Jesus Adalah Jawaban

Foto: @dejesusoficial

Arsenal dan Manchester City dikabarkan sudah sepakat untuk transfer Gabriel Jesus. Apa betul, Jesus adalah jawaban bagi lini depan Arsenal?

Mesin transfer Arsenal berderu. Marquinhos, Matt Turner, dan Fabio Vieira sudah mereka rekrut. Meski begitu, pergerakan transfer mereka masih gesit. Tujuannya, tentu saja, agar pencapaian musim depan lebih luks.

Direktur Teknik Arsenal, Edu Gaspar, juga sudah berbicara soal aktivitas transfer The Gunners kali ini. Menurutnya, Arsenal punya komitmen kuat untuk mendatangkan pemain-pemain muda. Itu jadi visi Arsenal.

"Kami ingin melihat klub dengan skuad muda, skuad yang menarik dengan masa depan yang besar," kata Edu dilansir The Athletic.

Untuk mewujudkan visi tersebut, kata Edu, Arsenal masih memiliki banyak pekerjaan. Toh, mendatangkan pemain muda yang menjanjikan bukan perkara mudah. Selain 'janji' bisa saja beringkar, banyak klub besar lain yang mengambil langkah serupa. Arsenal harus siap bersaing.

"Banyak hal yang harus kami lakukan, tetapi kami sangat bersemangat untuk memulai musim dengan pemain yang ingin kami datangkan," kata Edu.

Setelah Marquinhos, Turner, dan Vieira, Arsenal membidik Gabriel Jesus dari Manchester City. Sebagaimana dilaporkan The Athletic, proses perekrutan Jesus berjalan mulus. Arsenal dan City pun sudah sepakat soal harga transfer si pemain sebesar 45 juta poundsterling.

Kedatangan Jesus yang tinggal beberapa langkah lagi dinilai akan jadi transfer oke bagi Arsenal. Paul Merson sampai mendesak klub agar segera membereskan transfer pemain berkebangsaan Brasil itu.

Kata Merson, Jesus adalah pemain yang tepat untuk Arsenal pasca-kepergian Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette. Pengalaman dan kapabilitas Jesus bisa mempertajam lini depan Arsenal. Lagian, jika berbicara usia, Jesus masih 25 tahun. Itu tidak beda jauh dengan rata-rata usia pemain Arsenal musim lalu, yakni 24,4 tahun.

"Arsenal kudu mendapatkan Gabriel Jesus jika mereka sungguh-sungguh ingin kembali ke empat besar," kata Merson kepada Daily Star. "Arsenal perlu menyelesaikan transfer Jesus dengan cepat. Saya pikir, ia cukup bagus untuk mengubah Arsenal."

"Ia adalah penyerang tengah yang sangat ingin mencetak gol. Ia punya rasa lapar akan itu dan sedikit sifat egois. Arsenal membutuhan sosok seperti itu."

Sebagai penyerang, Jesus punya daya tawar yang oke. Ia bukan striker yang malas bergerak. Kalau malas, Pep Guardiola mungkin sudah mencak-mencak. Belum lagi, ia punya kecepatan yang cukup mumpuni, entah untuk merusak bentuk pertahanan maupun menekan lawan.

Awal musim lalu, Guardiola memang sempat banyak berbicara soal Jesus. Tentu saja, Jesus mengantongi insting mencetak gol dan jago mencari ruang-ruang kosong di kotak penalti lawan. Namun, kata Guardiola, respons Jesus saat menguasai bola di kotak penalti tidak lebih baik dari penyerang City lainnya. Jesus membutuhkan lebih banyak waktu dan ruang.

Makanya, Guardiola menggeser posisi Jesus, dari penyerang tengah menjadi penyerang kanan, musim lalu. Masih dalam penilaian Guardiola, Jesus merupakan pemain yang dapat memanjakan rekannya dengan umpan-umpan silang. Pergerakan Jesus yang kerap turun ketimbang mendekati gawang menjadi salah satu alasannya.

Performa Jesus sebagai penyerang kanan terbilang mengesankan. Ia tahu kapan harus berlari ke ruang kosong atau mendekati pemain yang menguasai bola ketika menyerang.

Hasilnya? Jesus berhasil merangkum delapan gol dan delapan assist di Premier League musim lalu. Angka assist itu dua kali lebih banyak dari musim 2020/21. Berkat eksperimen itu, Jesus punya nilai tambah dan daya tawar tinggi sebagai seorang striker.

Selain itu, penciuman Jesus akan ruang-ruang kosong di pertahanan lawan masih tajam. Kemampuan itu membantunya untuk mengonversikan peluang dari umpan silang maupun bola muntah menjadi gol. Nah, kemampuan tersebut dinilai cocok dengan gaya bermain Arsenal-nya Mikel Arteta.

Musim lalu, Arsenal versi Arteta mengandalkan kedua sayapnya untuk meneror gawang lawan. Ketika masuk ke area bermain lawan, satu gelandang tengah akan merapat ke sisi di mana bola berada. Pun demikian dengan penyerang tengah. Itu dilakukan agar mereka unggul jumlah pemain.

Jika striker bergerak ke sisi kanan, gelandang serang akan menyejajarkan diri dan meng-cover ruang kosong. Selain menciptakan kans dengan umpan silang, Arsenalnya Arteta akan mengandalkan kecepatan dan kemampuan dribel pemain sayap untuk masuk ke dalam kotak penalti.

Keberadaan Jesus akan sangat berguna untuk memaksimalkan umpan-umpan silang dari tepi maupun membuka ruang bagi pemain sayap yang rajin masuk ke kotak penalti lawan.

***

Di atas kertas, perekrutan Jesus adalah jawaban bagus buat Arsenal. Usianya belum tua-tua amat, masih masuk dengan visi Arsenal. Belum lagi kecocokannya dengan gaya main Arteta. Sedikit-banyak, Arteta juga sudah paham dengan gaya main Jesus. Ya, mereka sempat sama-sama membela City saat Arteta menjadi asisten Guardiola pada 2016-2019.

Namun, butuh waktu untuk membuktikan itu, setidaknya sampai Arsenal benar-benar merampungkan proses transfer dan Jesus bergabung sebelum musim berjalan. Siapa tahu Jesus memang benar-benar jawaban atas kepergian Aubameyang dan Lacazette?