Hati-hati dengan Serigala Bundesliga

Selebrasi VfL Wolfsburg. Foto: @vfl.wolfsburg

Klub-klub Jerman macam Muenchen sudah sepatutnya berhati-hati dengan Die Woelfe. Jika tidak, mereka akan senasib dengan RB Leipzig.

Skandal dieselgate atau manipulasi emisi gas buang Volkswagen Grup pada 2015 memaksa VfL Wolfsburg mengencangkan ikat pingang sekuat-kuatnya dalam bursa transfer. Capaian mengesankan di Bundesliga tidak menjamin pelatih bergerak bebas. Mereka teguh untuk tidak melonggarkan ikat pinggang. 

Oliver Glasner memiliki banyak gagasan untuk Wolfsburg usai finis di peringkat empat Bundesliga 2020/21 sekaligus tiket Liga Champions. Untuk menopang ide-idenya, Glasner meminta banyak hal, termasuk soal transfer pemain.

Permintaan Glasner sebetulnya wajar-wajar saja. Toh, ia ingin Wolfsburg kembali bersaing di papan atas Bundesliga dan melaju jauh di Liga Champions. Namun, Managing Director Sport Wolfsburg Jorg Schmadtke tidak memberikan jaminan akan mewujudkan ide-ide Glasner.

"Ini bukan tanah fantasi. Anda tidak bisa menginginkan hal-hal yang tidak realistis," begitu ucap Schmadtke menjawab keinginan Glasner sebagaimana dilansir DW. Sang pelatih berang dan memutuskan hengkang.

Sejak datang pada Juni 2018, Schmadtke tidak ragu berdebat dengan pelatih-pelatih Wolfsburg soal aktivitas transfer. Sebelum Glasner, Wolfsburg kehilangan Bruno Labbadia karena tidak sepemikiran dengan Schmadtke.

Kepala Schmadtke yang begitu keras tidak serta-merta membuat Wolfsburg merana. Kebijakan transfer Schmadtke tergolong jitu. Meski tidak mendatangkan pemain berkelas dengan harga selangit, ia mampu menghadirkan pemain-pemain potensial.

Di lini depan, ada Wout Weghorst yang merangkum 20 gol musim lalu. Kemudian, ada pemain sayap Ridle Baku yang tampil mengesankan dengan torehan 6 gol dan 8 asis. Selain itu, ada Xaver Schlager, Kevin Mbabu, dan Maxence Lacroix, yang bermain impresif sepanjang musim 2020/21.

Frankfurter Allgemeine Zeitung (FAZ) menulis, Schmadtke adalah orang yang berbeda. Ia dapat membuat pemain berambisi mendapatkan hal-hal yang tidak pernah diprediksi sebelumnya. Ia juga selalu menuntut banyak hal kepada pemain.

Apa yang Schmadtke lakukan berlaku juga untuk pelatih, tidak terkecuali pelatih anyar Wolfsburg Mark van Bommel. Matt Ford dari DW melaporkan, Schmadtke dan Van Bommel mempunyai kesamaan. Mereka, tulis Ford, sama-sama penuntut yang ulung.

Eks asisten pelatih Louis van Gaal di Bayern Muenchen, Andries Jonker, menyatakan bahwa Van Bommel menuntut banyak kepada dirinya sendiri dan rekan-rekannya. Saat bermain untuk Muenchen, Van Bommel selalu berpikir seperti pelatih dan mempertanyakan banyak hal.

"Ia menuntut banyak dari dirinya sendiri dan rekan-rekannya. Bahkan, jika ia tidak senang dengan pemanasan, karena ia pikir para pemain tidak berkonsentrasi, ia akan marah di ruang ganti," kata Jonker.

Meski begitu, Jonker menilai emosi dan kepribadian yang meletup-letup menjadi modal penting bagi Van Bommel untuk bersinar dan menjadi pelatih hebat.

Jika melihat tiga pekan awal Bundesliga, kita sepakat dengan penilaian Jonker. Wolfsburg menjadi satu-satunya klub yang menyapu bersih pertandingan liga sebagai pemenang. Berkat capaian itu, Die Wolfe berada di puncak tabel Bundesliga 2021/22.

Aktivitas transfer Wolfsburg musim ini terbilang oke. Mereka mendatangkan pemain-pemain potensial. Mulai dari Luca Waldschmidt, Sebastiaan Bornauw, sampai Luca Nmecha. Kedatangan pemain baru membuat kedalaman skuat Wolfsburg semakin tangguh. 

***

Van Bommel memakai formasi 4-2-3-1. Dua gelandang tengah, Maximilian Arnold dan Xaver Schlager, berperan penting dalam build-up dari belakang. Mereka selalu bergerak ke sisi kanan-kiri untuk membentuk segitiga bersama bek tengah dan bek sayap.

