Siapa Paling Berpeluang Juara La Liga?

Foto: Twitter @IntChampionsCup

Atletico Madrid? Atau lagi-lagi Real Madrid dan Barcelona? Kami mencoba mengukurnya dari tingkat kesulitan di dua laga sisa.

Desember lalu kami pernah mengukur kemungkinan lunturnya hegemoni Real Madrid dan Barcelona di La Liga musim ini. Seberapa besar peluang momen 7 tahun silam terulang: Saat Liga Spanyol tak dimenangi oleh keduanya.

Hitung-hitungan itu masih relevan sampai sekarang, bahwa Atletico Madrid punya kans besar untuk mengulangi kesuksesan musim 2013/14. Sekarang mereka berada di posisi wahid lewat torehan poin 80. Gerombolan Diego Simeone itu unggul dua angka atas Madrid dan empat poin atas Barcelona.

Segalanya masih mungkin terjadi mengingat La Liga masih menyisakan dua pertandingan. Lantas, siapa yang nantinya berjaya? Atletico? Atau lagi-lagi Madrid dan Barcelona? Kami mencoba mengukurnya dari tingkat kesulitan di dua laga sisa.

[Baca Juga: Meramal Calon Perusak Dominasi Real Madrid dan Barcelona di La Liga]

Atletico Madrid

Ada banyak aspek yang membuat Atletico layak menyabet trofi La Liga musim ini. Paling kentara, ya, keberhasilan mereka mejeng di posisi pertama sejak pekan kesembilan sampai sekarang.

Resep terbesarnya apa lagi kalau bukan kehadiran Luis Suarez di lini depan. Eks Liverpool itu berhasil mengatrol produktivitas Atletico yang terkenal pelit gol. Total 19 gol dibuat Suarez sampai saat ini atau nyaris sepertiga dari total lesakan Los Colchoneros di La Liga.

Untuk pertahanan, Atletico masih sama bagusnya seperti musim-musim sebelumnya. Angka kebobolan mereka cuma menyentuh 23, terbaik kedua di lima liga top Eropa setelah Lille.

Foto: @atletienglish

Well, sebenarnya form Atletico belakangan ini tak bisa dibilang stabil. Cuma 7 angka yang mereka petik dari 4 pertandingan teranyar. Untungnya Madrid dan Barcelona juga sama-sama kesulitan dalam menjaga konsistensi.

vs Osasuna (Tingkat Kesulitan: Rendah)

Secara hitung-hitungan, Atletico mestinya bisa melewati adangan Osasuna dengan lempeng. Pertemuan pertama berhasil mereka menangi 3-1. Belum ditambah dengan catatan 100% saat menjamu Osasuna di kandang pada empat duel terakhir.

Kendati demikian, itu tak lantas membuat Osasuna layak dipandang sebelah mata. Ingat lagi bahwa mereka berhasil mengumpulkan 4 angka di dua fixture lalu, termasuk menahan imbang Athletic Bilbao di San Mames.

Pertahanan Atletico memang sulit ditaklukkan, tetapi bukan berarti mereka tak punya celah. Tercatat 10 dari 23 gol yang masuk ke gawang mereka lahir dari set-piece. Osasuna bisa memanfaatkan skema semacam ini untuk mengakali kehebatan Jan Oblak.

Bila menunjuk personel Osasuna yang paling berbahaya, Ante Budimir jelas berada dalam daftar teratas. Alasan pertama adalah striker asal Kroasia itu merupakan produsen gol terbanyak Los Rojillos. Performanya yang on-fire menjadi yang kedua. Total 3 gol dibuat Budimir dalam 2 pementasan terakhirnya.

vs Valladolid (Tingkat Kesulitan: Tricky)

Valladolid bukanlah musuh yang sulit. Cuma 2 kemenangan yang mereka ringkus sejak awal tahun. Jangan heran kalau Fabian Orellana dkk. cuma nangkring di batas atas zona degradasi. 

