Apakah Hakimi Bek Kanan Terbaik di Dunia?

Foto: @achrafhakimi.

Apakah Anda setuju dengan Kylian Mbappe yang menyebut Achraf Hakimi sebagai bek kanan terbaik?

Perdebatan tentang pesepak bola terbaik di dunia tidak akan ada habisnya. Entah untuk saat ini atau ketika membicarakan posisi tertentu, saya yakin Anda semua punya pendapat yang berbeda.

Kylian Mbappe punya pendapat yang bisa Anda setujui atau tolak. Menurutnya, Achraf Hakimi adalah bek kanan terbaik di dunia saat ini. Mbappe mengatakannya via akun Twitter-nya setelah Hakimi, yang saat itu tengah bermain untuk Maroko di Piala Afrika 2022, mencetak gol.

Komentar Mbappe memicu perdebatan. Di kolom reply, ada yang membalas dengan mengirim foto bek Chelsea, Reece James, dan bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold. Ada pula yang membalas dengan foto Dani Carvajal dan Lucas Vazquez, dua pemain yang membuat Hakimi tersingkir dari pos bek kanan Real Madrid.

***

Hakimi butuh tiga musim untuk disebut sebagai salah satu bek kanan terbaik di dunia saat ini: Dua musim saat ia berseragam Borussia Dortmund dan satu musim ketika ia memperkuat Inter Milan.

Hakimi mulai dikenal dunia saat bermain untuk Dortmund pada 2018/19 dan 2019/20. Bersama Jadon Sancho di posisi winger kanan, ia membuat sisi kanan Dortmund menjadi berbahaya. Hakimi yang spesial saat melakukan overlap dan Sancho yang pandai melakukan cut inside membuat Dortmund punya opsi bagus ketika menekan pertahanan lawan dari kanan.

Pada musim terakhirnya bersama Dortmund, Hakimi bahkan menempati posisi keempat bek dengan torehan assist terbanyak di kompetisi top Eropa. Total tujuh gol dan 14 assist Hakimi buat selama dua musim berseragam Dortmund.

Petualangan Hakimi berlanjut di Inter pada musim 2020/21. Di bawah racikan Antonio Conte, Hakimi semakin buas. Conte yang kerap menggunakan wingback dalam taktiknya tidak hanya sukses membuat Hakimi pandai memulai serangan, tapi juga rajin membantu pertahanan.

Bersama Nicolo Barella yang menjadi mezzala, sisi kanan Inter amat hidup saat itu. Hakimi menutup musim tersebut dengan gelar juara Serie A untuk Inter. Gelar tersebut menjadi penghapus dahaga Inter di Serie A setelah 10 musim gagal.

Sayang, perjalanan Hakimi tidak berlangsung lama di Milan. Krisis keuangan akibat pandemi mengganggu Inter dan membuat mereka harus melego pemain. Hakimi dan Romelu Lukaku yang akhirnya mereka pilih. Hakimi dilepas ke PSG dengan banderol 60 juta euro, sementara Lukaku dijual ke Chelsea di angka 115 juta euro.

Keputusan Hakimi bergabung PSG tidak terlalu mengejutkan. Chelsea, satu-satunya pesaing PSG dalam perburuan, memutuskan berhenti mengejar Hakimi di tengah jalan karena banderol yang ditawarkan oleh Inter dianggap ketinggian.

Pada akhirnya, perkara taktikal yang menentukan. “Mauricio Pochettino adalah pelatih yang saya sukai: dia suka mendominasi pertandingan lewat penguasaan bola dan bermain ofensif,” kata Hakimi.

***

Menahbiskan seseorang untuk jadi yang terbaik di dunia tidaklah mudah. Ada banyak indikator yang harus jadi pertimbangan. Untuk kasus Hakimi pun demikian.

Melihat catatan yang dibuat dalam empat musim terakhir, Hakimi layak masuk ke dalam deretan bek kanan terbaik. Ini dikarenakan kontribusi yang ia buat ke setiap tim, baik saat bertahan maupun menyerang, terbilang istimewa.

Hakimi punya catatan yang baik saat melepaskan tekel. Dari empat musim, ia membukukan rata-rata tekel sukses dengan 1,24 tekel sukses per pertandingan. Berdasarkan data fbref, di antara bek kanan papan atas lain, hanya Dani Carvajal (1,53) dan Cesar Azpilicueta (1,56) yang punya angka lebih baik.

Masalah Hakimi mungkin dari segi intersep. Ia hanya membukukan 0,9 intersep per pertandingan. Angka tersebut di bawah bek kanan lain, seperti Alexander-Arnold (1,76), Reece James (1,26), dan Kyle Walker (1,03).

Tingginya angka tekel Hakimi disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah gaya bermain tim yang ia perkuat. Selama Hakimi bermain, Dortmund, Inter, dan PSG punya kecenderungan untuk bermain agresif sehingga membuat Hakimi mau tidak mau melepaskan tekel untuk kembali mendapatkan bola.

Nilai tertinggi Hakimi mungkin jatuh dari kontribusi menyerang. Kemampuan melakukan overlap hingga kotak penalti lawan membuatnya nyaris selalu berkontribusi terhadap ketajaman tim. Selain itu ia juga punya kelebihan dalam menyambar bola muntah.

Sejauh ini, Hakimi membuat 1,80 shot-creating actions per pertandingan. Di antara bek yang sudah disinggung sebelumnya, Alexander-Arnold (2,32), Reece James (2,19), dan Dani Carvajal (2,02) punya catatan lebih baik.

Kontribusi Hakimi perkara shot-creating actions sebenarnya cukup besar selama ia memperkuat Dortmund dan Inter. Yang membuat nilainya turun adalah PSG. Pasalnya, di PSG, ia dituntut untuk lebih pasif saat menyerang.

Keputusan pelatih PSG, Mauricio Pochettino, menggunakan pola 4-3-3 membuat kontribusi Hakimi terhadap serangan jauh berkurang. Kini, ia dituntut untuk lebih banyak melayani dari belakang.

Pada akhirnya, catatan Hakimi dalam banyak indikator juga ikut menurun. Satu contohnya adalah dribel ke kotak penalti yang dulunya mencapai rata-rata 2,26 per pertandingan, kini hanya 1,67 per pertandingan.

Perubahan tersebut membuat Hakimi sedikit tidak kelihatan. Hakimi tidak hanya perlu bekerja keras untuk mengejar pencapaian musim lalu di Inter, tapi juga meminta Pochettino memainkannya di posisi yang lebih tinggi.

***

Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya, memilih bek kanan terbaik di dunia saat ini tidak mudah. Banyak indikator yang Anda libatkan. Entah itu gelar yang sudah diraih hingga sejauh mana kontribusinya terhadap tim.

Menurut kami, Hakimi bisa saja disebut sebagai bek kanan terbaik, apabila ia bermain dalam posisi wingback dan diberi peran attacking wingback. Jika ia tidak dipasang di posisi tersebut, seperti halnya musim ini saat ia dimainkan sebagai fullback, rasanya masih banyak pemain yang lebih baik.