Ujian Persahabatan

Ilustrasi: Arif Utama.

Karena ujian terberat dalam persahabatan adalah saat kamu diharuskan menghadapi sahabat terdekatmu.

Mikel Arteta adalah jalan keluar bagi kamu yang ingin mengembalikan kepercayaan diri. Sudah banyak cerita bagaimana Arteta mengubah jalan nasib orang lewat nasihat-nasihat baiknya.

Fabian Delph adalah salah satu orang yang memberi testimoni baik soal Arteta. Saat masih memperkuat Manchester City, Delph merasa bahwa karier bersama klub tersebut bakal berakhir cepat karena cedera yang terus menghantui dan tak kunjung datangnya kesempatan bermain.

Prasangka Delph ternyata diketahui Arteta. Arteta kemudian mengajaknya berbicara empat mata. “Ia memberikan banyak sanjungan dan mengatakan bahwa saya kompeten untuk berada di klub ini. Apa yang ia katakan membuat saya begitu tenang,” kata Delph.

Apa yang dilihat orang dari Arteta sekarang berbeda dengan caranya dulu melihat diri sendiri. Ketika masih aktif bermain ia tidak cukup punya kepercayaan diri dan selalu merasa inferior saat diharuskan berkompetisi dengan orang lain.

Arteta lahir dan besar di San Sebastian. Rumahnya hanya berjarak tiga menit dari rumah Xabi Alonso. Mereka berteman akrab selama sembilan tahun karena sama-sama menghabiskan waktunya di akademi milik Real Sociedad.

Pada usia 15 tahun, Arteta memutuskan untuk bergabung dengan Barcelona. “Orang tua saya langsung memperbolehkan saya untuk bergabung Barcelona karena kami sekeluarga adalah pendukung mereka. Selain itu, saya juga mengidolakan Pep Guardiola,” terang Arteta.

Menurut Arteta, Guardiola adalah pemain dengan karakter dan kemampuan yang sama baiknya. Entah sebuah kebetulan atau bukan, Arteta melakoni pertandingan pertamanya bersama Barcelona di usia 16 tahun setelah masuk menggantikan Guardiola.

Debut Arteta di usia yang amat muda menarik perhatian Guardiola. Guardiola, yang baru menjalani pertandingan pertamanya untuk Barcelona di usia 19 tahun, langsung merasa bahwa pemuda ini bakal memiliki karier yang cemerlang di Barcelona.

Foto: Twitter @BarcaTimes

Firasat Guardiola tidak terbukti. Setelah pertandingan tersebut, Arteta tidak kunjung mendapatkan kesempatan setelah kalah bersaing dengan Xavi Hernandez. Keadaan tersebut memaksanya pergi dari Spanyol untuk bergabung dengan Paris Saint-Germain.

***

Lu Martin dan Pol Ballus dalam buku “Pep's City: The Making of a Superteam” mengatakan bahwa inovasi permainan adalah hal yang terus menerus dikembangkan oleh Guardiola. Pada musim pertama melatih Barcelona, Guardiola menerapkan aturan six second rule.

Six second rule dibuat oleh Guardiola agar pemainnya mendapatkan bola kembali sebelum lawan genap menguasai bola selama enam detik. Fokus pendekatan ini terletak pada pemain yang berada paling dekat dengan lawan yang menguasai bola diharuskan untuk merebut bola kembali.

Inovasi lain yang dibuat oleh Guardiola adalah menjadikan Lionel Messi sebagai false nine. Menurut Marti Perarnau dalam buku “Pep Confidential”, ide dibuatnya peran ini terjadi satu malam sebelum laga melawan Real Madrid, Mei 2009.

Peran ini dibuat oleh Guardiola setelah mengamati adanya jarak antara gelandang Madrid dengan bek tengah mereka. Guardiola lantas mengundang Messi malam itu juga untuk berbicara panjang lebar soal peran ini. Pada akhirnya, Barcelona memetik kemenangan 6-2.

Sesaat sebelum Barcelona menghadapi Chelsea, 2012 silam, Guardiola melakukan inovasi lain yang jarang terdengar: Ia meminta pendapat seorang pemain untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan lawan. Pemain tersebut adalah Arteta, yang ketika itu memperkuat Arsenal.