Di sisi lain, justru situasi semacam ini yang membikin Valladolid menjadi lawan tricky. Sama seperti Atletico, mereka juga punya kewajiban besar menambah pundi-pundi angka. Setidaknya untuk tetap bertahan di La Liga. 

Skema bertahan yang dicanangkan Sergio Gonzalez bisa menjadi gangguan buat Atletico. Lagi pula, bukan sekali-dua kali saja Valladolid merepotkan tim-tim jagoan. 

Bisa ditengok bagaimana sulitnya Barcelona dan Madrid menumpas Valladolid di beberapa pekan lalu. Mereka cuma bisa menang tipis 1-0. Sevilla dan Bilbao bahkan hanya bisa meraup satu angka dari Pucelle. Oh iya, perlu diingat bahwa musim lalu Atletico cuma mampu membawa pulang satu angka dari Jose Zorilla.

Real Madrid

Musim 2020/21 bisa dibilang sebagai salah satu periode terburuk Madrid. Lihat saja eksistensi mereka yang luntur di tiga turnamen lainnya. Los Merengues hanya mampu menyentuh semifinal di panggung Liga Champions dan Piala Super Spanyol. Copa del Rey lebih menyedihkan lagi karena mereka tersingkir di babak 32 besar, kalah dari tim level keempat pula.

Sad but true, Madrid belum mampu mengobati kepergian Cristiano Ronaldo. Eden Hazard yang harusnya menjadi suksesor malah sibuk bolak-balik meja operasi. Tak cuma Hazard, Madrid juga sempat kehilangan beberapa pemain penting karena hantaman badai cedera. Menurut laporan Marca, Madrid telah mengalami lebih dari 40 kasus cedera sejak awal musim. Itulah yang menjadi musabab naik-turunnya performa Madrid.

Foto: Twitter @realmadrid

Betul bahwa mereka hanya menelan satu kekalahan dalam 17 laga La Liga terakhir. Namun, catatan impresif itu menjadi mubazir karena Madrid gagal memetik poin penuh saat bersua tim medioker macam Getafe dan Real Betis.

vs Athletic Bilbao (Tingkat Kesulitan: Tricky)

Madrid boleh pede kalau melihat form buruk Bilbao dua pekan belakangan. Mereka ditahan imbang Osasuna dan keok dari Huesca. Tumbangnya pilar macam Iker Muniain, Ander Capa, dan Yuri Berchiche adalah salah dua penyebabnya. Makin sengkarut karena para pendulang gol terbanyak mereka, Inaki Williams dan Alex Berenguer, juga nihil gol dalam dua laga kandang termutakhir.

Ada tapinya, nih. Madrid punya rekam jejak buruk saat mentas di San Mames. Dalam tiga kedatangan terakhirnya, rataan gol mereka hanya menyentuh 0,67 per laga. Itu belum ditambah dengan lini belakang Madrid yang lagi pincang. Selain Sergio Ramos, Zinedine Zidane juga belum bisa menurunkan Dani Carvajal, Lucas Vazquez, dan Ferland Mendy yang terjangkit cedera.

vs Villarreal (Tingkat Kesulitan: Tinggi)

Bukan perkara mudah bagi Madrid untuk mengalahkan Villareal. Toleh saja hasil imbang di pertemuan pertama. “Kapal Selam Kuning” bahkan lebih unggul soal agresivitas dalam duel tersebut. Tercatat mereka melepaskan 13 tembakan atau dua kali lipat dari raihan El Real.

Pakem 4-4-2 yang diusung Unai Emery tak sekadar menyeimbangkan area tengah, tetapi juga sukses mendongkrak agresivitas Villarreal. Total 55 gol mereka buat dalq 36 pementasan di La Liga, hanya kalah dari Barcelona, Madrid, dan Atletico.

Performa Villarreal tak bisa dilepaskan dari moncernya Gerard Moreno. Torehan gol eks Espanyol itu bahkan setara dengan raihan Karim Benzema di angka 22. So, sudah seharusnya Madrid memberi pengawalan ekstra kepada Moreno bila ingin mengebiri produktivitas Villarreal.

