Tak Ada Lagi Kenny, Tak Ada Lagi Melwood

Foto: @LFC

Liverpool akan pindah dari Melwood ke Kirkby. Klopp dan seluruh awak Liverpool harus memastikan bahwa kejayaan juga akan hadir dari sana: Untuk menghormati sejarah dan orang-orang yang selama ini ada di dalamnya, seperti Kenny.

Nama depannya Kenny. Juergen Klopp menyebutnya sebagai Legenda Liverpool. Namun, nama belakangnya bukan Dalglish. Nama belakangnya adalah Grimes. Kenny Grimes. Dia adalah penjaga gerbang (gateman) kamp latihan Liverpool, Melwood.

Kenny memulai kariernya sebagai penjaga gerbang Melwood pada 1994, setelah bertugas sebagai penjaga penonton di Anfield. Sebagai seorang penjaga gerbang, tugasnya memang sederhana; membukakan pintu bagi siapa pun yang akan masuk ke--dan keluar dari--Melwood.

Meski memiliki tugas sederhana, Kenny tak pernah disepelekan. Klopp, pada suatu ketika, pernah meminta fotografer Liverpool untuk mengambil potretnya dengan Kenny. Manajer berpaspor Jerman itu mengatakan bahwa dia sama sekali belum pernah punya foto khusus dengan Kenny selama berkantor di Melwood.

Keduanya pun berfoto bersama, dan setelahnya Klopp mengirimkan cetakan foto itu--beserta tanda tangannya--untuk Kenny. Tak hanya itu, pada foto itu juga terselip tulisan: "Untuk teman saya, Kenny. Kamu adalah legenda."

Gestur respek kepada Kenny tak hanya berasal dari Klopp, tetapi juga dari para pemain. "Pemain seperti Trent (Alexander-Arnold) dan Hendo (Jordan Henderson) sering menghampiri dan bertanya tentang kabar saya," ujar pria 71 tahun itu dalam wawancaranya di The Athletic.

Sayangnya, Kenny harus pensiun dari pekerjaannya pada April lalu. Penyakit stroke yang diderita sejak tahun lalu membuat ayah enam anak itu tak bisa lagi fit untuk menjalankan tugasnya. Yang lebih membuat sedih lagi, tahun Kenny pensiun bertepatan dengan tahun saat kisah Melwood usai.

***

Melwood pertama kali jadi kamp latihan Liverpool pada medio 1950-an. Sebelumnya, klub peraih enam gelar Liga Champions itu berlatih reguler di Anfield. Namun, pada awal-awal kepindahan ke Melwood, situasi memang tak begitu bagus.

Ketika Bill Shankly, manajer legenda Liverpool, datang pada tahun 1959, dia menyebut Melwood seperti hutan belantara. Kondisi lapangan memang tak karuan, rumput tumbuh amat lebat. Lantas, bersama para stafnya, Shankly mentransformasi Melwood menjadi kamp latihan dengan fasilitas yang bagus.

Dari Melwood yang sudah jadi lebih baik itu filosofi "pass and move" milik Shankly muncul. Satu yang juga unik di masa Shankly adalah rutinitas latihan. Para pemain berkumpul lebih dulu di Anfield untuk kemudian bersalin ke baju latihan, baru berangkat (dengan berlari) bersama ke Melwood. Selesai latihan, mereka akan kembali ke Anfield untuk mandi dan bersalin lagi.

Rutinitas unik itu dilakukan Shankly agar semua pemainnya melakukan pemanasan dan pendinginan dengan benar sehingga terbebas dari cedera. Lebih lagi, itu juga dilakukan agar para pemainnya lebih menyatu, karena terus bersama-sama dari Anfield, dalam perjalanan, di Melwood, hingga kembali ke Anfield lagi.

Usai Shankly pensiun pada 1974 pun, Melwood tetap menjadi kamp latihan yang bagus dan menghasilkan tim hebat. Jika Shankly berhasil meraih gelar Liga, Piala FA, hingga UEFA Cup (sekarang Liga Europa), penerusnya seperti Bob Paisley dan Joe Fagan pun tetap mampu membawa kejayaan di Inggris dan Eropa. Keduanya berhasil membawa Liverpool meraih gelar Liga Champions.

