Zona Nyaman Aubameyang
Sudah sembilan gol yang Aubameyang lesakan sejak berkonstum Barcelona. Ketajaman itu muncul karena ia sedang berada di zona nyaman.
Xavi Hernandez memuji Pierre-Emerick Aubameyang setinggi-tingginya. Aubameyang, kata Xavi, adalah hadiah yang jatuh dari langit untuk Barcelona. Puja-puji yang berlebihan itu tentu tidak terbit tiba-tiba.
Aubameyang berkontribusi mengubah Barcelona menjadi tim yang mengasyikkan. Cara Aubameyang mengendus ruang di kotak penalti lawan membuat Xavi bersyukur Barcelona merekrutnya pada bursa transfer musim dingin kemarin, meski, ya, ada sedikit drama dalam prosesnya.
“Dia bisa menemukan ruang di belakang, dia bisa menciptakan peluang, dia bisa mencetak gol,” kata Xavi sebagaimana mengutip Marca.
Sudah sembilan gol yang Aubameyang lesakan sejak berkostum Barcelona di La Liga dan Liga Eropa. Paling baru, ya, brace-nya ke gawang Real Madrid di Santiago Bernabeu, Senin (21/3/22) dini hari WIB. Dua gol itu membuat harga diri Barcelona melambung tinggi setelah sempat aduh-aduhan dan kehilangan muruah.
Aubameyang sempat berbicara soal latar belakang kenapa ia begitu subur di Barcelona. Dari banyak faktor, ia menekankan bahwa keputusan Xavi-lah yang menyulutnya tampil ganas. FYI, Aubameyang dan Xavi sempat mengobrol soal road map Barcelona. Salah satunya, ya, soal posisi dan peran Aubameyang dalam skema bermain Barcelona-nya Xavi.
“Saya sudah berbicara dengan Xavi. Dia melihat saya sebagai (pemain) nomor 9,” ucap Aubameyang. Eks striker Arsenal itu melanjutkan, “Menurut saya, hal lain yang juga paling penting adalah saya bahagia.”
Selain sreg dan bahagia, Aubameyang memang pas dengan cara bermain Barcelona-nya Xavi. Itu terekam dari cara kerja ofensif Barcelona versi Xavi.
Xavi menitikberatkan pemosisian saat menyerang. Umpan dan pergerakan menjadi sukma skema menyerang Barcelona. Itu juga yang buat pemain punya opsi melimpah dan tidak lama-lama menguasai bola.
Barcelona-nya Xavi juga tidak butuh sentuhan banyak untuk meneror gawang lawan. Mereka mengandalkan kepiawaian gelandang untuk menarik ulur pemain lawan di jalur tengah dan half space sekaligus menyuplai bola ke depan via umpan panjang.
Yang mencolok dari skema menyerang Barcelona adalah pergerakan tiga penyerang. Penyerang sebelah kanan rutin bergerak di sisi flank. Di sisi itu, Barcelona punya Adama Traore dan Ousmane Dembele yang memang jago mendobrak pertahanan via dribel-dribel cepat. Cara Traore maupun Dembele mengkreasikan peluang nyaris serupa, yakni mengirim umpan silang.
Sedangkan penyerang sebelah kiri getol bermain di area half-space atau masuk ke kotak penalti. Pergerakan itu bertujuan untuk menyediakan ruang bagi bek kiri turut meneror gawang lawan. Ya, siapa lagi kalau bukan Jordi Alba.
Maka tidak heran jika Xavi memainkan Ferran Torres atau Gavi sebagai penyerang sebelah kiri. Kedua pemain itu mahir mengendus ruang yang kecil untuk mengkreasikan peluang maupun melesakkan bola.
Skema itu turut mempengaruhi pergerakan penyerang tengah yang jadi pos Aubameyang. Ia memang bergerak cukup dinamis, tapi seringnya bergerak ke sisi kiri ketimbang kanan. Itu terdeteksi dari heatmap sejauh ini.
Jika serangan berada di sisi kanan, Aubameyang akan rajin mencari ruang untuk menyambut umpan silang. Sedangkan jika serangan berada di (atau mengarah ke) sisi kiri, ia akan bantu Torres atau Gavi membuka ruang dan melakukan kombinasi. Itu terlihat dari proses gol pertama dan gol ketiga Barcelona ke gawang Real Madrid dalam lanjutan La Liga baru-baru ini.
Kemewahan Aubameyang di Barcelona adalah penempatan posisi yang pas sekaligus cara menarik lawan supaya rekan-rekannya berada di dalam posisi bebas. Itu belum ditambah dengan kelincahannya menarik ulur bentuk pertahanan lawan.
Yang paling spesial tentu saja penyelesaian akhir. Mengacu FBref, expected goals (xG) Aubameyang surplus 4,7. Persentase tembakan tepat sasaran ke gawangnya pun mencapai 65 persen. Penyebabnya? Ya, karena ia selalu menembak bola dekat dengan gawang.
Sebagai penyerang, Aubameyang juga dituntut untuk menekan pemain-pemain lawan ketika lawan-lawan itu menguasai bola. Itu karena Xavi menginginkan timnya sesegera mungkin mendapatkan bola. Maka, penyerang harus rajin memberikan pressing atau menjebak di area tertentu (sisi lapangan) agar lawan melakukan kesalahan.
Intensitas tekanan Barcelona-nya Xavi juga terlihat dari catatan The Analyst. The Analyst mencatat PPDA atau passes per defensive action Barcelona berada di angka 8,5. Angka itu bahkan terendah di lima liga top dunia.
PPDA biasanya menghitung umpan yang terjadi di area pertahanan lawan saja. Karena pressing yang intens sudah dilakukan sejak area pertahanan lawan. Semakin dikit angka PPDA berarti semakin intens pula pressing yang dilakukan tim. Begitu juga sebaliknya.
Namun, Aubameyang belum mampu melaksanakan tuntutan tersebut dengan sebaik-baiknya. Merujuk FBref, rata-rata pressures Aubameyang berada di angka 13,6 per 90 menit. Dari jumlah itu, hanya 16,4 persen yang berhasil.
Terlalu dini memang menyimpulkan bahwa Aubameyang adalah pahlawan Barcelona. Toh, ia masih punya pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sebelum menasbihkan diri sebagai penyerang idealnya Barcelona versi Xavi.
Apalagi, mengutip pernyataan Xavi, Barcelona belum mendapatkan apa-apa, belum memenangi apa pun. Satu lagi, belum bisa menyalip Real Madrid di papan klasemen La Liga. Benar begitu ‘kan?