Warrior Kidal Setan Merah

Foto: instagram @lisandromartinezzz

Tuhan tidak menganugerahi Martinez dengan postur yang menjulang. Namun, Tuhan menganugerahi kaki kiri yang kuat. Itu jadi bargaining power Martinez di dunia sepak bola.

Tuhan tidak menciptakan manusia dalam kesempurnaan duniawi. Anugerah setiap individu berbeda-beda --tak pernah sama. Selalu saja ada plus dan minus dalam diri manusia. Tinggal bagaimana manusia mensyukuri dan mengeksploitasi anugerah Tuhan dengan sebaik-baiknya.

Lisandro Martinez tahu bahwa Tuhan tidak memberinya postur menjulang. Hanya 175 cm di usia 24 tahun. Tidak terlalu pendek, tapi sebagai bek tengah, postur tersebut bisa menjadi persoalan dan omongan orang-orang.

Ketika Martinez siap menuju Old Trafford, nada-nada sumbang berdentum. Apa betul Martinez adalah panasea lini belakang Manchester United? Apa benar Martinez hebat dengan postur yang hanya 175 cm? Bagaimana dia bisa berduel udara?

Ada dua hal yang bisa menjawab pertanyaan pesimistis tersebut. Hal pertama, kita bisa melihat pernyataan-pernyataan Eric Ten Hag --orang yang kesengsem mendatangkan Martinez dari Ajax.

"Dia bukan pemain yang tinggi, tapi cukup bagus saat berduel udara. Tentu saja, saat berduel udara, kamu butuh keseimbangan dan timing. Itu salah satu kemampuannya," kata Ten Hag sebagaimana mengutip The Guardian.

"Martinez adalah warrior. Saya pikir, fan akan mengaguminya. Dia punya attitude, punya semangat juang.... Dia bermain agresif dengan cara yang oke. Saya pikir, kita membutuhkan itu semua," ucap Ten Hag dilansir situs resmi Manchester United.


Jika jawaban-jawaban Ten Hag terlalu subjektif karena pernah bersama-sama di Ajax, mari kita lihat statistik Martinez. Selain untuk mengonfirmasi pernyataan Ten Hag, deretan angka-angka juga bisa menjadi jawaban objektif. Biar sama-sama enak 'kan.

Berdasarkan catatan Sky Sports, tingkat sukses duel udara Martinez mencapai angka 71 persen. Dari 112 duel udara yang dia lakukan musim lalu, 79 di antaranya berhasil dia menangi. Catatan yang cukup oke sebagai bek tengah dalam mengeleminasi ancaman.

Lagian, Martinez sendiri enggak mau memandang tinggi badan sebagai aib yang buat minder. Justru sebaliknya, dia yakin bahwa bek-bek hebat dan tangguh ditentukan oleh faktor lain. Misalnya, jago membaca permainan lawan sekaligus pemosisian yang oke.

"Mereka agak khawatir tentang masalah tinggi badan," kata Martinez dilansir Sky Sports. "Tapi, tinggi badan tidak pernah menjadi sesuatu yang saya anggap penting."

Jika tinggi badan adalah anugerah Tuhan, Martinez memang tidak mendapatkan yang karunia itu sebagai pesepak bola. Namun, dia mendapat anugerah dalam bentuk berbeda dari Yang Kuasa, yakni kekuatan alami kaki kiri.

Bek tengah berkaki kidal selalu punya tempat spesial di hati pelatih-pelatih yang menitikberatkan build-up dari belakang dengan umpan-umpan pendek. Pep Guardiola, misalnya, pernah menggambarkan betapa krusial bek tengah berkaki kidal saat ngomong-ngomong soal Aymeric Laporte.

"Kami tidak dapat bermain lebih baik, lebih cepat, tanpa Laporte. Bukan karena pemain lain tidak bagus, tapi karena Laporte satu-satunya bek tengah berkaki kiri," ucap Guardiola dilansir The Athletic.

Untuk menambal Laporte, Manchester City versi Guardiola merekrut Nathan Ake dari Bournemouth dengan harga 41 juta poundsterling. Salah satu latar belakang perekrutan itu, Ake adalah bek tengah berkaki kiri.

Ten Hag pun demikian. Ketika ditanya soal: Why must Martinez? Ten Hag selalu menyelipkan bahwa Martinez adalah pemain berkaki kidal. Pernyataan-pernyataan Ten Hag menggambarkan bahwa bek berkaki kiri punya bargaining power yang tinggi di Manchester United-nya.

Itu karena Ten Hag menekankan build-up dari belakang. Four back harus punya kemampuan umpan yang oke. Dan kehadiran Martinez bisa menopang build-up tersebut. Lah, kok, bisa gitu?

Begini. Bek tengah sebelah kiri berkaki kidal akan punya ruang dan lintasan umpan lebih luas manakala menerima umpan dari bek sebelah kanan. Bek berkaki kiri tentu akan menahan dan menguasai bola pertama dengan kaki terkuat. Nah, bola itu akan menjauh dari penyerang lawan yang menekan. Jarak yang lebih jauh itu bisa memudahkan bek tengah kiri melakukan umpan progresi.

Jika bek kiri berkaki kidal akan mengumpan ke sisi kiri, lintasan bola akan lebih baik. Artinya, bola menggelinding jauh dari pemain-pemain lawan yang menjaga full-back kiri. Ruang dan lintasan bola yang lebih baik menjadi bargaining power-nya bek-bek tengah berkaki kiri. Tak heran jika Guardiola menyebut bek tengah berkaki kiri membuat build-up dari belakang lebih baik dan cepat.

Daya tawar bek tengah berkaki kiri menjadi daya tawar pula bagi Martinez. Di luar itu, Martinez memang punya kemampuan umpan yang oke. Sky Sports mencatat rata-rata umpan sukses Martinez berada di angka 82,27 per 90 menit, dan 39,49 di antaranya mengarah ke depan.

Hanya itu kelebihan Martinez? Tentu saja tidak. Merujuk catatan FBref, Martinez merangkum 2 tekel sukses dan 1,9 intersep per laga. Angka itu mengonfirmasi pernyataan Ten Hag bahwa Martinez, selain agresif, jago membaca aliran bola lawan.

"Setelah menganalisis performa United musim lalu, pertahanan sebelah kiri jadi kelemahan mereka. Martinez berkaki kiri, dan dia juga agresif dan punya kontrol yang baik. Dia bisa meningkatkan klub ini," ucap Ten Hag.

Ten Hag begitu optimistis bahwa Martinez adalah jawaban. Seolah-olah, pernyataan Ten Hag menggambarkan bahwa Martinez adalah good deal bagi Manchester United. Namun, untuk membuktikan itu, kita butuh waktu. Sampai dia datang dan benar-benar mengangkat muruah Manchester United.

Apalagi, Premier League adalah belantara baru bagi Martinez. Butuh waktu untuk mengintegrasikan diri dengan hal-hal baru. Satu yang membuat nyaman, United akan mempunyai bek tengah berkaki kiri untuk musim 2022/23. Opsi pun jadi melimpah.