Izinkan Kessie Pergi... Apa Lagi yang Engkau Tangisi?

Franck Kessie merayakan gol ke gawang Empoli. (Twitter/@acmilan)

Franck Kessie telah memberikan segalanya untuk Milan dan dia menuntut kompensasi yang layak. Namun, Milan belum mau memberikan itu. Sudah waktunya Kessie pergi?

Di tengah kehebatan Milan musim ini, tersimpan satu masalah yang wajib segera diselesaikan: Masa depan gelandang andalan mereka, Franck Yannick Kessie.

Kessie bukan orang Italia. Dia orang Pantai Gading yang lahir dan besar di Pantai Gading. Perkenalannya dengan sepak bola pun bermula di sana. Namun, pemuda 25 tahun itu merupakan produk sepak bola Italia. Setelah sempat setahun menimba ilmu di Primavera, pada April 2015 Kessie dipromosikan ke tim senior Atalanta oleh Gian Piero Gasperini.

Memang, di tim senior, Kessie tidak bisa langsung bersaing. Atalanta waktu itu masih memiliki gelandang-gelandang macam Luca Cigarini, Daniele Baselli, Carlos Carmona, dan Giulio Migliaccio. Kessie pun tidak turun sama sekali untuk Atalanta pada musim 2014/15 itu.

Kendati begitu, Gasperini mafhum Kessie punya potensi amat besar. Oleh karenanya, daripada layu sebelum berkembang di bangku cadangan Atalanta, Kessie dikirim untuk "magang" bersama klub Serie B, Cesena. Peminjaman ini sukses besar karena Kessie turun di 37 laga, mencetak 4 gol, dan mampu mengantarkan Cesena ke playoff promosi Serie A.

Melihat penampilan Kessie bersama Cesena, keraguan dalam diri Gasperini menguap. Kessie langsung dipercaya menghuni lini tengah Atalanta yang, kebetulan, ditinggalkan Marten de Roon ke Middlesbrough. Pada musim 2016/17, di usia yang baru 20 tahun, Kessie menjadi andalan utama lini tengah Atalanta.

Sebagai pemain tengah, Kessie terbilang komplet. Tekniknya sangat bagus, atribut fisiknya bagus, dan dia punya pemahaman taktis yang mumpuni. Gamblangnya, mustahil seorang pemain bisa jadi andalan Gasperini jika dia tidak bisa memahami instruksi taktik dengan baik. Tiga puluh kali Kessie tampil bersama Atalanta dengan catatan 6 gol dan 3 assist pada musim tersebut.

Seketika, Kessie pun menjadi sensasi. Sulit, memang, untuk tidak terpukau pada gelandang berpostur kekar itu. Presensinya begitu dominan. Naik turun, ke kanan ke kiri, semua dia lakoni dengan penuh presisi. Dan pada waktu itu, Atalanta tahu bahwa mereka takkan bisa menahannya lama-lama.

Embed from Getty Images

Maka, ketika Milan jadi "kaya mendadak" usai dibeli tukang tipu Tiongkok, Li Yonghong, Kessie ikut diboyong. Sampai sekarang, keberadaan Kessie di lini tengah Iblis Merah pun tak tergantikan. Mereka yang ada di sekelilingnya boleh berubah. Dari Lucas Biglia dan Jack Bonaventura, lalu hingga kini Sandro Tonali dan Ismael Bennacer. Siapa pun rekannya, Kessie protagonisnya.

Musim lalu, Kessie mencapai puncak performa bersama Milan. Bermain 45 kali di Serie A dan Liga Europa, dia berhasil menyarangkan 14 gol serta 4 assist. Ya, memang, sebagian gol Kessie berasal dari titik putih karena dia merupakan salah satu eksekutor penalti Milan. Akan tetapi, catatan 14 gol (13 di antaranya dicetak di Serie A) bukan angka main-main.

Artinya, Kessie tidak cuma ada dan memimpin lini tengah Milan, tetapi juga secara konkret menghasilkan output yang menentukan hasil pertandingan. Dari statistik FBRef di bawah ini bisa dilihat betapa besar pengaruh Kessie untuk Milan pada musim 2020/21.

Statistik musim 2020/21.
Statistik musim 2020/21.
Statistik musim 2020/21.


