Undangan Pesta Sepak Bola Samantha Kerr
Pergerakan cerdas dan ketajaman mencetak gol, dua kualitas itu yang membuat Sam Kerr bersinar dari musim ke musim.
Dengan segala sesuatu yang dilakukannya di atas lapangan hijau, Samantha Kerr memangkas jarak antara sepak bola elite dan perempuan.
Sepak bola dan perempuan itu berjarak. Entah bagaimana asal-muasalnya, sepak bola identik dengan laki-laki. Kompetisi sepak bola perempuan memang ada, tetapi tidak sememikat sepak bola laki-laki. Para perempuan yang bekerja di ranah sepak bola, apa pun bentuknya, akan dipandang berbeda. Ia tidak dianggap sebagai sebentuk kewajaran, padahal sepak bola tidak pernah menutup pintu untuk para perempuan.
Dari situ para perempuan dilihat sebagai orang asing yang mencari tempat di atas lapangan sepak bola. Keberadaannya tak jarang memantik cemooh karena dinilai belum pantas dan terlalu memaksakan diri. Diperlukan perempuan yang benar-benar luar biasa agar orang-orang di tanah ini dapat menerima sepenuhnya. Sam Kerr ternyata paham betul hukum yang satu ini.
Permainan Kerr adalah undangan pesta bagi para pendukungnya. Seperti anak kecil yang melindungi binatang kesayangannya, Kerr tak akan pernah melepaskan bola sampai ia menyulut kegembiraan. Bersama bola itulah ia memperagakan tipuan-tipuan cerdik yang akan membuat penonton terkagum-kagum.
Ia dan bola seperti kawan baik yang saling memahami cara mengubah hari biasa menjadi menyenangkan. Setelah ia melompat, bola seperti menaikinya dan menghilang. Bola seperti kabur, lalu Kerr mengejar dan mendapatkannya kembali. Sepanjang proses itu, lawan terhuyung-huyung seperti mabuk laut hingga akhirnya jatuh mencium tanah.
Kerr akan selalu diingat sebagai pencetak gol ulung. Bersama Chelsea di sepanjang WSL 2021/22, ia mencetak 20 gol dalam 20 pertandingan. Jumlah itu menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak di musim tersebut. Sudah begitu, ia membuat empat assist pula.
Namun sepak bola Kerr lebih dari sekadar mencetak gol. Pada dasarnya ia adalah pemain komplet yang terlibat banyak dalam permainan tim. Selama Emma Hayes menjadi manajer Chelsea Ladies, Kerr tidak hanya ditugaskan sebagai penyerang biasa, tetapi ikut mengemban peran defensive forward. Pemain depan model ini dituntut gigih menekan lawan dan jeli merebut bola. Kerr memiliki persentase keberhasilan memenangi ground duel sebesar 63% per 90 menit di WSL musim ini. Selain itu, ia mencatatkan rerata 0,92 tekel sukses per 90 menit.
Tak hanya lihai melepas pressing dan memenangi bola kembali, Kerr juga merupakan sosok penyerang yang mau turun ke arena permainan lebih dalam. Dengan begitu, ia dapat menjadi jembatan agar progresi bola Chelsea terus jalan. Dia siap kapan saja untuk meng-overload lini tengah tim agar rekan-rekannya tak kalah jumlah dan punya opsi umpan tambahan.
Tengok saja heatmaps-nya pada musim 2021/22. Meski cenderung melepas serangan dari area kotak penalti, Kerr juga banyak terlibat di area tengah. Bahkan jumlah umpannya dari area itu mencapai 179, tak berbeda jauh dengan 209 umpan Jessie Fleming yang memang beroperasi di area tengah.
Kerr juga dapat dipercaya untuk menciptakan ruang bagi rekan-rekannya di lini depan. Seringkali, dia turun lebih dalam agar Bethany England ataupun Pernille Harder memiliki ruang tambahan di lini depan. Hebatnya, meski gigih dalam urusan menciptakan ruang bagi kawan-kawannya, Kerr tidak kehilangan ketajamannya. Ini dibuktikan dengan xG yang mencapai 14,3. Jumlah itu merupakan yang tertinggi di antara seluruh pemain Chelsea. Kalau mau lebih mudahnya, ya, silakan melihat kembali gelar topscorer yang ia rengkuh musim ini.
