenal. Biasanya, empat atau lima pemain Arsenal ada di tiang jauh. Lalu berlari ke depan gawang saat bola ditendang.
Magalhaes tak ada dalam kerumunan tiang jauh itu. Bek asal Brasil tersebut akan berada di area depan kotak kecil yang ada di depan gawang.
Di situ, Magalhaes akan menjadi target untuk bisa membuat gol. Skema ini ada dalam gol Arsenal saat melawan Man City dan Sporting CP musim ini.
Magalhaes juga cukup produktif musim ini. Ada empat gol yang sudah dibuatnya di lintas ajang dan semuanya tercipta via skema sepak pojok.
Keberhasilan skema ini juga tak terlepas dari para pemain yang berlari dari tiang jauh ke depan gawang. Mereka akan punya peran masing-masing.
Ada yang menarik lawan agar ruang untuk Magalhaes terbuka. Ada juga yang menutup jalur kiper memotong umpan. Biasanya, Wiliam Saliba atau Ben White yang bertugas ‘menjaga’ kiper lawan.
Kalau musim lalu, White terang-terangan ada di depan kiper dan melakukan gangguan. Namun, semenjak terbitnya aturan kiper tak boleh diganggu saat corner kick, Arsenal sedikit mengubah skemanya.
Pemain akan berlari dari tiang jauh ke depan kiper. Di situ, kiper akan terhalang oleh dua pemain: satu rekan sendiri, satunya lagi pemain Arsenal. Hal ini membuat kiper makin sulit untuk maju memotong bola.
Overload Tiang Dekat
Skema lainnya adalah menumpuk pemain di tiang dekat. Pemain yang berlari dari tiang jauh akan mengumpul di tiang dekat untuk menciptakan chaos.
Sang penendang juga akan mengirim bola swing yang sulit diantisipasi. Sebab, bola bisa saja disundul pemain Arsenal atau pemain lawan.
Skema ini yang terjadi di gol pertama Arsenal ke gawang Man United. Jurrien Timber sebenarnya loncat bersama dengan Rasmus Hojlund.
Namun, bola mengarah ke gawang dan membuat kiper tak berdaya. Pastinya, bukan di gol itu saja skema seperti ini terjadi.
Melawan Newcastle United musim lalu, Jakub Kiwior membuat gol via skema ini. Kiwior dari tiang jauh berlari ke tiang dekat. Bek Polandia itu menyundul bola lebih dulu dari para pemain Newcastle. Bola sundulan mengenai pemain dan kiper Newcastle lalu masuk ke gawang.
Pantulan dari Pemain di Tiang Jauh
Skema lainnya dari sepak pojok Arsenal ialah pantulan dari tiang jauh. Jadi bola akan dikirim ke tiang jauh. Di sana, akan ada satu pemain Arsenal yang menunggu.
Oleh pemain yang ada di tiang jauh, bola akan dikirim lagi ke depan gawang (berharap deflek) atau langsung mengarah ke gawang. Dari pola ini, Arsenal juga bisa memperoleh gol.
Masih hangat dalam pikiran tentu golnya Saliba di laga lawan Man United. Thomas Partey yang ada di tiang jauh mengirim bola ke tengah yang kemudian mengenai badan Saliba lalu gol tercipta.
Gol Leandro Trossard melawan Leicester City musim ini juga berawal dari skema tersebut. Trossard mendapatkan bola di tiang jauh lalu melepaskan tendangan satu sentuhan ke depan gawang.
Situasi chaos tercipta dan bola mengenai kaki Wilfried Ndidi kemudian masuk ke gawang.