Keberadaan Arnold dan Schlager membuat opsi mengumpan pemegang bola menjadi banyak. Mereka kadang berada di antara pemain lawan yang melakukan pressing atau menjauh untuk membuka ruang.

Setelah menangani tekanan lawan, Arnold dan Schlager akan mengawal bek sayap melakukan serangan. Arnold di sebelah kiri. Schlager di sebalah kanan. Kombinasi umpan-umpan pendek gelandang dengan bek sayap hingga sepertiga akhir pertahanan lawan sangat tertata.

Heatmap Xaver Schlager. Foto: sofascore
Heatmap Maximilian Arnold. Foto: sofascore

Jika gagal mengatasi tekanan lawan di pertahanan sendiri, Wolfsburg versi Van Bommel akan mengandalkan umpan-umpan jauh. Ada empat pemain yang bertugas mengirim umpan panjang ke depan.

Selain Arnold dan dua bek tengah, Maxence Lacroix dan John Brooks, ada penjaga gawang Koen Casteels yang rajin menyodorkan umpan-umpan jauh. Mengacu Whoscored, Casteels merangkum 7 long balls per 90 menit.

Pengumpan jarak jauh Wolfsburg mengarahkan bola kepada Wout Weghorst. Penyerang Belanda itu mahir berduel. Musim lalu, Weghorst mencatatkan 63,3 persen menang duel, catatan apik untuk striker yang bertugas menjadi tembok bagi rekan-rekannya.

Saat menerima bola, Weghorst akan memantulkannya ke sisi kanan-kiri maupun tengah. Gelandang sayap mereka, Ridle Baku dan Renato Steffen, berupaya untuk menguasai bola pantul Weghorst.

Situasi serupa terjadi manakala Weghorst gagal memenangi duel. Baku dan Steffen akan menekan pemain lawan yang menguasai bola dengan intensitas tinggi. Tekanan makin paripurna karena gelandang serang, Maximilian Philipp, bakal menutup ruang umpan gelandang bertahan lawan. Begitu juga Weghorst.

Untuk menambah daya ledak serangan, Van Bommel menginstruksikan dua bek sayap, Kevin Mbabu di sisi kanan dan Jerome Roussillon, membantu serangan. Kedua pemain itu memiliki kemampuan dribel yang oke.

Smarterscout (situs yang memberikan ponten 1-99 untuk atribut seorang pemain) memberikan nilai 94 untuk Mbabu dalam soal menggiring bola dan dribel, sedangkan Roussillon mendapat nilai 83. Catatan itu diambil dari penampilan mereka selama musim 2020/21.

Heatmap Jerome Roussillon. Foto: sofascore
Heatmap Kevin Mbabu. Foto: sofascore

Selain itu, Mbabu mendapatkan nilai 70 dalam soal penerimaan bola di kotak penalti lawan. Capaian Roussillon lebih baik lagi, yakni 76. Mereka memang acap overlap sangat tinggi, bahkan Roussillon sudah mencetak satu gol musim ini.

Ketika mode bertahan, Wolfsburg mengunakan pakem 4-4-2. Empat pemain belakang berada di sekitar kotak penalti. Untuk meng-cover tepi lapangan, Van Bommel akan menugaskan Steffen dan Baku.

Aksi defensif kedua pemain tersebut apik. Musim ini, mengacu Whoscored, Baku mencatatkan 1,7 tekel per laga, sedangkan Steffen mencatatkan 1,3 tekel per 90 menit.

Keputusan Van Bommel menumpuk empat pemain di dalam kotak penalti membuat tembok pertahanan Wolfsburg kokoh. Sampai pekan ketiga Bundesliga 2021/22, Wolfsburg menjadi klub paling sedikit kebobolan, yakni satu kali. Sedangkan Muenchen? Mereka sudah kebobolan tiga kali

***

Kedatangan Van Bommel ke Bundesliga disambut dengan hangat. Surat kabar Jerman memberikan tanggapan positif dan mengeluarkan julukan "pemimpin agresif".

Bundesliga seperti menyambut legenda yang telah lama hilang. Sepanjang kariernya sebagai pemain, Van Bommel merangkum 183 laga bersama Muenchen dari 2006-2011. Dari jumlah tersebut, Van Bommel mendapatkan lebih dari 50 kartu kuning.

Kartu kuning yang didapatkan koheren dengan gaya permainan Van Bommel: keras dan tanpa kompromi. SZ bahkan sempat menulis, Van Bommel adalah ahli trik kotor.

Meski terlalu dini mengambil kesimpulan karena Bundesliga baru berjalan tiga pekan, Van Bommel tampak akan menularkan karakternya kepada pemain Wolfsburg. Dan ia bakal membuat Serigala Jerman selalu lapar kemenangan.

Klub-klub Jerman macam Muenchen sudah sepatutnya berhati-hati dengan Wolfsburg. Jika tidak, mereka akan senasib dengan RB Leipzig.