Melwood, di bawah naungan Paisley dan Fagan, menjadi tanah kelahiran taktik-taktik jitu Liverpool untuk menaklukkan Inggris dan Eropa. Ketika kursi manajer dihuni Kenny Dalglish dan Roy Evans (dua orang murid Shankly yang bersama Paisley dan Fagan disebut "The Boot Room Staff") pun, Liverpool tak seret prestasi.

Usai menghasilkan deretan prestasi pada medio 1970 hingga 1980-an, Melwood menghadapi renovasi lagi pada 2001. Manajer Liverpool kala itu, Gerard Houllier, menginginkan kamp latihan yang dulunya merupakan milik sekolah St Francis Xaviours itu menjadi lebih modern bagi para pemain dan pelatih.

Melwood direnovasi dan Millennium Pavillion didirikan. Area baru kemudian menyediakan semua yang dibutuhkan pemain dan pelatih dalam satu kompleks. Tersedia ruang pers, kantor untuk manajer dan staf, serta bahkan ada tempat untuk tim lawan dan wasit jika suatu waktu ada pertandingan tertutup. Selain itu ada pula gimnasium dan tempat pemulihan pemain.

Pada era Houllier, kebiasaan latihan di Melwood diubah. Pemain tidak lagi memulai rutinitas dari Anfield, tetapi langsung di Melwood. Latihan mulai lebih dini, tepatnya jam 9 pagi pemain sudah harus tiba untuk sesi latihan. Selain itu, akan ada sesi latihan sore hari. Beruntung, perubahan rutinitas itu tetap mendatangkan prestasi. Manajer asal Prancis itu mampu membawa Liverpool menjadi kampiun UEFA Cup, Piala FA, Piala Liga, Piala Super Eropa, dan Community Shield.

Usai Houllier hengkang, taji Melwood sebagai kamp latihan yang mampu menghasilkan tim juara tetap terjaga. Rafa Benitez yang jadi pengganti berhasil mempersembahkan gelar Liga Champions kelima buat Liverpool, sekaligus juga gelar Piala FA, Community Shield, dan Piala Super Eropa.

Sayangnya, magi Melwood luntur begitu Benitez pergi. Dalam kurun lima tahun setelah kepergiannya, Liverpool cuma bisa meraih gelar Piala Liga bersama Kenny Dalglish pada 2012. Semua berubah sejak Juergen Klopp hadir. Melwood kembali jadi tempat yang mampu menghasilkan tim jawara Inggris dan Eropa.

Akan tetapi, cerita Melwood harus berhenti pada November 2020 ini. Semua berawal dari ide Klopp yang ingin memiliki kamp latihan terpusat, yang berarti, tempat latihan tim utama dan tim cadangan dan akademi jadi satu area. 

"Melwood adalah tempat yang luar biasa, bersejarah. Saya suka itu. Problemnya adalah kami terpisah," ujar Klopp.

"Jarak antara Melwood dan Kirkby memang tidak terlalu jauh. Saya sungguh menyukai Melwood, tetapi sepak bola berubah. Terkadang kamu harus menerapkan sebuah standar. Membuat tim utama dan akademi bersatu (dalam area yang sama) adalah satu hal. Akan tetapi, ini tentang memperbaiki banyak hal yang tidak bisa kami perbaiki di sini (Melwood). Ini akan baik untuk masa depan klub. Saya sangat percaya bahwa infrastruktur bertanggung jawab untuk itu," paparnya.

Fenway Sports Group (FSG) selaku pemilik Liverpool sepakat dengan ide Klopp tersebut. Mereka menginvestasikan 50 juta poundsterling untuk memperluas dan merenovasi kamp latihan Kirkby--yang sebelumnya hanya merupakan kamp latihan untuk tim cadangan dan akademi. Liverpool pun punya kamp latihan yang sangat megah.

