Masalah Persija, Masalah Persib

Dok: PT LIB

Persija dan Persib punya beberapa masalah yang menghambat laju mereka di Liga 1. Keduanya akan bertemu di pekan ke-28 Liga 1.

Riko Simanjuntak bergerak lincah melewati adangan dari Esteban Vizcarra. Sekitar dua meter di depan Riko ada pemain Persib lainnya, Ardi Idrus, yang mengadang.

Dibekali dengan kelincahan dan kecepatan, Riko kembali bisa melewati Ardi. Bola lalu dikirimnya ke tiang jauh. Di sana, Marko Simic dengan buasnya menanduk bola dari jarak dekat.

Henhen Herdiana yang mengawal tak meloncat. Teja Paku Alam yang berdiri di bawah mistar sudah berusaha sekuat tenaga untuk menahan bola. Namun, usaha Teja sia-sia karena bola meluncur masuk ke dalam gawang Persib.

Persija unggul atas Persib di Stadion Manahan malam itu. Setelahnya, Persija tampil lebih ke dalam dan membiarkan 'Maung Bandung' ambil alih permainan.

Pertahanan kukuh ditambah tangguhnya Andritany Ardhiyasa malam itu membuat keunggulan terus bertahan. Persija menang atas lawannya malam itu. Kemenangan penting karena sebelumnya mereka tak bisa menang di tiga laga terakhir Liga 1.

Persija dan Persib kembali beradu, Selasa (1/3/2022). Secara permainan, kondisi keduanya tak beda jauh. Sama-sama tak konsisten dan memuaskan sebagai tim besar di sepak bola Indonesia.

****

Manajer Persija, Bambang Pamungkas, tak bisa menahan emosinya. Pria yang karib disapa Bepe itu marah-marah kepada skuad Persija usai tumbang dari Persiraja. Menurut Bepe, Persija tak punya gairah untuk bertanding di laga tersebut.

"Saya tidak melihat ada keinginan untuk menang di tim. Tidak ada tanggung jawab sama sekali. Mau siapa lagi harus diganti? Pelatih sudah kita ganti. Terus saya harus keluar? Atau kalian semua harus keluar," ujar Bepe dalam akun YouTube Persija.

Musim ini, Persija memang tak bermain mengesankan. Bersama Angelo Alessio yang menjadi pelatih di putaran pertama, Persija cenderung bermain monoton.

Persija yang tak memiliki gelandang kreatif mandek saat bertemu tim yang menumpuk pemain di belakang. 'Macan Kemayoran' seakan hanya punya satu sistem yakni bermain dari tepi lalu melepaskan umpan ke kotak penalti. Cara main yang sangat mudah untuk dipatahkan oleh lawan.

Masuk paruh kedua, Persija merombak skuadnya. Alessio yang tak impresif dicopot jabatannya dan manajemen memilih Sudirman sebagai pelatih kepala.

Persija juga menambah empat gelandang kreatif ke dalam skuadnya. Achmad Bustomi, Ichsan Kurniawan, Makan Konate, dan Syahrian Abimanyu merupakan rekrutan Persija menyongsong putaran kedua.

Perombakan di dalam tim tak langsung jua membuat Persija bangkit. Masalah lain muncul yakni di sektor belakang.

Lini belakang Persija mudah sekali ditembus oleh lawan. Empat bek yang biasa diterapkan 'Macan Kemayoran' acapkali memberikan ruang yang lebar bagi lawan di dalam kotak penalti.

Ricky Kambuaya berdiri bebas di antara para pemain belakang Persija.

Gol Ricky Kambuaya saat Persija bertemu Persebaya menjadi contohnya. Saat itu, Ricky berdiri bebas di antara bek tengah dan bek kanan Persija. Ruang kosong itu berhasil dimanfaatkan Ricky yang langsug menceploskan bola ke gawang.

Bek Persija juga kerap gegabah dalam mengambil keputusan khususnya di dalam atau area dekat penalti. Ini juga yang membuat penalti atau tendangan bebas berbahaya kerap diberikan untuk lawan.

Untungnya, Persija punya Andritany Ardhiyasa di bawah mistar. Pemain sekaligus kapten Persija itu tak jarang menjadi penyelamat untuk tim meraih poin.

Satu hal yang menjadi kelebihan Andritany adalah pembacaan permainannya yang sangat baik. Ia seakan tahu ke mana lawan akan mengarahkan bola. Menurut catatan Lapang Bola, Andritany kini menjadi pemegang saves terbanyak Liga 1 dengan torehan 89 kali dari 21 pertandingan.