Bisa disimpulkan bahwa Kessie mengemban tiga peran sekaligus, yakni pengumpan, pembawa bola, dan (terkadang) penentu hasil pertandingan. Ini belum termasuk bagaimana dia menyokong pertahanan. Musim lalu, dia mencatatkan 61,9% tekel sukses, 2,09 blok per laga, dan 1,65 sapuan. Pendek kata, Kessie adalah gelandang sapu jagat.

Musim ini situasinya pun tak jauh berbeda. Dia telah memperkuat Milan dalam 21 pertandingan Serie A dan Liga Champions. Dari sana, 5 gol plus 1 assist sudah dia torehkan. Coba bandingkan statistik Kessie musim ini dengan musim lalu. Tidak banyak perubahan signifikan. Kessie masih jadi pemain yang mampu menggendong Milan di punggungnya.

Statistik musim 2021/22.
Statistik musim 2021/22.
Statistik musim 2021/22.

Sayangnya, kebersamaan Milan dan Kessie ini bisa segera berakhir karena sang pemain belum menandatangani kontrak baru. Dia pun telah dirumorkan jadi incaran klub-klub Premier League, salah satunya Tottenham Hotspur. Tentu saja, kehilangan Kessie akan menjadi bencana besar untuk Milan.

Pertama, karena Kessie sendiri bukan cuma pemain yang mampu menghasilkan hal konkret di lapangan. Lebih dari itu, dia merupakan salah satu pemimpin tim. Beberapa kali sudah dia dipercaya menjadi kapten Milan. Sedari awal, Kessie memang punya mental baja yang memungkinkannya pula untuk jadi algojo penalti mematikan.

Kedua, karena Kessie bisa saja pergi tanpa kompensasi. Kontrak pemain kelahiran Ouraghio itu akan habis pada 30 Juni 2022 dan, per 1 Januari 2022, dia sudah bisa menjalin kontak dengan para peminat. Sebagai catatan, harga pasar Kessie menurut Transfermarkt saat ini ada di angka 48 juta euro. Bagi Milan, uang sekian punya arti yang begitu besar.

Milan sebetulnya sudah sadar akan hal ini. Namun, menurut kabar terakhir pada 30 November 2021, kesepakatan tampaknya takkan tercapai. Milan disebut Forbes cuma sanggup menawarkan gaji 6,5 juta euro per musim. Sedangkan, si pemain menuntut bayaran hingga 9 juta euro per musim yang akan membuatnya jadi salah satu pemain bergaji termahal Serie A.

Kessie sebetulnya sangat layak meminta gaji tinggi karena kontribusinya memang begitu besar. Dia pun memiliki posisi tawar lebih tinggi dibanding Milan. Toh, kalau dia angkat kaki, klub penampungnya pasti adalah klub yang bisa memenuhi permintaan gaji Kessie. Namun, semestinya gaji tidak menjadi satu-satunya pertimbangan Kessie.

Eks gelandang Milan, Massimo Ambrosini, mengatakan bahwa Kessie hanya akan pindah ke klub yang levelnya di bawah Milan. Tentunya Ambrosini tak sedang bicara soal uang, tetapi soal prestise, soal sejarah, soal nilai sebuah klub dalam tarikh sepak bola.

Ambrosini mungkin bias, tetapi dia tidak salah. Anggaplah Kessie pindah ke Tottenham Hotspur. Ya, dia akan bisa mendapat uang lebih banyak. Tapi, sesudah itu apa? Bahkan, kans untuk meraih gelar juara saja akan lebih besar jika Kessie bertahan di Milan. Saat ini Milan sedang bangkit dan punya kans nyata merengkuh Scudetto. Sementara, Tottenham tengah berada dalam fase rebuilding bersama Antonio Conte.

Tapi, ya, semua kembali ke Kessie sendiri. Lagipula, dia punya hak untuk memilih uang. Sepak bola tak pernah bisa menjanjikan karier yang panjang. Sh*t happens all the time. Kasus Cristian Eriksen bisa jadi contoh bagaimana nasib terkadang bisa dengan semena-mena merenggut kejayaan dari seseorang.

So, bagi Kessie pilihannya cuma dua. Apabila dia mendambakan kejayaan, bertahan di Milan akan jadi opsi yang lebih baik. Namun, bila dia menginginkan masa pensiun yang lebih nyaman, pindah ke klub yang lebih kaya adalah jawabannya.