Karier Eriksen Masih Berdegup

Christian Eriksen saat memperkuat Tottenham Hotspur. Foto: @chriseriksen8

Henti jantung mendadak dan pemutusan kontrak tidak pernah membuat karier sepak bola Eriksen berhenti berdetak. Teraktual, ia akan segera bermain untuk Brentford di Premier League.

Jantung Christian Eriksen mendadak berhenti berdegup saat Denmark melawan Finlandia di Piala Eropa 2020. Napasnya terputus dan kolaps. Ia pun tinggal beberapa jengkal menuju kematian.

Kasus sudden cardiac arrest atau henti jantung mendadak memang selalu berpacu dengan waktu. Telat satu menit saja, harapan hidup akan menyusut 10 persen. Sebelum harapan itu musnah, Eriksen mendapat pertolongan berupa CPR dan kejut jantung.

Pertolongan yang sigap membuat jantung Eriksen kembali berdegup. Kematian yang sudah begitu dekat tidak jadi berlabuh. Tuhan masih mengizinkannya untuk tetap hidup meski harus memasang Implantable Cardioverter Defibrillator (ICD) dalam jantungnya.

Setelah keluar dari ruang perawatan, spekulasi soal masa depan karier Eriksen mengemuka. Ia memang masih berstatus pemain Inter Milan. Namun, sangat sulit bagi eks pemain Tottenham Hotspur itu untuk kembali merumput bersama Nerazzurri.

Itu karena regulasi yang dikeluarkan oleh Komite Kardiologi Olahraga (COCIS) di Italia. Regulasi yang sudah ada sejak 1982 tersebut membuat pemeriksaan jantung diwajibkan hukum. Jika ingin kembali merumput di Serie A, ia harus melepas alat bantu yang tertanam di jantungnya itu.

Tanda tanya itu akhirnya redup. Inter Milan resmi memutus kontrak bersama Eriksen pada Desember 2021. Keputusan itu tentu sangat berat untuk keduanya. Inter jelas kehilangan salah satu gelandang kreatif yang berkontribusi menggamit trofi Serie A 2020/21.

"FC Internazionale Milano mengonfirmasi bahwa klub sudah mencapai kesepakatan bersama untuk memutus kontrak Christian Eriksen," bunyi pernyataan resmi Inter. "Pihak klub dan seluruh keluarga Nerrazurri mendoakan yang terbaik untuk Eriksen pada masa depan."

“Meski Inter dan Christian Eriksen berpisah, ikatan kami tidak akan pernah putus. Saat-saat indah, gol, kemenangan, perayaan Scudetto bersama suporter, semua itu selamanya ada dalam sejarah Nerazzurri.”

Insiden menyesakkan di Piala Eropa dan pemutusan kontrak tidak serta-merta menyetop degup karier Eriksen di dunia sepak bola. Pria berusia 29 tahun itu masih merawat kariernya dengan telaten.

Meski tidak mempunyai klub, Eriksen berkomitmen menjaga kebugaran. Ia berlatih dengan klub Denmark, Odense. Selain merawat kapasitas dan kapabilitas, ia juga berupaya mengubur kejadian yang hampir merenggut nyawannya secara perlahan.

Melalui video yang diunggah di instagram, Eriksen seperti mengabarkan bahwa ia masih jago melepaskan tembakan dari luar kotak penalti sekaligus siap kembali merumput. Apalagi, ia masih memelihara ambisi berlaga di Piala Dunia Qatar 2022 bersama Denmark.

Teraktual, Eriksen merapat ke Ajax Amsterdam untuk berlatih dengan Jong Ajax (tim muda Ajax). Fasilitas latihan menjadi pertimbangan Eriksen memilih Ajax. Ada harapan besar bahwa ia dapat kembali pada kondisi prima dan permainan terbaiknya.

"Semua fasilitas tersedia di sini. Dengan Jong Ajax, saya bisa berlatih di level tertinggi. Itu adalah fondasi yang sempurna bagi saya saat ini," kata Eriksen dilansir situs resmi Ajax.

"Saya ingin mengembalikan performa terbaik saya sesegara mungkin. Supaya saat saya menemukan klub baru, saya bisa bermain baik di sana secepat mungkin," imbuhnya.

Kans Eriksen untuk segera mendapatkan klub baru sangat besar saat jendela transfer musim dingin dibuka. Per laporan The Athletic, klub Premier League, Brentford, menaruh minat yang besar untuk mendapatkan tanda tangan Eriksen.