****

Tagar Reneout kerap menghiasi dunia maya beberapa waktu yang lalu. Para pendukung Persib terlihat sudah hilang kesabaran dengan pelatih asal Belanda tersebut.

Secara hasil, Persib sebenarnya tak buruk-buruk banget. Mereka cuma menelan lima kekalahan dari 27 pertandingan sejauh ini. Jumlah kemenangannya juga cukup banyak yakni 16.

Namun, dari sisi permainan Persib tak bisa memuaskan Bobotoh. Sama seperti Persija, Persib gemar mengoptimalkan sisi tepi lalu melepaskan umpan silang ke depan gawang.

Cara bermain seperti itu sangat mudah dipatahkan lawan. Apalagi, akurasi umpan dari para pemain Persib jarang yang bisa menemui sasaran yang diinginkan.

Saat menguasai bola, jarak antarpermain Persib juga cukup jauh. Ini yang membuat Nick Kuipers, Victor Igbonego, atau Marc Klok kerap melepaskan umpan jauh yang terkadang sia-sia.

Persib juga punya masalah di lini belakang. Peran Klok yang lebih sering mengalirkan serangan membuat Persib rentan terkena serangan balik. Terlebih, dua bek tepi mereka sangat aktif untuk menopang serangan sayap yang menjadi tumpuan.

Pemain belakang Persib juga suka melakukan kesalahan sendiri. Kejadian itu terlihat saat bersua Persela di pekan ke-27 Liga 1. Ardi Idrus gagal menyapu bola hasil umpan silang pemain Persela. Bola yang bergulir bebas di depan gawang Persib disambut langsung oleh pemain Persela ke dalam gawang.

Uniknya, Persib masih menjadi klub Liga 1 yang jumlah kebobolannya paling sedikit. Sampai sejauh ini, Persib baru kebobolan 16 kali dari 27 pertandingan. Sosok Teja Paku Alam di bawah mistar menjadi alasan gawang Persib sulit dibobol.

Eks kiper Semen Padang itu memang tak punya tubuh yang menjulang tinggi sebagai penjaga gawang. Namun, Teja menutupinya dengan refleks serta penempatan posisi yang membuatnya bisa menyelamatkan gawang Persib.

Lalu, apa yang membuat Persib bisa bersaing di papan atas Liga 1? Jawabannya ada di kualitas individu pemainnya. Mohammed Rashid, misalnya, bisa jadi pemecah kebuntuan lini depan via penetrasi dan kemampuan shooting jarak jauh.

David Da Silva yang baru direkrut pada putaran kedua juga bisa menjadi pembeda. Pergerakannya yang lincah dan kuat dalam melindungi bola membuat Da Silva bisa melancarkan aksi individu ke pertahanan lawan.

***

Persib kemungkinan akan mendominasi laga melawan Persija. Ini terlihat dari tiga pertemuan terakhir kedua kesebelasan di lintas ajang.

Akan tetapi, mendominasi dan menyerang bisa menjadi bumerang untuk Persib. Pasalnya, Persija bisa menghukum lewat serangan balik yang membahayakan. Perlu diingat, Persija punya pemain-pemain kilat seperti Riko Simanjuntak, Osvaldo Haay, hingga Makan Konate. Kehadiran Konate di lini tengah juga bisa menambah variasi serangan Persija.

'Macan Kemayoran' bisa menyiasati gaya bermain bertahan dengan menempatkan Tony Sucipto dan Rohit Chand sebagai duet di depan dua bek tengah. Tipe keduanya yang keras dan piawai juga melepaskan umpan bisa membantu Persija menghentikan serangan lawan dan melancarkan serangan balik.

Bagaimana dengan Persib? Memainkan Zalnando di winger kiri bisa menjadi alternatif Persib untuk menekan serangan balik Persija. Eks Sriwijaya FC itu bisa melakukan cover kepada Ardi yang akan berhadapan dengan Riko Simanjuntak.

Robert Rene Alberts juga bisa melakukan variasi dengan pola 4-2-3-1. Klok bisa diduetkan dengan Dedi Kusnandar atau Abdul Aziz sebagai poros ganda. Ini dimaksudkan agar Klok lebih leluasa untuk mengalirkan bola ke depan.

Lalu, menempatkan Rashid di belakang Silva juga menjadi opsi yang menarik. Gelandang Palestina itu punya kapasitas yang apik untuk menuntaskan peluang di depan gawang.