Ciro Immobile dan Residu Simone Inzaghi

Ciro Immobile masih jadi tumpuan Lazio dalam mencetak gol. (Instagram/@ciroimmobile17)

Ciro Immobile masih sangat tajam di lini depan Lazio. Akan tetapi, itu terjadi justru karena Lazio belum bisa menerapkan ide besar Maurizio Sarri. Kok, bisa?

Untuk memahami betapa pentingnya peran Ciro Immobile untuk Lazio, kita tak perlu jauh-jauh melangkah mundur. Tengok bagaimana tumpulnya serangan mereka kala dilumat Bologna 0-3 dalam pertandingan Serie A giornata ke-7, Minggu (3/10/2021).

Jika ditilik statistik pertandingannya, Lazio tampak bisa mengimbangi, bahkan mengungguli Bologna. Mereka mencatatkan penguasan bola 60% dengan jumlah umpan mencapai 618, berbanding 417 untuk Bologna. Mereka juga mampu melepas 8 tembakan dengan 4 di antaranya tepat sasaran.

Akan tetapi, dari sana, Lazio praktis cuma memiliki satu peluang bersih, yakni ketika Vedat Muriqi meneruskan umpan Felipe Anderson dengan sentuhan di dalam kotak penalti. Tembakan Muriqi itu sendiri bisa dihalau kiper Bologna, Lukasz Skorupski yang berada di posisi yang tepat. Selebihnya, Lazio lebih banyak berputar-putar dengan bola dan mengandalkan tembakan spekulatif.

Ini artinya, serangan Lazio jauh sekali dari kata efektif. Tanpa Immobile yang mengalami cedera kala Lazio menang 2-0 atas Lokomotiv Moskow di Liga Europa, mereka terlihat kebingungan saat berada di final third. Mereka tak punya ujung tombak yang bisa berkolaborasi bersama para gelandang serang serta pemain sayap. Singkat kata, Lazio kehilangan jimatnya.

Tidak berlebihan, memang, jika Immobile disebut jimat Lazio. Musim ini, di bawah komando allenatore baru Maurizio Sarri, Lazio masih berada dalam fase peralihan. Ide besar Sarri yang mengedepankan permainan posisi dan umpan-umpan vertikal belum bisa diterapkan dengan baik. Lazio pun, mau tak mau, masih mengandalkan "cara alternatif" untuk menggamit poin.

Immobile adalah individu terdepan Lazio dalam urusan mencetak gol. Dari enam kali bermain, dia sudah mencetak enam gol di Serie A. Sementara, di Liga Europa, satu gol telah dikemas pemain 31 tahun itu dari dua penampilan. Untuk sementara, Immobile tak terkejar oleh para pemain Lazio lain dalam urusan mencetak gol.

Apa yang dilakukan oleh Immobile musim ini jelas bukan hal baru. Sejak mulai berkostum Lazio, eks pemain akademi Juventus itu menjelma jadi salah satu penyerang paling tajam di Eropa. Buktinya, pada 2020 silam, dia sukses meraih penghargaan Sepatu Emas usai mencatatkan 36 gol di Serie A musim 2019/20.

Ketajaman Immobile selama berkostum Biancocelesti itu tidak bisa dipisahkan dari gaya bermain yang diterapkan oleh pelatih sebelumnya, Simone Inzaghi. Tak seperti Sarri yang memiliki satu ide besar, Inzaghi lebih fleksibel. Pria yang kini melatih Internazionale itu punya banyak cara untuk menangani pertandingan. 

Kala menghadapi tim yang di atas kertas lebih lemah, Inzaghi menginstruksikan para pemain Lazio untuk menguasai bola sebanyak mungkin di area permainan lawan. Pokoknya, bola harus direbut secepat mungkin untuk kemudian digunakan lagi dalam skema ofensif.