Barcelona

Sebelas-dua belas dengan Madrid, Barcelona juga mengawali musim dengan banyak masalah. Dari kepergian Luis Suarez, proses adaptasi dengan Ronald Koeman, sampai skandal Barcagate yang menyeret mantan presiden klub, Josep Maria Bartomeu. Bila dirunut, gejala angin-anginan Barcelona sudah terasa sejak enam pekan awal. Mereka cuma mampu mendulang 2 kemenangan dalam rentang waktu tersebut. 

Cedera juga menjadi salah satu momok Barcelona musim ini, sebagaimana yang dialami Philippe Coutinho, Sergio Roberto, dan Ansu Fati. Tumpulnya Martin Braithwaite juga membikin Koeman miskin opsi. Praktis, Barcelona menjadi begitu bergantung kepada Antoine Griezmann dan Lionel Messi.

Foto: Twitter @LaLigaEN

Barcelona baru menemukan bentuk terbaiknya mulai pekan ke-13. Dari sana mereka tak terkalahkan sebelum akhirnya ditekuk Madrid di Santiago Bernabeu pada 10 April. Sejak saat itu inkonsistensi El Barca mulai kumat. Mereka kalah dari Granada di fixture 33 dan bermain seri dengan Levante pekan lalu.

vs Celta Vigo (Tingkat Kesulitan: Tinggi)

Oke, Barcelona memang berhasil membabat Celta Vigo 3-0 di paruh pertama. Pertemuan terakhir di Camp Nou juga berujung dengan skor telak 4-1 buat tuan rumah.

Yang jadi soal, Celta sekarang ini lagi bagus-bagusnya. Empat kemenangan tanpa putus menjadi buktinya. Dalam rentang waktu itu pula Los Celestes membukukan 9 gol dan 2 nirbobol. Bandingkan dengan Barcelona yang cuma mampu memetik sebiji kemenangan pada durasi yang sama. 

Makin sulit lagi karena Ronald Koeman bakal kehilangan Frenkie de Jong yang tersandung suspensi. Rada berat, mengingat dia menjadi pemain dengan menit mentas tertinggi di antara seluruh pemain Barcelona di La Liga. Secara teknis De Jong juga merupakan distributor utama Blaugrana dengan rata-rata 75,2 umpan perlaga serta akurasi 91,7%.

Dengan absennya De Jong, jangan kaget kalau nantinya Iago Aspas atau Santi Mina bakal mencuri atensi di tengah timpangnya keseimbangan lini sentral Barcelona.

vs Eibar (Tingkat Kesulitan: Tricky)

Status Eibar sebagai juru kunci bukan kemudian membuat mereka menjadi lawan yang lemah buat Barcelona. Jangan salah, mereka merupakan salah satu dari 7 tim yang mampu membawa pulang angka dari Camp Nou musim ini. Ya, Sergi Enrich dkk. berhasil menahan imbang Barcelona 1-1 di paruh pertama.

Potensi ancaman Eibar diperkuat dengan form mereka yang tengah menanjak. Dalam tiga duel terakhir, klub asal Basque itu berhasil mengemas 2 kemenangan dan sekali imbang. Hebatnya lagi, mereka sukses mengukir cleansheet saat melawan Deportivo Alaves dan Getafe.

Foto: Twitter @SDEibarEN

Kemungkinan besar Jose Luis Mendilibar bakal mengandalkan pressing dan serangan balik sebagai senjata sebagaimana yang dia terapkan di pertemuan terakhir Desember kemarin. Bukan mustahil metode demikian bakal tokcer mengingat bobroknya pertahanan Barcelona akhir-akhir ini. Gimana enggak, wong 7 kali gawang mereka bobol dalam 4 kesempatan teranyar. 

***

Barang tentu Atletico punya kans paling besar menjadi juara La Liga musim ini. Selain unggul torehan angka dibanding para pesaingnya, mereka juga hanya akan berhadapan dengan lawan yang relatif enteng. Lain cerita dengan Madrid serta Barcelona yang harus meladeni lawan-lawan merepotkan macam Villarreal dan Celta.