Dalam sambungan telepon yang dilakukan, Arteta bercerita panjang lebar soal Chelsea. Barcelona memang gagal saat itu, tapi cara Arteta mengemukakan sarannya tentang taktik mulai menarik perhatian Guardiola.

Kesan Guardiola terhadap kemampuan taktik Arteta semakin baik saat keduanya berbincang setelah laga Bayern Muenchen melawan Arsenal di Liga Champions 2015/16. Pada akhir perbincangan, Guardiola nyeletuk: “Apakah kamu mau bekerja denganku jika suatu saat aku melatih di Inggris?”

Tidak ada yang tahu apa jawaban Arteta saat itu kecuali Guardiola. Namun, pembicaraan tersebut semakin memberi tanda bagi Arteta bahwa pelatih bisa jadi adalah jalan yang perlu ia pertimbangkan saat pensiun sebagai pesepak bola nanti.

Pikiran Arteta soal dunia kepelatihan telah dimulai saat ia mengalami cedera ACL pada musim 2009/10. “Cedera itu membuat saya absen dalam banyak pertandingan. Di sela-sela masa penyembuhan, saya sedikit belajar cara menjadi pelatih,” kata Arteta.

Keputusan Arteta untuk menjadi pelatih semakin bulat ketika musim keduanya bersama Arsenal. Ia sering bertanya dan bertukar pikiran kepada mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger. Wenger lantas mendukungnya dan memberi kesempatan.

Lisensi kepelatihan Arteta diambil melalui program yang diinisiasi oleh Asosiasi Sepakbola Wales (FAW). Pada 2017, bersama Thierry Henry dan Freddie Ljungberg, ia mendapatkan gelar UEFA Pro Licence.

***

Guardiola membawa banyak orang kepercayaannya ketika ditunjuk sebagai manajer Manchester City pada 1 Februari 2016. Tahun itu bertepatan dengan tahun terakhir Arteta sebagai pesepak bola.

Arteta lantas menghubungi Guardiola. Ia bertanya apakah tawaran yang sempat diberikan oleh Guardiola masih tersedia atau tidak. Tanpa panjang lebar, Guardiola mengatakan tawaran masih tersedia untuknya.

“Berhasil mendapatkan jasanya sebelum klub lain adalah kepandaian kami,” kata Guardiola. 3 Juli 2006, Arteta resmi bergabung City sebagai asisten pelatih bersama Brian Kidd dan Domenec Torrent.

Guardiola membebankan segala urusan yang berkaitan dengan pemain kepada Arteta, mulai dari pendekatan yang dilakukan oleh tim, peran yang harus dilakukan oleh pemain hingga evaluasi penampilan. Tugas ini membuat hubungannya dengan pemain amat erat.

Keputusan Guardiola menempatkan Arteta di posisi tersebut pada akhirnya berbuah manis. Meski banyak tampil dengan wajah-wajah baru, The Citizens mampu menutup enam pertandingan perdana di Premier League dengan kemenangan.

Beberapa hari sebelum pertandingan melawan Arsenal di bulan Desember, Guardiola memanggil Arteta ke ruangannya. “Kamu in charge sebagai kepala di pertandingan ini (melawan Arsenal),” kata Guardiola, “lakukan apa yang menurutmu terbaik untuk tim.”

Guardiola memilih keputusan tersebut atas banyak pertimbangan. Bukan hanya tugas-tugas yang mampu diselesaikan dengan baik, tapi juga karena Arteta belum genap enam bulan meninggalkan Arsenal yang tentu saja membuatnya memahami lawan luar dalam. Tangan dingin Arteta membawa City memetik kemenangan 2-1.

***

Pada akhirnya, waktu membawa kerja sama Arteta dan Guardiola tak berlangsung lama. Setelah tiga tahun bersama, Arteta memutuskan berpisah dengan Guardiola untuk menerima tawaran pelatih kepala dari Arsenal.

Perpisahan tersebut tidak membuat Arteta dan Guardiola putus silaturahmi. "Kami saling bercerita soal hal buruk dan baik. Tidak lupa, kami saling mendoakan kesuksesan untuk masing-masing," kata Arteta.

Selama Arteta dan Guardiola masih menangani Arsenal dan City, keduanya akan berhadapan sebagai musuh. Tidak ada yang lebih menyenangkan ketimbang bertemu teman dekat dan tidak ada yang lebih menegangkan ketimbang bertarung menghadapi sahabat.