Menanti Langkah Darwin Nunez

Foto: Twitter @slbenfica_en

Darwin Nunez tampil mengesankan bersama Benfica musim ini. Tentu saja namanya bakal banyak dibicarakan di bursa transfer musim panas mendatang.

West Ham United gencar berburu penyerang di bursa transfer Januari lalu. Beberapa faktor membuat The Hammers kudu mendatangkan penyerang.

Mereka harus menemukan pelapis Michail Antonio. Kemudian, West Ham juga mentas di kompetisi Eropa. Jadwal yang padat membutuhkan rotasi agar skuad terus survive.

Salah satu nama yang masuk dalam list belanja West Ham ialah penyerang Benfica, Darwin Nunez. Mahar sebesar 45 juta euro sudah ditawarkan West Ham kepada Benfica. Namun, klub asal Portugal itu menolak tawaran tersebut mentah-mentah. 

Salah satu insider transfer West Ham, Dean Jones, mengatakan Benfica tak mau melepas penyerangnya pada pertengahan musim. Benfica akan melego penyerangnya itu pada musim panas mendatang.

Akan tetapi, kans West Ham untuk mendapatkan Nunez di summer transfer nanti tidak begitu besar. Sebab, beberapa klub seperti Chelsea, Manchester United, hingga Arsenal juga kesemsem dengan bakat berusia 22 tahun tersebut.

****

Nunez menjadikan sepak bola adalah jalan hidup. Tekadnya sangat kuat untuk memperbaiki ekonomi keluarganya. Sang ibu hanya seorang pengumpul botol, sementara ayahnya adalah kuli bangunan yang penghasilannya tak tetap.

Kisahnya di masa kecil memang kelam. Nunez acap bertahan dalam kelaparan di heningnya malam. Ia baru akan menyantap hidangan saat ibunya sukses menjual botol-botol yang diambil dari jalanan.

Oleh karena itu, Nunez amat menekuni sepak bola. Kakaknya, Junior Nunez, yang melatih dan memberikan masukan soal ilmu-ilmu sepak bola kepada Nunez. Junior sebenarnya juga berkeinginan menjadi pesepak bola top. Akan tetapi, kiprahnya terhenti karena faktor keluarga.

Nunez mengawali karier sepak bolanya di klub lokal bernama La Luz. Pujian mengalir untuk Nunez karena bisa membagi waktu bermain sepak bola dan merawat keluarga.

Suatu ketika tim sepak bola Nunez tengah bermain melawan Bella Union. Laga tersebut juga dihadiri oleh scouting ternama asal Uruguay, Jose Perdomo. Penampilan Nunez di laga tersebut memikat Perdomo. Nunez dinilai punya gerakan yang baik dan piawai dalam mengelabui lawan.

Tanpa ragu, Perdomo langsung bergegas mengunjungi rumah Nunez usai pertandingan. Ia meminta izin ke pada orang tua Nunez untuk membawa sang putra ke Montevideo.

Namanya kehidupan tak ada yang selalu berjalan sesuai dengan keinginan. Begitu juga dengan karier sepak bola Nunez. Ia mengalami homesick saat bergabung dengan Penarol. Bahkan, tim mengizinkan Nunez pulang ke kampung halamannya selama satu tahun untuk memperbaiki mental sang pemain.

Betul saja, setahun bersiap, Nunez kembali ke Penarol dalam keadaan yang jauh lebih baik. Ia lebih percaya diri dan siap bersaing bersama rekan-rekan setimnya.

Di usianya yang menginjak 16 tahun, Nunez mendapatkan kontrak profesional dari Penarol. Ini tak terlepas dari banyak gol yang dibukukan Nunez bersama tim usia muda Penarol.

Sayangnya, rintangan datang lagi untuk Nunez. Cedera ligamen lutut yang parah membuat Nunez berpikir untuk menyudahi karier sepak bolanya. Sebab, hampir satu setengah tahun Nunez menjalani perawatan dan tidak bermain sepak bola.

Pengorbanan dari sang kakak membuat Nunez mengambil keputusan untuk kembali bermain sepak bola. Kakak Darwin Nunez juga memilki minat kepada sepak bola. Junior bahkan bergabung juga dengan Penarol saat Darwin Nunez mengalami cedera.

Akan tetapi, Junior melepaskan kiprahnya bersama Penarol. Ia harus bekerja untuk membantu ekonomi keluarga yang hanya bergantung kepada sang ayah. Di situ, Junior meminta kepada Nunez untuk terus berlatih dan bermain sepak bola.

Nunez akhirnya kembali ke dunia sepak bola. Lagi-lagi cedera menimpanya saat melakoni debut di tim utama pada 2015 lalu. Tempurung lututnya rusak dan mengharuskan untuk dilakukan operasi.

Kali ini Nunez tak lagi trauma. Ia tahu betul akan tekad dan keinginannya yang bulat di dunia sepak bola. Penampilannya pun menanjak. Berkat itu juga, Nunez diminati klub Eropa dan bergabung dengan UD Almeria di tahun 2019.

Kala bermain di Almeria, Nunez sebenarnya sudah banyak direkomendasikan untuk gabung ke klub-klub besar Eropa. Seniornya di Uruguay, Luis Suarez, sudah meminta kepada Barcelona untuk mendatangkan Nunez dari Almeria.

"Saya sudah mengatakan kepada manajemen Barcelona, perhatikan anak ini -Darwin Nunez- dia sangat baik dan acap memperlihatkan sepak bola yang menarik. Namun, manajemen mengatakan Nunez masih terlalu muda," ucap Suarez.

Kiprahnya di Almeria memang cukup oke. Total ada 16 gol dan tiga assist yang dibukukan Nunez dalam 32 penampilan. Tak heran, ia hanya semusim di Almeria lalu hijrah ke Benfica.

****

Secara gaya bermain, Nunez sering mendapat komparasi dengan Erling Halaand. Kedua pemain memang memiliki tipe bermain yang tak jauh berbeda.

Nunez punya tubuh yang kekar sehingga bisa melindungi bola dengan sangat baik. Salah satu keunggulan Nunez adalah kesadarannya terhadap ruang. Oleh karena itu, Nunez tak akan terpaku berada di tengah untuk mendapatkan bola.

Tengok saja gol Nunez ke gawang Liverpool di leg kedua perempat final Liga Champions. Penyerang berusia 22 tahun itu muncul dari sisi kanan pertahanan Liverpool yang lowong. Ia luput dari penglihatan dua bek tengah Liverpool yang membuatnya bebas mengeksekusi peluang.

Selain sadar akan ruang, Nunez punya pergerakan yang merepotkan lini belakang lawan. Tak cuma bergerak melebar. Movementnya di antara berdirinya dua bek sejajar acap menguntungkan untuk membuat gol.

Nunez juga punya penyelesaian akhir yang sangat mumpuni. Sejauh ini sudah 24 gol yang dibukukan Nunez bersama Benfica di Primeira Liga. Gol-gol tersebut tercipta dari 39 shot on target yang dibuatnya.

***

Kegemilangan Nunez musim ini membuat Benfica sudah pasrah bakal kehilangan lagi talenta terbaiknya. Namun, Benfica pastinya akan melego Nunez ke tim yang sanggup memberikan mahar yang juga tinggi.

"Darwin adalah pemain yang luar biasa. Dia telah menunjukkan semua kualitasnya, dia telah banyak membantu tim dan tim juga telah membantunya. Hasil dari penampilan ciamiknya di Liga Champions wajar klub besar meminatinya dan kami cuma bisa pasrah," ucap Manajer Benfica, Nelson Verssimo.