Kamp latihan yang punya nama sponsor Axa Training Centre itu memiliki dua gimnasium, indoor sports hall, kolam renang, tempat rehabilitasi pemain, ruang relaksasi, hingga ruang makan. Selain itu, ada juga studio, ruang konferensi pers, dan kantor dengan balkon yang menghadap langsung ke lapangan.

Desain kamp latihan itu dibuat berdasar masukan dari berbagai pihak, seperti Klopp, Direktur Olahraga Michael Edwards, Direktur Akademi Alex Inglethorpe, serta kapten Jordan Henderson dan Wakil Kapten James Milner. Semua didesain untuk kebutuhan pemain, pelatih, staf, dan seluruh orang dalam tim.

Satu hal lain yang unik adalah meski berada dalam satu area, ada pembatas antara tempat latihan tim utama dengan tim akademi. Itu diinginkan Klopp untuk memacu pemain akademi agar bisa melewati pembatas yang ada: Beralih dari tempat latihan akademi ke tempat latihan tim utama.

Kamp latihan di Kirkby ini juga didesain Klopp untuk meningkatkan privasi tim, mengingat di Melwood banyak suporter yang bisa mengintip latihan dari tembok. Dengan daerah yang juga lebih terpencil dari Melwood, Klopp ingin informasi taktik dari latihan-latihannya tak bocor ke publik.

Kepindahan ke kamp latihan Kirkby sebenarnya dijadwalkan berlangsung pada akhir musim 2019/20. Masalahnya, penerapan social distancing membuat renovasinya baru selesai belum lama ini. Jadilah The Reds memutuskan pindah saat jeda internasional November. Melwood sendiri kemudian dijual kepada penyedia properti, Torus, dengan harga 10 juta poundsterling.


Selama masa kerjanya di Melwood, Kenny Grimes sudah membukakan pintu banyak pemain dan manajer. Dia adalah salah satu saksi hidup bagaimana magi Melwood bekerja. Kenny tau bahwa dari Melwood bisa muncul tim yang bisa menaklukkan Eropa dan Inggris.

Dia merasakan era terakhir The Boot Room Staff hingga era Klopp sekarang. Dia menjadi orang pertama yang membukakan pintu Melwood untuk Klopp, juga untuk pemain top lain macam Fernando Torres, Luis Suarez, dan Mohamed Salah. Dia juga yang membukakan pintu ketika Michael Owen, Jamie Carragher, dan Steven Gerrard menyelesaikan latihan terakhir mereka bersama di Melwood.

Kenny juga yang harus menjaga gerbang Melwood dari fans dan para wartawan yang menunggu pemain baru datang pada setiap bursa transfer, juga ketika fans menyerbu pemain yang keluar dari latihan untuk minta tanda tangan atau foto bersama.

"Saya membuka gerbang sekitar 40, 50 kali sehari. Jadi Anda bisa mengalikannya dengan berapa tahun saya berada di sana--sungguh luar biasa. Itu adalah pekerjaan yang saya sukai. Saya merindukannya sekarang. Setiap hari saya hanya berharap saya ada di sana, tetapi tidak ada yang bisa saya lakukan sekarang."

"Yang saya miliki sekarang hanyalah ingatan saya tentang segalanya dan itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah hilang," ujar Kenny. 

Kini, keduanya tak ada lagi. Tak ada lagi Kenny yang akan menjaga gerbang Melwood, tak akan ada lagi Melwood sebagai tempat bekerja untuk Kenny.

Klopp sendiri, dalam ucapan penghormatan tentang pensiunnya sang gateman, menyebut bahwa Kenny boleh kapan saja datang ke Kirkby dan akan disambut dengan hangat. Bahkan sang manajer sendiri yang akan menyambut dan memberi penjelasan tentang kamp latihan baru itu. Kenny adalah bagian tak terpisahkan dari Melwood, dari Liverpool. 

Kini, Klopp dan seluruh awak Liverpool--saat ini dan di masa depan--harus memastikan bahwa kejayaan juga akan hadir dari Kirkby. Untuk menghormati Melwood dan orang-orang yang selama ini ada di dalamnya, seperti Kenny.