Arthur Melo dan Kebutuhan Arsenal

Foto: Twitter @arthurhromelo

Stok gelandang Arsenal menipis. Apakah Arthur Melo bisa menjadi solusi yang tepat untuk The Gunners?

Bursa transfer Januari tak selalu ramah untuk Arsenal. Pada musim dingin 2019 misalnya, The Gunners meminjam Denis Suarez dari Barcelona. Gelandang Spanyol itu didatangkan untuk mengisi minimnya komposisi lini tengah 'Meriam London'.

Alih-alih memperkuat lini tengah, Suarez malah keseringan mengisi ruang perawatan Arsenal. Tercatat, Suarez cuma bermain selama 67 menit untuk 'Meriam London' di Premier League.

Suarez bukan satu-satunya transfer gagal di bulan Januari. Lima tahun sebelumnya atau di Januari 2015, Arsenal juga pernah meminjam Kim Kallstrom dari Spartak Moscow.

Kiprah pemain Swedia itu juga tak berkilau di Arsenal. Selama berseragam Arsenal, Kallstrom cuma mentas selama 135 menit di semua kompetisi. Satu-satunya memori yang membekas dari Kallstrom adalah keberhasilannya menendang penalti saat Arsenal melawan Wigan di semifinal Piala FA. Ketika itu, Arsenal menang dengan skor 5-3 via adu tos-tosan.

Belanja Arsenal di bulan Januari tak selamanya buruk. Andrey Arshavin menjadi salah satu yang berhasil setelah didatangkan Arsenal pada Januari 2009. Total, Arshavin membuat 31 gol dan 46 assist dalam 145 penampilannya bersama Arsenal.

Selain Arshavin ada juga Pierre-Emerick Aubameyang. Bomber kelahiran Gabon itu juga didapatkan The Gunners pada winter transfer 2018. Setelahnya, Aubameyang terus menjadi tumpuan lini serang Arsenal dan sempat ditunjuk sebagai kapten tim.

****

Situasi Arsenal saat ini sedang tidak baik-baik saja. Bukan karena hasil buruk yang diterima, melainkan komposisi skuad yang tidak ideal.

Thomas Partey dan Mohamed Elneny harus membela Timnasnya di Piala Afrika. Ainsley Maitland-Niles juga sudah disewakan ke AS Roma. Keadaan itu membuat Arsenal cuma memiliki Albert Sambi Lokonga dan Granit Xhaka yang bisa dimainkan sebagai gelandang tengah. Sialnya, Xhaka tak selalu bisa diandalkan. Paling baru, pemain asal Swiss itu mendapat kartu merah di semifinal Carabao Cup melawan Liverpool. Arteta pun semakin pusing karena stok lini tengahnya habis.

Oleh karena itu, Arsenal dipastikan akan berbelanja di bursa transfer musim dingin kali ini. Namun, mereka harus cermat agar kejadian seperti Suarez atau Kallstrom tak terulang kembali.

"Waktu kami untuk mendatangkan pemain sangat, sangat, sangat pendek. Kami harus bergerak cepat dan melihat opsi yang ada dengan sangat baik karena waktu kami tidak banyak," ucap Arteta di situs resmi Arsenal.

Opsi gelandang yang bisa didatangkan Arsenal di bursa transfer musim dingin kali ini memang tidak banyak. Salah satu nama yang tengah ramai diperbincangkan akan direkrut adalah Arthur Henrique Ramos de Oliviera Melo atau yang akrab disapa Arthur Melo.

Kabar menyebut Arthur Melo merupakan target utama Arsenal. Namun, The Gunners hanya akan mendatangkan sang pemain dengan status pinjaman hingga akhir musim mendatang.

Arsenal dan Arthur dikabarkan sudah sepakat. Akan tetapi, masalah terletak di klub pemilik Arthur yakni Juventus. 'Si Nyonya Tua' memang bersedia melepas Arthur di bursa transfer Januari ini. Namun, Juventus harus mendapatkan pengganti sebelum merelakan pemain asal Brasil itu pergi. Atas dasar itu, kepindahan Arthur ke Arsenal belum terwujud.

Lalu, apa yang sebenarnya bisa Arthur berikan kepada Arsenal?

Arthur cukup versatille di posisi gelandang. Eks pemain Gremio itu bisa bermain sebagai gelandang serang, bertahan, atau tengah. Cara bermainnya yang elegan dan flamboyan membuat Arthur bisa ditempatkan di tiga posisi tersebut. Tak heran, banyak yang menyandingkan Arthur dengan Xavi Hernandez dan Andres Iniesta.

“Dibandingkan dengan Xavi dan Iniesta adalah hal yang fantastis. Saya akan selalu mengagumi mereka. Namun, saya tidak bisa mengatakan yang mana yang lebih mirip dengan saya," ucap Arthur dikutip ESPN.

Kelebihan Arthur terletak pada passingnya yang akurat. Musim ini, pemain berusia 25 tahun itu mencatatkan 89,3 persen passing sukses bersama Juventus. Arthur juga gemar memberikan progresif passing -passing ke depan. Ada rata-rata 5,67 progresif passing yang dilakukannya per 90 menit.

Selain melepaskan umpan, Arthur juga punya kepandaian untuk membaca area sekitar. Kelebihan inilah yang membuat rekan setimnya tak pernah kesulitan mencarinya untuk melakukan distribusi bola.

Saat bertahan, Arthur memang bukan gelandang yang agresif dan keras untuk melakukan tekel. Modal Arthur terletak pada pemosisian dan bagaimana ia membaca permainan. Oleh karena itu, ia bisa melakukan intersep atau tekel kepada passing dari pemain lawan.

Pada paruh musim ini, Arthur sudah mencatat 2,67 tekel plus intersep per 90 menit. Jumlah itu mendekati pencapaian musim lalu yang angkanya mencapai 2,95 per laganya.

Namun, Arthur sebaiknya ditandemkan dengan pemain yang memiliki kemampuan bertahan yang baik dalam pola 4-2-3-1. Sebab, gaya mainnya yang gemar berlama-lama dengan bola sangat berisiko untuk direbut atau diintersep lawan.

Bersama Arsenal, Albert Lokonga, Thomas Partey, atau Granit Xhaka bisa menjadi tandem yang cocok untuk Arthur. Ketiganya memiliki atribut bertahan yang baik dan mampu mengover Arthur yang akan lebih menyerang.

Selain pola 4-2-3-1, Arteta bisa bermain dengan 4-3-3. Xhaka, Partey, atau Lokonga bisa fokus menjaga pertahanan. Sementara, Arthur dan Martin Odegaard atau Emile Smith Rowe bisa menginisiasi serangan The Gunners. Tak cuma visi bermain, pergerakan yang dinamis akan membantu mencairkan serangan-serangan Arsenal.

***

Arthur mungkin akan menjadi rencana jangka pendek untuk Arsenal. Hal itu terlihat dari keinginan The Gunners meminjam, bukan mendapatkan secara permanen.

Namun, mendatangkan Arthur dengan status pinjaman merupakan solusi yang ideal. Apalagi, Arsenal memang membutuhkan pemain yang bisa mengatasi permasalahan di posisi gelandang.