Mengapa Angkat Kaki ke Bundesliga Adalah Pilihan Ideal Pemain Muda Premier League?

Visual: Arif Utama

Apa, sih, yang sebenarnya ditawarkan Bundesliga kepada para pemain muda sampai banyak yang memilih berkarier ke sana?

Ryan Sessegnon dan Matteo Guendouzi memilih Bundesliga sebagai destinasi karier baru di musim ini. Sessegnon baru saja resmi berseragam Hoffenheim, sedangkan Guendouzi memilih Hertha Berlin. Keduanya mendarat di Jerman dengan status pinjaman selama satu musim dari Tottenham Hotspur dan Arsenal.

Kepindahan Sessegnon dan Guendouzi ini mempertegas satu hal: Bundesliga saat ini adalah destinasi favorit para pemain muda Premier League untuk meningkatkan jam terbang sekaligus menimba ilmu. Sebelum Sessegnon, ada banyak nama seperti Jadon Sancho, Jude Bellingham, Angelino, Tahith Chong, Ademola Lookman, Jonjoe Kenny, hingga Reiss Nelson yang beberapa tahun ke belakang memilih Jerman sebagai destinasi karier baru.

Di antara nama-nama itu, ada yang berstatus pinjaman dan ada juga yang pindah secara permanen. Yang menarik, latar belakang mereka hampir sama yakni pemain muda yang belum banyak dapat menit bermain. Fenomena ini lantas memunculkan sebuah pertanyaan: Mengapa Bundesliga yang mereka pilih?

Alasan pertama tentu karena Bundesliga menawarkan kesempatan. Tak seperti Premier League, Bundesliga adalah kompetisi yang lebih ramah untuk pemain-pemain muda. Salah satu alasannya adalah karena di sana tak disesaki oleh pemain-pemain asing.

Pada musim ini, menurut situs Bundesliga, hanya sekitar 49% dari total pemain yang merupakan pemain asing. Sementara di Premier League musim ini, 60% dari total pemain merupakan pemain asing.

Oleh karena itu, mendapatkan menit bermain di Premier League sangat sulit bagi para pemain muda. Mereka kudu bersaing dengan banyak pemain asing yang biasanya sudah berstatus lebih senior. Banyak manajer pun lebih memilih pemain-pemain asing yang dibeli dari liga luar Inggris ketimbang pemain muda. Jadilah kesempatan bermain sangat minim.

Foto: Manuel Hoster on Unsplash

Nah, di Jerman situasinya memang agak beda. Karena pemain asing jumlahnya tak sebanyak itu, plus klub-klub Bundesliga memang tak gila belanja, para pemain muda pun lebih mudah meningkatkan jam terbang. Kesempatan untuk bermain reguler setiap pekannya amatlah terbuka lebar. Sebagai contoh, nama-nama seperti Sancho, Angelino, atau Kenny di musim lalu adalah pilihan reguler di klubnya masing-masing.

Alasan kedua adalah karena rekam jejak pendahulu yang bagus. Jadon Sancho pantas mendapat kredit soal ini. Sejak bergabung ke Borussia Dortmund dari Manchester City pada 2017, Sancho membuktikan bahwa pemain muda dari Premier League bisa berpendar dan sukses di Bundesliga. Jadi, Bundesliga bukan hanya pelarian alternatif, tapi juga ladang untuk meraup prestasi.

Keberhasilan Sancho menembus Tim Nasional Inggris hingga menjadi komoditas utama di bursa transfer musim ini adalah buah pilihan jitunya untuk mau hengkang dari Inggris ke Jerman. Musim lalu bahkan Sancho mampu mencatatkan 17 gol dan 16 assist di Bundesliga. Sebuah pencapaian luar biasa yang bisa dicapai pemain muda asal Inggris yang berkarier di luar Premier League.

Ada juga Angelino dan Lookman yang pada musim lalu sukses tampil hingga semifinal Liga Champions bersama RB Leipzig. Keduanya pun sempat diincar beberapa klub di musim panas kali. Angelino pada akhirnya memutuskan melanjutkan perjalanan bersama RB Leipzig, sedangkan Lookman mencoba pulang ke Premier League untuk berseragam Fulham.

Angkat kaki, meski untuk sementara waktu, dari Premier League bukan hanya memberikan menit bermain. Keputusan ini berpeluang membawa mereka pada prestasi baru yang akan sulit digapai para pemain muda jika tetap bertahan di Premier League. Bukti-bukti kesuksesan inilah yang menjadi daya tarik lain bagi para pemain muda Premier League untuk akhirnya memutuskan Bundesliga sebagai destinasi baru.

