Melihat Kontroversi Offside dan VAR pada Derbi Merseyside dengan Lebih Cermat

Foto: Twitter @LFC

Benarkah VAR dan petugas yang bekerja di belakangnya jadi biang keladi kegagalan Liverpool menundukkan Everton? Mari mengulasnya dari sudut pandang yang lebih luas.

Tak ada pemenang pada Derbi Merseyside di pekan kelima Premier League, Sabtu (17/10/2020). Liverpool unggul dua kali, tetapi dua kali pula Everton menyamakan kedudukan. Skor akhir: 2-2.

Untuk sebuah derbi yang sengit tetapi cukup friendly --karena di kota Liverpool sana Anda bisa menemukan suami pendukung Liverpool dan istri pendukung Everton (atau sebaliknya), berlangsung di sebuah stadion yang kosong tanpa penonton adalah pemandangan absurd.

Andai Goodison Park semalam penuh penonton, entah emosi macam apa yang akan bercampur-aduk di sana. Akankah derbi yang cukup bersahabat itu akan koyak karenanya?

Sadio Mane membobol gawang Jordan Pickford ketika pertandingan baru berjalan dua menit. Namun, Everton bisa membalas melalui sundulan Michael Keane pada menit ke-19.

Lantas, The Reds kembali unggul pada menit ke-72 melalui sepakan Mohamed Salah. Keunggulan 2-1 itu bertahan sampai kemudian Dominic Calvert-Lewin mencetak gol penyama kedudukan untuk Everton pada menit ke-81.

Duel yang berlangsung di Goodison Park tersebut berjalan keras. Wasit Michael Oliver mengeluarkan total 5 kartu kuning dan satu kartu merah. Striker Everton, Richarlison, menjadi satu-satunya pemain yang diusir dari lapangan.

Selain banyaknya kartu, ada dua kontroversi yang berlangsung pada laga semalam. Kontroversi pertama terjadi pada menit ke-11. Semua barmula dari umpan Fabinho kepada Virgil Van Dijk yang merangsek masuk ke kotak penalti.

Pada saat yang bersamaan, Pickford maju untuk mengadang. Sial, Pickford bukannya mengadang bola, melainkan malah menghajar lutut Van Dijk. Yang bikin Liverpool berang, Pickford menerjang lutut kapten mereka dengan guntingan dua kaki.

Alhasil pemain asal Belanda itu mengalami cedera dan tak bisa melanjutkan pertandingan. Menurut laporan teranyar, Van Dijk menderita cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) dan diperkirakan beristirahat sekitar tujuh-delapan bulan.

Lantas, nasib Pickford? Eks kiper Sunderland itu masih melanjutkan pertandingan dan tidak mendapat kartu apa-apa dari wasit. Lho, kok bisa?

Menurut laporan The Athletic, insiden tersebut melibatkan dua hal untuk di-review: Kemungkinan penalti untuk Liverpool karena pelanggaran Pickford dan kemungkinan Van Dijk sudah lebih dulu berada dalam posisi offside.

Petugas VAR menginformasikan kepada wasit bahwa Van Dijk sudah lebih dulu berada posisi offside, oleh karena itu penalti tak diberikan kepada Liverpool. Namun, mengingat pelanggaran Pickford fatal, mestinya sang kiper masih bisa dipertimbangkan untuk mendapatkan kartu merah. Kenyataannya, Pickford bebas melenggang begitu saja.

Pada situasi seperti ini, mengkritik VAR adalah hal yang keliru. Yang perlu mendapatkan kritik adalah interpretasi petugas yang bekerja di belakang VAR dan standarisasi para pengadil dalam menghadapi sebuah situasi pelanggaran dalam pertandingan.

Petugas yang bekerja di belakang VAR tadi malam adalah David Coote. Musim kemarin, ia alpa melihat sejumlah kejadian seperti potensi pelanggaran terhadap Divock Origi sebelum gol Man United tercipta (pada laga Man United vs Liverpool di Old Trafford) dan alpa melihat pelanggaran Giovani Lo Celso (yang menginjak kaki Cesar Azpilicueta) pada laga Chelsea vs Tottenham Hotspur.