Kualitas lain yang dimiliki adalah pemosisian yang baik. Ia tahu persis bagaimana memosisikan diri untuk mencetak gol dengan efektif. Ketika tahu akan menerima umpan, Kerr membuat badannya berada dalam posisi siap menembak.
Pemanfaatan ruang Kerr juga mengesankan. Ia sanggup menempatkan diri agar berada di luar pengawalan lawan. Berada di posisi unggul lari dari lawan terdekatnya, ditambah kecepatan yang dimiliki, Kerr akan sulit dikejar dan itu akan memudahkannya mencetak gol.
Kerr disebut penyerang mematikan karena selain tajam mencetak gol, ia juga memiliki pergerakan cerdas. Atribut tersebut membuat Kerr tidak bermain sendirian, tetapi dengan membangun tim di sekelilingnya. Pergerakan cerdas membuat rekan-rekannya dapat terorganisasi sehingga permainan Chelsea menjadi lebih kompak. Kelangkaan inilah yang pada akhirnya membuat Kerr dapat bersinar dari musim ke musim.
Dalam sejumlah kesempatan, sentuhan indah yang dibarengi dengan pergerakan jitu Kerr mampu menyeret pemain bertahan lawan saling menjauh. Dengan begitu, Chelsea menjadi unggul jumlah. Setelah mencapai tepi area penalti, Kerr menahan permainan dan menunggu sebelum memutuskan pergerakan terakhirnya, apakah mengumpan atau menyerang langsung. Permainan 3-4-1-2 Hayes dengan dua penyerang sayap juga mendukung permainan agar berada di posisi yang lebih sempit sehingga mempersulit lawan untuk mengembangkan permainan.
*****
Di depan gawang, Kerr terlihat begitu naluriah dan alamiah. Dalam wawancaranya bersama Telegraph, ia menyebut dirinya sebagai pengambil risiko. Namun, ketika harus membuat pilihan besar dalam hidup, Kerr membutuhkan waktu yang cukup lama.
Katanya, ia perlu sekitar dua tahun sampai akhirnya berani menjejak ke Chelsea pada 2020. Pada akhirnya tiga gelar kampiun WSL selama tiga musim berturut-turut membuatnya yakin bahwa ia sudah mengambil keputusan yang benar-benar tepat.
“Sekarang saya sudah di sini dan tidak dapat membayangkan bermain di klub lain. Saya cocok bermain untuk Chelsea. Saya menyukai klub ini. Saya yakin Chelsea adalah klub terbaik yang pernah saya bela,”
“Sebenarnya saya berbicara dengan Emma (Hayes) dua tahun sebelum saya datang ke sini dan setahun sebelum saya menandatangani kontrak. Ketika merasa waktunya sudah makin dekat, jujur saja saya merasa sedikit takut. Pada akhirnya kami berdua membuat keputusan yang sangat tepat,” papar Kerr.
Chelsea pada akhirnya memang menjadi klub yang tepat. Di tangan pemiliknya yang dulu, Roman Abramovich, Chelsea tidak hanya tumbuh sebagai klub yang memedulikan tim laki-lakinya. Tim perempuan juga masuk hitungan, bahkan perhitungan yang begitu rinci.
Tidak mengherankan jika belakangan Chelsea bertumbuh sebagai tim perempuan yang menggila. Bersama Chelsea, Kerr telah menikmati tiga gelar juara liga, satu Community Shield, serta masing-masing dua Piala Liga Inggris dan Piala FA. Bahkan dengan status sebagai pemain Chelsea pula Kerr menikmati seperti apa rasanya dianugerahi PFA Player of the Year 2022.
Dengan torehan prestasi itu Kerr membuktikan bahwa sepak bola elite bukan ranah terkutuk bagi para perempuan. Tempat ini pun menjanjikan tanah berlimpah susu dan madu yang dapat dinikmati oleh pesepak bola perempuan sepertinya.