Sebaliknya, apabila menghadapi tim yang punya kualitas pemain lebih baik, Inzaghi tak segan-segan meminta anak-anak asuhnya menerapkan blok pertahanan rendah untuk kemudian melancarkan serangan balik cepat. Namun, dalam situasi seperti ini pun, para pemain Lazio selalu secara aktif berupaya mencuri bola dari lawan. Blok rendah itu hanyalah cara untuk menciptakan ruang terbuka di daerah lawan.

Bagi Inzaghi, transisi adalah kunci. Mau di mana pun lokasinya, transisi harus dijalankan secara cepat dan terstruktur. Di fase seperti inilah Immobile sangat berbahaya. Ruang adalah santapan empuk bagi pemain asal Napoli tersebut. Dari situ, dia tak cuma bisa menghasilkan gol tetapi juga menjadi kreator bagi rekan-rekannya. Sebagai catatan, dari musim 2016/17 sampai 2020/21, Immobile sudah mencatatkan 33 assist untuk Lazio.

Pada musim ini, di mana Lazio belum bisa menerapkan ide Sarri dengan baik, pendekatan ala Inzaghi masih kerap jadi penyelamat, termasuk dalam Derby della Capitale, Minggu (26/9/2021) lalu. Dalam laga itu, Immobile memang tak mencetak gol, tetapi dia adalah pemberi assist bagi dua gol Lazio yang masing-masing dicetak Pedro Rodriguez dan Felipe Anderson. Selain itu, Immobile juga menjadi pivot dalam triangle offense yang turut melibatkan Anderson (pemberi assist) dan Sergej Milinkovic-Savic (pencetak gol). Semua gol Lazio itu lahir dari transisi.

Tanpa Immobile, Lazio kehilangan pemain yang bisa memimpin transisi. Tanpa Immobile, Lazio tidak memiliki titik tumpu serangan yang tak cuma bisa mencetak gol, tetapi juga membuka ruang bagi rekan-rekannya. Sementara, Muriqi yang menjadi pelapis punya atribut berbeda. Pemain berpaspor Kosovo itu merupakan target man yang lebih bagus saat posisi tubuhnya membelakangi gawang lawan.

Sial bagi Muriqi, Lazio tidak bermain dengan cara demikian. Keberadaan Muriqi memperlambat transisi permainan Lazio dan inilah yang membuat mereka selalu kekurangan personel di area berbahaya. Pergerakan Muriqi tidak cukup cepat untuk mengakomodasi rekan-rekannya. Itulah mengapa, ada alasan dia lebih kerap dimainkan di babak kedua, ketika Lazio butuh opsi berbeda.

Dengan kenyataan seperti ini, bisa dibilang Immobile merupakan sosok tak tergantikan di Lazio. Hanya dia seoranglah di skuad Gli Aquilotti yang bisa menjalankan peran yang selama ini dia jalankan. Justru karena Sarriball belum bisa diterapkan oleh pemain-pemain Lazio, Immobile masih begitu moncer. Justru karena Lazio masih sangat berbau Inzaghi, Immobile masih bisa meneror gawang lawan.

Yang dikhawatirkan adalah, apabila Sarriball nanti sudah bisa diterapkan sepenuhnya, Immobile justru bakal kehilangan ketajaman. Tengok bagaimana kiprah dia bersama Timnas Italia. Immobile kerapkali kesulitan justru ketika bermain di tim yang bisa mendominasi penguasan bola. Mengapa? Karena dia memang butuh ruang untuk berkreasi dan ruang itu hanya bisa didapatkan dalam tim yang bermain dengan mengandalkan transisi.

Namun, ya, itu cuma kekhawatiran belaka. Bisa jadi, Immobile nantinya juga akan berkembang sebagai seorang pemain dan mengubah gayanya. Usia Immobile sudah tak lagi muda dan dia tak bisa terus-terusan bertumpu pada daya ledaknya. Mungkin saja, perubahan pelatih ini bakal memberikan Immobile bekal penting di pengujung kariernya.

Apa pun itu, yang jelas untuk saat ini Lazio belum bisa berpaling dari Inzaghi. Karena itulah, Immobile pun masih jadi andalan yang sangat bisa diandalkan.