Tempat untuk Tomori

Fikayo Tomori. @fikayotomori.

Fikayo Tomori sudah mendapat tempat ternyaman di AC Milan. Namun, apakah itu berlaku di Timnas Inggris?

Hanya butuh waktu enam bulan bagi Fikayo Tomori untuk mengabsahkan kapasitas dan kapabilitas sebagai bek muda potensial. Hingga akhirnya AC Milan membuat pernyataan resmi:

"Bek Inggris yang memainkan 22 pertandingan dan mencetak satu gol pada musim yang baru saja saja berakhir akan terus mengenakan seragam Rossoneri sampai 30 Juni 2025."

Mempermanenkan Tomori dengan mahar 28 juta euro bukanlah perekrutan penuh risiko. Sebab, sebelum keputusan itu ditetapkan, si pemain sudah memperlihatkan aksi-aksi yang membuat manajemen dan pelatih terpikat.

Ada banyak aksi Tomori yang membuat orang-orang terkesan. Laga melawan Manchester United dalam perebutan tiket perempat final Liga Europa 2020/21 menampilkan Tomori sebagai pemain yang penuh ketenangan.

Mason Greenwood mungkin saja kesal bukan main dengan kesigapan Tomori dalam merebut bola. Setelah membuat pemain Milan kewalahan dan masuk ke dalam kotak penalti, Greenwood harus kehilangan bola setelah Tomori melancarkan tekel mumpuni.


Gerakan atraktif Tomori dalam menghentikan serangan lawan atau memblok tembakan bermunculan setelah dipermanenkan Milan. Pemain Liverpool, seperti Diogo Jota dan Mohammed Salah, tentu paham betul akan kualitas Tomori mengadang tembakan.

Ketika laga baru berusia lima menit, misalnya, Jota berhasil mengecoh dua pemain Milan di dalam kotak penalti. Setelah itu, Jota melepaskan tembakan. Tomori langsung melepas tekel. Bola sepakan Jota membentur kaki Tomori.

Aksi serupa terjadi saat laga memasuki menit ke-12. Salah yang sudah berhasil mengelabui Theo Hernandez melesakkan bola. Tomori yang tertinggal beberapa langsung berlari cepat dan melancarkan tekel. Bola yang sudah siap meluncur ke gawang Milan pun berbelok arah setelah mengenai kaki Tomori.

Dalam laga tersebut, mengacu Whoscored, Tomori mencatatkan 6 blok dan 2 tekel sukses. Catatan blok Tomori menjadi yang tertinggi pada laga pertama Grup B Liga Champions 2021/22 di Stadion Anfield tersebut.

Statistik Smarterscout (situs yang memberikan ponten 1-99 untuk atribut seorang pemain) dapat menggambarkan gaya bermain Tomori. Smarterscout memberi nilai 94 soal mengganggu gerakan pemain. Sedangkan perihal intensitas bertahan, Smarterscout memberi poten 63.

Dua data tersebut memperlihatkan bahwa Tomori acap memberikan tekanan kepada lawan ketimbang menjaga jarak. Ia akan berlari mendekat untuk memberikan tekanan, baik kepada pemain yang sedang menguasai bola ataupun pemain yang akan menerima umpan.

Hal itu pun diperkuat dengan catatan pressures Tomori. Merujuk FBref, jumlah pressure Tomori mencapai 144 kali dengan persentase pressure sukses 28,5 persen dalam 12 laga Serie A 2021/22. Jumlah itu menjadi tertinggi ketiga di Milan setelah Alexis Saelemaekers dan Sandro Tonali.

Tomori adalah tipikal bek yang akan menempel ketat penyerang lawan. Ia akan mengikuti gerak pemain meski sampai ke tengah lapangan. Ia seolah-olah tidak membiarkan striker lawan leluasa memegang bola.

Kemampuan Tomori dalam membaca permainan lawan terus meningkat. Itu bisa dilihat dari peningkatan jumlah intersep yang cukup signifikan. Musim lalu saat membela Milan dalam 17 laga di Serie A, ia mencatatkan 21 intersep. Sedangkan musim ini, ia sudah merangkum 27 intersep dalam 12 laga.

