Ini Waktunya Asia Bersinar

Foto: FIFA

Sepak bola Asia sudah selayaknya mendapat sorotan lebih banyak dan Piala Asia 2023 seharusnya jadi momentum untuk memulainya.

Sepak bola Asia tengah mekar merona dan Piala Asia datang pada waktu yang tepat. Ini adalah momennya.

Sebagai contoh saja, dalam beberapa tahun terakhir, banyak tokoh sepak bola Asia yang mendapatkan sorotan di panggung dunia.

Son Heung-min tak perlu diperkenalkan, ia adalah ikon. Dan musim ini ia mencatatkan prestasi lain: Menjadi pemain Asia pertama yang menjadi kapten (permanen) di sebuah klub Premier League. Son bukan lagi aktor pendamping di Tottenham Hotspur, ia adalah pemeran utama.

Di liga yang sama, Wataru Endo terus berpendar. Banyak yang meragukan kedatangannya, tapi semangat yang terus ditunjukkan Endo untuk jadi lebih baik mengantarkannya mendapat tempat di 11 pertama Liverpool. Kapten Jepang ini kemudian juga menunjukkan penampilan tak kenal lelah di lapangan, yang membuatnya mendapat banyak pujian.

Hwang Hee-Chan mungkin lebih dikenal publik Indonesia sebagai pemain yang pernah bertarung di lapangan becek dengan Evan Dimas, tapi musim ini ia tampil rutin di Premier League. Kompatriot Son di Korea Selatan ini bahkan telah membukukan 10 gol dari 20 penampilan.

Selain tiga nama itu, dan kemudian ada Takehiro Tomiyasu yang memperlihatkan bahwa pemain Asia juga bisa punya IQ sepak bola yang luar biasa sebagai pemain belakang, satu sosok dari Asia yang tak kalah mencuri perhatian adalah Ange Postecoglou.

Iya, ia memang tak berpartisipasi di Piala Asia. Namun, kehadiran Postecoglou di Premier League membuktikan bahwa pelatih dari Asia pun bisa berbuat banyak bila diberi kesempatan. Di bawah pelatih asal Australia itu, Tottenham Hotspur berubah menjadi tim yang lebih progresif, atraktif, dan mampu konsisten bersaing di papan atas.

Sepak bola Asia kini tak cuma dikenal dengan para pemain, tapi juga perlahan memunculkan nama pelatih. Dan ingat pula bahwa pemain-pemain Asia sekarang tak cuma jago dalam urusan membantu klub dalam urusan marketing atau jualan jersei saja.

Kedatangan Lee Kang-In ke Paris memang menimbulkan beberapa gimik marketing dari Paris Saint-Germain, tapi jika menengok statistik, pemain Korea Selatan ini juga mampu mendapat menit bermain yang cukup. Dari 18 laga yang dijalani PSG di Ligue 1, misalnya, Kang-in berkontribusi pada 10 di antaranya, turut menyumbangkan 1 gol dan 2 assist.

Kim Min-Jae, kompatriot Kang-in di Korea Selatan, sejak musim lalu mampu tampil konsisten dan menjadi salah satu bek tengah terbaik di Eropa. Ia menjadi andalan klub sebesar Bayern München setelah sebelumnya turut membawa Napoli jadi juara Italia.

Di Bundesliga, tempat para para pemain Asia bermekaran, nama macam Ko Itakura, Ritsu Doan, Takuma Asano, atau Lee Jae-Sung menjadi andalan di klubnya masing-masing. Mereka menjadi deretan pemain Asia yang mampu terus menunjukkan konsistensi di level top.

Jackson Irvine memang bermain satu level kompetisi di bawah. Namun, namanya belakangan mencuri perhatian khalayak sepak bola dunia berkat gaya berpakaian dan sikap serta pandangan di luar lapangan. Ia merupakan salah satu sosok dari Asia yang menonjol dan di Piala Asia 2023 ini akan memimpin lini tengah generasi baru Australia.

Dari La Liga, Takefusa Kubo terus menunjukkan bahwa ia bukan sekadar bocah ajaib. Beranjak dewasa, Kubo masih mampu memerlihatkan aksi-aksi magis dan mampu mejadi andalan Real Sociedad. Pemain sayap asal Jepang ini adalah salah satu mesin gol dan assist buat tim besutan Imanol Alguacil.

Abbosbek Fayzullayev jelas nama yang jarang kalian dengar dan memang sulit untuk ditulis atau dilafalkan. Akan tetapi, pemuda 20 tahun ini juga layak dapat sorotan. Di kompetisi level teratas Rusia sana, Fayzullayev mampu jadi andalan dan telah membukukan dua gol dan empat assist buat CSKA Moskow. Ia akan jadi sumber kreasi Uzbekistan di Qatar.

Selain deretan tokoh, sepak bola Asia juga mendapatkan sorotan dunia berkat jor-jorannya Liga Arab Saudi dalam membeli bintang-bintang dunia. Nama macam Cristiano Ronaldo, Sadio Mane, Karim Benzema, N’Golo Kante, Neymar, sampai Jordan Henderson ada di sana. Tiap pekan kompetisi ini jadi perbincangan dan membantu menaikkan pamor Asia.

Memang tak semua pamor tersebut positif, pun dengan deretan negara Timur Tengah yang berkelindan dengan investasi ke klub-klub Eropa sana. Terlepas dari baik-buruk, mereka turut “membantu” Asia mendapatkan sorotan lebih banyak dalam konteks sepak bola.

Lalu apa yang sedang menimpa Palestina saat ini juga membuat banyak media internasional mengalihkan pandangannya ke Qatar. Ketika Timnas Palestina tampil di Piala Asia 2023 ini, banyak pemberitaan muncul; terutama soal bagaimana para pemain masih berjuang di atas lapangan, dengan segala keterbatasan, di tengah gempuran yang terus menghujam negara, masyarakat, atau keluarga mereka.

Kemudian jika berbicara Piala Asia-nya saja, edisi ini tentu spesial buat masyarakat Indonesia karena negara mereka akhirnya kembali berpartisipasi setelah 2007. Terlepas hasil akhir yang mungkin bisa berakhir nol poin buat Marc Klok cs. turnamen kali ini sudah terasa begitu spesial.

***

Sepak bola Asia, jika dilihat melalui kacamata dunia, mungkin lebih sering dianggap kecil. Marketnya saja yang acap dianggap besar. Namun, beberapa tahun terakhir membuktikan bahwa sepak bola Asia juga mampu memberikan pengaruh. Mampu menghadirkan banyak sekali pemain berkualitas untuk berkompetisi di level top, mampu memunculkan sosok pelatih pula.

Sepak bola Asia sudah selayaknya mendapat sorotan lebih banyak dan Piala Asia 2023 seharusnya jadi momentum untuk mampu memulainya. Saatnya publik dunia tahu bahwa sepak bola Asia juga perlu diperhatikan lebih. Inilah waktunya Asia bersinar.