Zinchenko dan Kepingan Skuad Arsenal

Foto: Instagram @Zinchenko_96.

Oleksandr Zinchenko dengan segala kebisaannya memberikan variasi serta opsi untuk Mikel Arteta di Arsenal. Ia bisa menjadi pembelian jitu buat The Gunners.

Mikel Arteta menggunakan dua bursa transfer musim panas terakhir untuk memperbaiki Arsenal. Pria kelahiran San Sebastian itu mendatangkan nama-nama yang ia pikir ia butuhkan untuk menunjang gaya main yang ingin dia usung.

Pada musim 2021/22, Arteta mendatangkan Aaron Ramsdale, Ben White, hingga Takehiro Tomiyasu. Ketiganya langsung masuk skuad utama menggeser nama-nama senior yang sebelumnya mengisi posisi inti.

Ketiga nama tersebut mempertegas keinginan Arteta untuk bermain mengedepankan possesion dan merangkai serangan dari belakang. Ramsdale, sebagai kiper, cukup nyaman ketika menguasai bola dan bisa menjadi awal dari bangunan serangan Arsenal. Begitu juga dengan White dan Tomiyasu yang menjadi bagian dari back-four di hadapan Ramsdale.

Kendati demikian, skuad Arteta belumlah sempurna. Ia berpikir, masih ada beberapa pos yang perlu mendapatkan pembenahan sebelum betul-betul menjadi skuad yang 100% ia inginkan. Maka, proses pembentukan skuad dengan mendatangkan pemain-pemain anyar berlanjut.

Jelang musim 2022/23, Arsenal kembali royal untuk membeli pemain. Per tulisan ini tayang, empat pemain sudah diumumkan, yakni Marquinhos, Fabio Vieira, Gabriel Jesus, dan Matt Turner. Satu nama belum diumumkan meski sudah menyaksikan laga Arsenal di pramusim, yakni Oleksandr Zinchenko. Kehadiran Zinchenko ini yang menarik. Pasalnya, ia bisa mempertegas gaya main yang ingin Arteta usung pada musim ini.

***

Awalnya, Arsenal mengincar Lisandro Martinez dari Ajax untuk mengisi posisi fullback kiri. Harga yang terlalu tinggi membuat The Gunners enggan menebus Martinez. Kendati berposisi sebagai bek tengah, Lisandro juga bisa bermain sebagai bek kiri dan gelandang bertahan.

Kendati demikian, eks pelatihnya di Ajax dulu, Erik ten Hag--yang kini juga pelatih Lisandro di Manchester United--, meyakini bahwa posisi terbaik Lisandro adalah bek tengah. So, ketika Arsenal lebih butuh bek kiri ketimbang bek tengah, keputusan mereka untuk melewatkan Lisandro sudah tepat.

Posisi fullback kiri memang salah satu yang ingin Arteta perbaiki. Kieran Tierney memang sudah sangat sesuai dengan kemauan Arteta: Agresif saat menyerang serta disiplin ketika membantu pertahanan. Namun, pemain asal Skotlandia itu rentan dengan cedera.

Akhir musim lalu, Tierney absen pada 10 pertandingan terakhir The Gunners. Tanpa Tierney, Arsenal limbung dan gagal menembus empat besar.

Sebenarnya, Arsenal memiliki Nuno Tavares. Namun, pemain asal Portugal itu tak bisa memenuhi ekspektasi Arteta. Alhasil, Arsenal masuk bursa transfer dengan niat mencari fullback kiri. Dan Zinchenko adalah orang itu.

***

Zinchenko, Vieira, dan Gabriel Jesus tak cuma melengkapi skuad Arsenal. Ketiganya bisa memberikan variasi dan opsi untuk Arteta pada musim 2022/23. Pasalnya, ketiganya merupakan pemain multiposisi.

"Itu salah satu cara kami menyesuaikan struktur, formasi, dan rotasi di dalam skuad dan bermain dengan pemain yang sama dengan cara yang berbeda. Menjadi lebih tidak terduga jelas penting dan itulah mengapa kami merekrut para pemain itu," ucap Arteta soal tiga pemain versatile yang ia datangkan.

Tak cuma bermain sebagai fullback, Zinchenko juga acap bermain di posisi gelandang. Kecerdasan yang ia miliki mampu menambah kreativitas tim saat membangun serangan. Apalagi, Zinchenko dibekali kemampuan passing dan dribel yang apik.

Lalu, apa yang akan ditawarkan Zinchenko di Arsenal nanti?

Dalam tiga laga pramusim, Arteta acap bermain dengan pola 4-3-3. Eks Asisten Pep Guardiola di Manchester City tersebut membiarkan Thomas Partey sebagai single pivot dengan Martin Odegaard dan Granit Xhaka ia biarkan bermain lebih naik dan melebar.

Saat menguasai bola, dua fullback akan masuk ke tengah guna memberikan opsi operan. Lalu, Odegaard serta Xhaka akan berdiri di antarlini sebagai penyedia opsi operan ke depan. Begitu juga ketika menghadapi serangan balik. Dua fullback akan bergerak ke dalam untuk mempersempit ruang lawan melakukan counter.

Nah, Zinchenko piawai bermain sebagai inverted fulllback sehingga ia bisa beradaptasi dengan cepat dengan pola tersebut. Hal ini bukan tanpa sebab; Zinchenko aslinya memang seorang gelandang tengah. Oleh karena itu, visi serta penempatan posisi sudah khatam di kepalanya ketika menjadi inverted fullback.

Kendati begitu, Zinchenko juga aktif ketika menyerang. Pemain berusia 25 tahun itu mencatat 1,1 umpan kunci per laganya bersama Man City di Premier League. Akurasi passing Zinchenko juga menyentuh 90.7 persen dengan torehan empat assist. Zinchenko juga acap membuat forward passes dengan torehan 24,74 per 90 menit.

Dengan atribut yang ia miliki, Zinchenko juga bisa menjadi pelapis Xhaka di tengah. Bersama Arteta, Xhaka lebih bermain di gelandang kiri untuk membantu fullback dan winger. Jika Arsenal tak mendatangkan gelandang lagi, bukan tidak mungkin Zinchenko yang bertugas melapis di posisi tersebut.

Urusan bertahan, Zinchenko sebenarnya tak kalah tangguh. Sky Sports mencatat, Zinchenko punya catatan 1,21 tekel dan intersep per pertandingannya. Pemain berkaki kidal itu juga memenangi duel area sebesar 1,29. Angka-angka itu lebih baik ketimbang Xhaka yang merupakan gelandang bertipe petarung milik Arsenal.

Zinchenko juga memberikan Arteta variasi pola permainan. Arteta acap memainkan 3-4-3 atau 3-5-2. Dalam posisi tersebut, Zinchenko bisa mengisi lini tengah kiri dan fokus di half space.

Kehadiran Zinchenko juga bisa membuat Arteta memainkan pemain yang lebih agresif di sisi kiri seperti Saka atau Martinelli.

****

Arteta dan Edu dalam proses untuk membentuk Arsenal menjadi klub yang bisa bersaing di Premier League. Mereka menjadikan pemain muda sebagai pondasi yang didatangkan musim lalu. Kini, cerita berbeda, Arteta akan mencampurkan pemain yang punya mental dan pengalaman juara guna membina para pemain muda. Dan Zinchenko punya pengalaman juara tersebut.