Selain jago membuat pertahanan Milan kokoh, Tomori piawai melepaskan umpan panjang. FBref mencatat, persentase umpan panjang sukses (lebih dari 27 meter) Tomori mencapai 77,1 persen. Angka itu lebih baik dari musim lalu sekitar 74,5 persen.

Namun, Tomori bukan tanpa cela. Setidaknya ada dua hal yang menjadi kelemahan Tomori. Pertama adalah kemampuan duel udara. Smarterscout juga hanya memberikan nilai 31.

Per laporan The Athletic, kemampuan duel udara menjadi penyebab Tomori terus-menerus dibangkucadangkan oleh Frank Lampard saat membela Chelsea. Di antara empat bek Chelsea, ia berada diurutan ketiga dengan catatan 64,50 persen kemenangan duel udara.

Sedangkan cela yang kedua merupakan buah dari agresivitas Tomori. Ya, pergerakannya untuk menempel ketat striker lawan hingga tengah lapangan menghadirkan lubang di lini pertahanan.

Meski begitu, waktu Tomori untuk menyempurnakan kapasitas dan kapabilitas sebagai bek tangguh masih panjang. Kesempatan bermain yang melimpah dapat mendorongnya untuk terus memperbaiki diri. Apalagi, ia punya penyemangat bernama Paolo Maldini.

Maldini juga merupakan orang pertama yang menaruh kepercayaan kepadanya. Selagi dapat bermain, Tomori akan berusaha sebaik-baiknya untuk memekarkan kepercayaan legenda Milan tersebut.

"Saya telah disambut dengan tangan terbuka dan saya merasa nyaman berada di klub ini. Masih ada jalan panjang di musim ini dan semoga kami bisa melakukan sesuatu yang istimewa sehingga nama kami ada di buku sejarah klub," kata Tomori kepada Sky Sports.

Jika melihat papan klasemen Serie A 2021/22 hingga pekan ke-12, kans Tomori untuk melakukan dan meraih hal istimewa terbuka lebar. Ya, Milan berada di posisi kedua dengan rangkuman 32 poin. Mereka hanya kalah selisih gol dari pemuncak klasemen, Napoli.

***

Performa impresif Tomori tidak lantas membuatnya mendapat tempat di lini pertahanan Timnas Inggris. Ya, Gareth Southgate tidak memanggil Tomori pada kualifikasi Piala Dunia melawan Albania dan San Marino.

Padahal, pada jeda internasional sebelumnya, Southgate memasukkan Tomori dalam daftar skuat Inggris. Muncul beragam pertanyaan atas keputusan Southgate. Pertanyaan yang timbul tidak melulu soal Tomori, tetapi juga perombakan yang terus dilakukan padahal Piala Dunia tinggal 12 bulan lagi.

Southgate memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Menurutnya, akan ada perebutan sengit untuk berlaga di Piala Dunia jika Inggris lolos.

"Selama 12 bulan ke depan, jika kami lolos, akan ada persaingan sengit untuk memperebutkan tempat," kata Southgate dilansir The Athletic.

Perebutan itu tidak hanya untuk pemain-pemain sarat pengalaman, tetapi juga pemain muda macam Tomori. Apalagi, Southgate sudah melirik banyak pemain muda untuk skuat Inggris di Piala Dunia. Tentu saja, Tomori adalah salah satunya.

"Kami sudah melihat selama 12 bulan terakhir betapa cepatnya pemain muda berkembang," ucapnya. "Masih ada waktu bagi mereka (pemain muda) untuk memperlihatkan konsistensi."

Jika melihat pernyataan tersebut, Tomori hanya perlu membuktikan diri. Sepertinya, jika ia menggamit trofi Serie A, Southgate akan memberikan tempat ternyaman dan teraman di lini pertahanan Inggris.

"Saya akan terus memanfaatkan pengalaman bermain dengan sebaik-baiknya dan berusaha memperbaiki diri," kata Tomori kepada Sky Sports.