Brentford mengajukan kontrak sampai akhir musim 2021/22 dengan opsi perpanjangan satu tahun. Tawaran yang tidak 'wah', tapi bisa menjadi titik awal kebangkitan Eriksen. Agen Eriksen, Martin Schoots, pun mendengungkan kata-kata: "Akan terasa seperti pulang ke rumah."

Keputusan logis jika Eriksen bergabung Brentford. Apabila transfer itu sukses, kedua belah pihak akan sama-sama dapat profit. Bagi Eriksen, Brentford bisa jadi batu loncatan untuk menembus skuad Denmark Piala Dunia Qatar 2022.

Regulasi Premier League pun tidak akan memaksa Eriksen melepas ICD yang sudah tertanam di jantungnya. FA sudah mengatakan bahwa mereka tidak melarang pemain bermain di Premier League karena penyakit jantung. Asalkan, si pemain kudu diperiksa ahli jantung olahraga sebelum diizinkan ke lapangan.

Kemudian, Eriksen sudah tidak asing dengan atmosfer dan persaingan Premier League. Sejak musim 2013-2020, ia membela Tottenham Hotspur. Ia juga dinilai akan cepat mengintegrasikan diri dengan Brentford. Sebab, ia pernah bekerja sama dengan Thomas Frank di Timnas Denmark U-17.

Frank juga yang jadi alasan kenapa Brentford ngebet mendatangkan Eriksen. Oh, iya, Brentford rela menepikan muruah sebagai klub yang mengutamakan pemain muda potensial dalam aktivitas transfernya. Demi seorang Eriksen.

Kedatangan Eriksen dapat menambah daya ledak sekaligus mengangkat performa Brentford. Target Brentford sebenarnya tidak muluk-muluk. Bermain di Premier League musim depan sudah cukup. Namun, target itu tidak mudah.

Sampai pekan ke-23, Brentford berada di posisi ke-14. Gap poin mereka dengan zona degradasi hanya 8 poin. Situasi yang tidak baik bagi pasukan Thomas Frank. Mau tak mau mereka kudu memanfaatkan bursa transfer dengan mendatangkan pemain berkualitas.

Eriksen tentu masuk kategori tersebut. Ia merupakan pemain nomor 10 yang mahir mengkreasikan peluang. The Athletic melaporkan, ia menciptakan 95 peluang pada musim 2017/18 saat membela Hotspur. Catatan itu terbaik kedua setelah Kevin De Bruyne (106 peluang). Ia juga merangkum 62 asis dari 226 laga di Premier League bersama Hotspur.

Sedangkan musim lalu ketika berkostum Inter, merujuk FBref, Eriksen merangkum rata-rata 3,31 shot-creating actions (SCA) tiap 90 menit. SCA sendiri merupakan atribut ofensif, mulai dari umpan, dribel, memenangi pelanggaran, yang dapat menciptakan tembakan.

Sisi positif itu akan sangat berguna untuk Brentford-nya Frank. Eriksen bisa menjadi pelayan yang oke bagi Ivan Toney dan Bryan Mbeumo. Apalagi, Brentford kesulitan menciptakan peluang berkualitas dari open play (tidak termasuk peluang dari bola mati) sepanjang musim ini.

The Analyst mencatat, expected goal (xG) via open play Brentford hanya 15,4 atau terendah kelima setelah Aston Villa, Newcastle United, Norwich City, dan Burnley. Dari angka itu, Brentford cuma mencetak 14 gol.

Jika serangan mampat, tembakan jarak jauh Eriksen bisa jadi solusi. Mengacu Understat, xG dari luar kotak penalti 14,31 selama tujuh musim terakhir. Dari angka itu, ia mampu melesakkan 24 gol atau surplus 9,69.

Selain itu, Frank tidak perlu mengubah formasi dasar 3-5-2 yang kerap jadi pilihan utama musim ini. Sebab, Eriksen tidak asing dengan format tersebut. Jika tidak 3-5-2, Frank bisa memakai format 3-4-1-2 dan memainkan Eriksen sebagai gelandang serang di belakang kedua striker.

***

Brentford butuh Eriksen. Begitu juga sebaliknya. Timbal balik yang baik itu bisa menunaikan misi keduanya. Brentford bertahan di Premier League. Eriksen kembali berlaga dengan Denmark. Sekarang tinggal bagaimana Eriksen beraksi meski ada alat yang tertanam di jantungnya.