Kontroversi kedua terjadi pada injury time, ketika Sadio Mane menerima umpan terobosan dari Thiago Alcantara. Pemain asal Senegal itu kemudian meneruskan bola ke tengah, ke arah Jordan Henderson yang berdiri tanpa kawalan di dalam kotak penalti Everton. Henderson kemudian membobol gawang The Toffees dan Liverpool unggul 3-2.

Sayang, pada saat pemain-pemain Liverpool berpesta, wasit menggagalkannya. Usai meninjau rekaman video, Oliver menganulir gol Henderson tersebut. Alasannya? Mane terperangkap offside. Kalau melihat dari foto-foto dan tayangan ulang, hanya beberapa sentimeter saja bagian tubuh Mane yang terkena offside.

Liverpool pun berang. Mereka meminta penjelasan kepada Premier League. Menurut Sky Sports, Liverpool meminta penjelasan atas tiga hal: Mengapa Pickford tak mendapatkan kartu merah? Lalu, bagian tubuh mana yang bikin Mane terperangkap offside? Dan yang terakhir, berdasarkan bukti yang mana Mane dinyatakan offside?

"Saya setuju penggunaan VAR terutama soal offside. Saat menghadapi Aston Villa, gol kami dianulir karena ada ketiak yang offside, kami terima itu walau lucu. Kali ini, tayangan VAR melihatkan tak ada ketiak yang offside. Orang yang saya temui mengatakan Mane tidak offside," ujar Pelatih Liverpool, Juergen Klopp.

"Rumit, kami kehilangan pemain dalam situasi di mana VAR tidak mengecek itu. Kami juga mencetak gol yang sah tetapi tidak dihitung," imbuhnya.

Soal peraturan offside ini memang kerap jadi polemik. Sebab, interpretasi terhadap peraturan ini menjadi multitafsir.

Pada aturan Premier League, pemain berada dalam posisi offside jika:

  • Bagian apa pun dari kepala, tubuh, atau kaki berada di daerah lawan (tidak termasuk garis tengah).
  • Bagian mana pun dari kepala, tubuh, atau kaki lebih dekat ke garis gawang lawan daripada bola dan second-last opponent (pemain kedua-paling akhir dari lawan).
  • Tangan dan lengan semua pemain, termasuk kiper, tidak masuk pertimbangan. Seorang pemain tidak berada dalam posisi offside jika berdiri sejajar dengan: Pemain kedua-paling akhir dari lawan dan dua lawan terakhir.

Dalam laga semalam, lengan serta tangan Mane dan Van Dijk memang lebih sedikit di depan. Menurut Editor ESPN, Dale Johnson, bagian bahu atau lengan atas dari Mane dan Van Dijk yang sudah berada dalam posisi offside. Nah, bahu ini yang boleh jadi masuk dalam bagian tubuh, bukan bagian lengan dan tangan.

Peraturan offside yang multitafsir ini tentunya menuai kritik. Mantan Manajer Arsenal, Arsene Wenger, mengidekan sebuah perubahan dalam peraturan offside di dunia sepak bola.

"Masalah tersulit dengan VAR adalah aturan offside. Kamu tentu akan rugi kalau hanya dihitung offside sepersekian sentimeter. Ini waktunya untuk membuat perubahan," ujar Wenger.

"Harusnya tak offside kalau bagian manapun dari anggota badan yang bisa mencetak gol sejajar dengan bek terakhir, meskipun bagian lain dari badan penyerang lebih ke dalam," tambahnya.

Perdebatan soal offside ini makin panas --terutama di media sosial-- karena banyak screenshot dari tayangan ulang beredar di lini masa.

Perdebatan soal kontroversi offside melalui screenshot tayangan ulang VAR tidak relevan. Sebab, apa yang penonton saksikan di layar televisi berbeda dengan ada yang di layar ruangan VAR.

Dalam tulisannya di The Athletic, Jordan Campbell menjelaskan bahwa petugas VAR menggunakan layar HD dan garis yang digunakan tak setebal seperti yang kita lihat di layar televisi.

Garis yang ditampilkan di televisi akan lebih tebal untuk memudahkan penonton melihatnya. Sementara, petugas di ruangan menggunakan tampilan 3D mapping dan terlihat sangat jelas.

Operator kamera yang dikirim ke stadion-stadion sudah memetakan berbagai sudut lapangan. Hal itu membuat garis offside terlihat dengan baik meski tidak tersedia sudut kamera yang sejajar.