Ketika Video Analisis Mengubah Permainan

Foto: SV Werder Bremen

Dalam laga vs Darmstadt, Bremen mengubah permainan mereka pada babak kedua setelah menonton video analisis saat jeda.

“Pada jeda babak pertama kami melihat video bahwa akan lebih banyak ruang jika kami memindahkan bola dengan cepat dari kiri ke kanan, itulah yang coba kami lakukan di babak kedua.”

Senne Lynen, gelandang tengah Werder Bremen, berkata seperti itu saat saya tanya perihal perubahan build-up yang dillakukan timnya saat menghadapi SV Darmstadt akhir pekan kemarin. Pada babak pertama saya melihat Bremen bermain lebih direct dengan umpan-umpan vertikal ke depan. Namun, pada babak kedua, mereka melakukan build-up lebih lambat dengan lebih sering mengalirkan bola via tepi.

Pada menit 63 babak kedua, Bremen juga melakukan pergantian yang menguatkan perkataan Linen itu. Ole Werner, sang pelatih, menarik dua pemain sisi kirinya, Justin Njinmah dan Felix Agu, dengan Nick Woltermade dan Olivier Deman. Woltermade dimasukkan karena ia bisa menjadi target dari bola-bola switch, Deman dimasukkan karena memiliki bola lambung yang baik dan bisa menjaga kelebaran.

Bremen pada akhirnya memang tak mampu menghasilkan gol pada babak dua, tapi mereka lebih berbahaya secara permainan. Jika pada babak pertama mereka hanya mampu melepas tiga tembakan dan tak ada satu pun yang akurat, pada babak dua mereka melepas 12 tembakan dengan empat di antaranya tepat sasaran dan xG on target yang menyentuh angka 0,93. Penyelesaian yang baik bisa membawa mereka meraih kemenangan.

Di sisi lain, perubahan tersebut juga memiliki risiko di mana sisi sayap Bremen menjadi lebih sering kosong saat proses transisi bertahan. Darmsadt, sang lawan sore itu, beberapa kali mampu mendapatkan peluang. Bahkan ada gol yang didapat via serangan sayap, meski pada akhirnya dianulir wasit dan VAR karena offside.

Laga ini memang bak roller-coaster buat Bremen. Mereka langsung tancap gas sejak peluit sepak mula berbunyi dan unggul cepat pada menit delapan via gol bunuh diri lawan. Namun, mereka kemudian tertekan dan kebobolan pada menit 33. Ketika di babak kedua mereka tampil lebih dominan, dua kali gawang mereka bobol. Satu terjadi pada pengujung laga setelah kiper mereka, Michael Zetterer melakukan blunder horor.

Namun, beruntung, dua gol itu dianulir. Kekecewaan suporter Bremen yang tak habis pikir setelah blunder dan timnya kebobololan di menit akhir, juga ditambah dengan selebrasi dari para pemain Darmstadt, berubah menjadi riuh dan sorak sorai setelah wasit menganggap bahwa ada pelanggaran (hand-ball) lebih dulu sebelum gol tercipta. Hasil akhir laga 1-1.

Buat saya, selepas mendengar perkataan Lynen seperti yang saya tuliskan di awal, laga ini juga menunjukkan betapa pentingnya peran serang analis di sepak bola yang makin modern seperti sekarang in. Analis bisa menjadi salah satu sosok vital yang amat berpengaruh pada hasil laga sebuah pertandingan, bagaimana video dan saran yang mereka berikan bisa menjadi pertimbangan yang sangat penting buat keputusan seorang pelatih.

Dalam kasus ini, Werner mendengarkan saran yang diberikan stafnya dan ia meakukan perubahan di babak dua. Saran yang diambil berdasarkan video analisis di babak pertama. Jadi, seorang analis memang tak hanya memberikan saran sebelum pertandingan. Tak hanya menganalisis lawan untuk persiapan laga, tak hanya menganalisis hasil laga untuk bahan evaluasi. Namun, analisis bisa dilakukan di tengah laga dan berdasar itu keputusan diambil cepat.

Dan untuk Bremen, mereka juga terlihat layak diberikan kredit dalam melakukan analisis. Sebab, di tahun ini mereka berubah menjadi lebih baik jika dibanding periode pertama liga pada tahun lalu. Sejauh 2024 berjalan, mereka mencatat rekor empat kali menang, dua kali imbang, dan hanya sekali kalah. Bahkan Bayern München pun mereka tumbangkan. Tren positif yang kemudian membawa mereka punya asa lolos ke kompetisi antarklub Eropa musim depan.

Tak hanya itu, analisis terhadap perekrutan pemain pun bisa dibilang cukup tepat. Lynen, sebagai contoh, adalah rekrutan baru di paruh musim. Julian Malatini, bek yang pada laga vs Darmstadt bermain apik, adalah pemain yang baru direkrut pada Januari ini. Naby Keita memang lain soal, tapi bagaimana Bremen mampu membuat rekrutan barunya cepat nyetel dan menjadi bagian integral tim adalah buah analisis yang tepat.

***

Sepak bola berkembang: Teknologi penunjang makin canggih, data dan statistik berkembang dengan pesat dan makin beragam, kompleksitas serta variasi permainan semakin meningkat. Analisis pertandingan sama sekali tak bisa dianggap remeh. Sepak bola terus berpihak pada tim yang berusaha lebih pintar dari lawannya dan seorang analis bisa menjadi penentu hasil akhir, bisa menjadi penentu performa tim selama satu musim.

“Kami hanya kurang dalam hal masih banyak umpan yang gagal menemui target,” ujar Lynen menambahi, memberi gambaran apa yang kurang dari Bremen pada laga itu. Eksekusi berpengaruh, tentu, tapi tanpa skema dan arahan yang benar Bremen bisa saja menelan hasil yang lebih buruk. Namun, di Weserstadion sore itu, saya melihat bagaimana analisis memberikan perubahan signifikan pada performa sebuah tim.

”Kredit untuk para staf kami,” tambah Lynen. Saya sepakat dengannya. Tren positif Bremen di Bundesliga masih berlanjut (well, setidaknya mereka tak kalah seperti pada pertemuan pertama) pekan ini karena sebuah analisis yang menghasilkan perubahan.