Selain menawarkan kesuksesan dan kesempatan, Bundesliga juga menawarkan ilmu dan inovasi baru yang tak didapatkan para pemain muda di Inggris. Bundesliga adalah salah satu liga yang dianggap jadi biangnya inovasi di dunia sepak bola saat ini. Klub maupun para pelatih sendiri gemar melakukan inovasi di dalam latihan maupun saat pertandingan berlangsung.

Ryan Kent, eks-pemain muda Liverpool yang pernah menimba ilmu di Bundesliga bersama SC Freiburg, membenarkan perihal di atas. "Kami memakai deker di sini (Jerman) saat latihan. Di Inggris, Anda hanya memakai kaus kaki! Saya mengerti mengapa. Intensitas di Freiburg sangat tinggi. Di sini, setiap orang memberikan 100% dalam latihan dan melalui itu, Anda mendapatkan perasaan yang baik dalam pertandingan," ujar Kent dilansir situs resmi Bundesliga.

Seseorang yang pernah bekerja di dua klub level teratas di Jerman dan Inggris pun berkata kepada Majalah GQ bahwa kultur sepak bola di dua negara itu memang sangat berbeda. "Pemain cenderung memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik (di Jerman) daripada di Inggris. Mereka jauh lebih membumi. Jika Anda bisa mengikuti suasana, orang lain di dalam klub akan menyukainya."

Selain itu, Bundesliga musim ini juga masih dihuni oleh pelatih/manajer muda yang siap membuat inovasi atau terobosan baru. Julian Nagelsman, pelatih RB Leipzig, adalah salah satu contoh yang paling tenar. Selain dia, ada juga Florian Kofeldt (Werder Bremen), Sebastian Hoeness (Hoffenheim), Marco Rose (Borussia Moenchengladbach), dan Manuel Baum (interim, Schalke04) yang masih berusia di bawah 45 tahun.

Bekerja di lingkup yang inovatif dan terbuka dengan banyak hal baru tentu sangat menggiurkan bagi para pemain muda. Perspektif dan ilmu baru yang mereka dapatkan di klub Bundesliga bisa digunakan pemain muda untuk tampil lebih baik guna mencuri perhatian manajer-manajer klub Premier League jika mereka kembali ke Inggris.

Faktor terakhir adalah soal Bundesliga-nya sendiri. Bundesliga saat ini sudah jauh lebih baik dan besar dari Bundesliga dua atau tiga dekade lalu. Dalam urusan pemasaran, Bundesliga sudah berkembang cukup pesat dan peminatnya pun sudah tersebar di seluruh penjuru dunia. Ini menjadikan pemain muda tak perlu khawatir mereka akan minim sorotan jika pindah ke Jerman.

Bundesliga pun sekarang tak hanya soal Borussia Dortmund atau Bayern Muenchen saja. RB Leipzig dalam beberapa musim terakhir terus mematangkan eksistensinya, bahkan di musim lalu berhasil menembus semifinal Liga Champions untuk pertama kali. Kesempatan tampil di kompetisi antarklub Eropa pun terbuka sama besarnya dengan di Inggris karena Bundesliga saat ini mendapatkan jatah empat klub lolos langsung ke fase grup Liga Champions.

Bundesliga semakin besar dan populer. Lookman yang berkarier di sana selama dua tahun sejak hengkang dari Everton juga menegaskan hal di atas. "Bundesliga memiliki reputasi yang hebat di Inggris. Stadion top dengan pemain bagus, kuat secara fisik dan disiplin, dan permainan dimainkan pada level tertinggi," ujarnya seperti dilansir situs Bundesliga.

Jika dibandingkan dengan Premier League, Serie A, atau La Liga, Bundesliga saat ini memang tidaklah kalah. Bahkan dengan Bayern jadi kampiun Liga Champions musim lalu, mereka membuktikan bahwa bisa semakin lebih baik. Karena itu, tak perlu lagi diragukan bahwa Bundesliga adalah destinasi ideal bagi para pemain muda Premier League untuk pindah dan tak ada alasan untuk tak memilihnya sebagai destinasi baru di luar Inggris.

Maka dalam beberapa tahun ke depan, rasanya tak akan lagi ada yang heran jika invasi para pemain muda Premier League semakin banyak menuju Jerman.