Tenang dan Tangguh seperti Kalidou Koulibaly

Twitter @kkoulibaly26

Koulibaly memiliki atribut yang membuatnya pantas menjadi bek tangguh di Serie A dan dunia. Tenang membaca permainan dan tangguh dalam duel udara.

Kalidou Koulibaly berjalan pelan menuju podium. Di sana rekan-rekannya sudah menunggu dengan atribut seperti syal atau ikatan bendera Senegal di pinggang.

Mereka semua ingin merayakan gelar yang baru saja direngkuh. Maka, ketika Koulibaly tiba dengan trofi di tangannya, semua antusias. Tak perlu lama, Koulibaly langsung mengangkat trofi tersebut ke atas dibarengi dengan kepalan tangan rekan-rekan tanda bahagia.

Senegal baru saja mendapatkan trofi Piala Afrika perdananya sepanjang sejarah. Trofi yang didapatkan usai memenangi babak adu penalti melawan Mesir dengan skor 4-2.

"Kami sangat senang, kami tahu betapa sulitnya memenangi Piala Afrika dan kami berhasil melakukannya. Kami memang pantas memenangi gelar ini karena kami punya tim yang luar biasa," ucap Koulibaly selepas pertandingan.

Senegal memang memiliki materi yang komplet di Piala Afrika edisi kali ini. Tak cuma Sadio Mane di lini depan, “Singa Teranga” juga punya Idrissa Gueye di tengah, hingga Edouard Mendy di bawah mistar. Selain itu, sosok berpengalaman seperti Koulibaly juga sangat membantu Senegal merengkuh gelar juara.

****

Koulibaly sebenarnya tak lahir di Senegal. Ia lahir dan tumbuh di sebuah kota di Prancis bernama Saint-Die. Daerah yang berada di timur laut Prancis itu memang kebanyakan diisi oleh imigran dari Senegal, Maroko, dan Turki.

Ayah Koulibaly yang seorang penebang kayu datang lebih dulu ke Prancis. Bekerja keras tak kenal waktu, sang ayah berhasil mengumpulkan uang untuk membawa ibunya ke Prancis.

Akan tetapi, Koulibaly tak terlalu lama berada di Prancis. Di usia enam tahun, ia kembali ke Senegal dan terus berada di sana hingga tumbuh dewasa.

Kendati lahir di Prancis, Koulibaly tetap hidup rukun bersama rekan-rekannya di Senegal. Koulibaly memiliki cerita manis saat menyaksikan laga Senegal melawan Prancis di Piala Dunia 2002.

Saat itu, Koulibaly tengah bersekolah. Sepak mula pertandingan bertepatan dengan jam masuknya. Guru meminta untuk membuka buku, tetapi Koulibaly memikirkan Diouf, Zidane, hingga Thierry Henry yang akan bertanding.

Lima menit pelajaran berlalu, sang guru meminta muridnya termasuk Koulibaly menutup buku. Gurunya lalu menyetel tv dan menyuruh muridnya menyaksikan laga Senegal melawan Prancis.

Murid-murid yang menyaksikan juga memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang keturunan Turki, Maroko, Senegal, hingga Prancis. Senegal memenangi pertandingan tersebut, Koulibaly pulang dan melihat orang tua temannya yang orang Senegal menari di jalan. Semua senang, bahkan orang keturunan Turki dan Prancis ikut menari merayakan kemenangan Senegal. Itu merupakan salah satu momen indah dikehidupan Koulibaly.

Karier sepak bola Koulibaly berawal di beberapa klub Prancis. SR Saint-Die -tim sepak bola di tempat kelahirannya- menjadi yang pertama. Kemudian, Koulibaly pindah ke FC Metz di tahun 2009.

Cuma satu tahun berada di tim muda Metz, Koulibaly langsung menjalani debut di tim senior di laga melawan Vannes di Ligue 2. Saat itu, Koulibaly masuk menggantikan Fallou Diagne di menit ke-69.

Total, Koulibaly bermain sebanyak 46 kali untuk Metz. Sayangnya, Metz gagal dibawanya promosi ke divisi teratas kompetisi sepak bola Prancis.

Kendati begitu, bakat Koulibaly tetap tercium oleh klub Eropa lainnya. Pada Juli 2012, Koulibaly pindah ke klub asal Belgia, KRC Genk. Di sana, Koulibaly semakin berpendar. Selain selalu mendapat tempat utama, Koulibaly juga berkesempatan bermain di Liga Europa.

Bermain di turnamen besar membuat bakat Koulibaly semakin terendus klub-klub besar Eropa. Sampai akhirnya, Napoli berhasil mendapatkan jasanya pada musim 2014/15.

****

Jika ditanya siapa bek tengah tangguh di Serie A dan dunia saat ini, Koulibaly adalah salah satunya. Kendati 'cuma' bermain di tim seperti Napoli, sinar Koulibaly tetaplah mengilap sebagai palang pintu yang sulit ditembus lawan.

Perawakannya yang besar membuat Koulibaly sigap mengatasi umpan silang lawan. Fisiknya ditopang dengan caranya membaca permainan yang sangat baik.

Meski bertubuh besar, Koulibaly bukanlah bek yang lelet. Ia bisa cepat mengejar penyerang-penyerang lawan, lalu melakukan tekel atau intersep. Kecepatan Koulibaly juga dipengaruhi oleh pemosisian dan ketenangannya menghadapi lawan. Ia tidak akan gegabah merebut bola dan lebih memilih menunggu lawan goyah.

Fragmen tenang dan membaca permainan yang baik terlihat saat Napoli bertemu PSG di Liga Champions tiga tahun lalu. Di laga tersebut, Koulibaly dengan apiknya mematikan pergerakan dari Kylian Mbappe.

Koulibaly tak sedikit pun memberikan Mbappe ruang untuk melakukan manuver. Ia juga melakukan beberapa kali tekel bersih kepada penyerang asal Prancis tersebut.

Kelebihan lain yang dimiliki Koulibaly adalah kemampuan mendistribusikan bola. Ini yang membuat pemain berusia 30 tahun itu dinobatkan sebagai ball playing defender yang ulung.

Koulibaly mencatatkan rata-rata 21,7 passing pendek komplet per 90 menit. Passing progresif Koulibaly juga mencapai 3,88 per pertandingannya.

Catatan gemilang juga ditorehkan Koulibaly di pentas Piala Afrika. Bek tengah berusia 30 tahun itu cuma absen dua kali di turnamen kali ini karena COVID-19. Sisanya, Koulibaly selalu menjadi pilar di lini belakang Senegal. Tercatat, Senegal tiga kali clean sheet saat Koulibaly main dan cuma kebobolan dua kali.

Koulibaly juga membuat rata-rata 1,8 tekel, 2,2 sapuan, dan 1 intersep per pertandingan. Koulibaly juga piawai mendistribusikan bola via akurasi passing yang mencapai 85 persen dan long ball sampai 63 persen.

***

"Bek yang memberikan keamanan di pertahanan? Saat ini yang terbaik adalah Koulibaly," puji Pepe Reina yang pernah menjadi rekan setim Koulibaly di Napoli.

Kala bursa transfer datang, nama Koulibaly kerap menjadi perbincangan. Sudah banyak tim-tim besar Eropa yang menginginkan tanda tangan Koulibaly. Namun, transfer tak pernah terjadi karena Koulibaly tetap setia dengan Napoli sampai saat ini.