Merseyside di Antara Merah dan Biru

Foto: Berm_Teerawat via Shutterstock

Ini kisah tentang pemain-pemain yang punya kaitan dengan Liverpool dan Everton. Pendukung Everton tapi main di Liverpoo? Banyak. Pendukung Liverpool yang main di Everton? Ada juga. Mereka adalah orang-orang yang sudah berhasil memilih.

Middlesbrough, 1996. Laga Liverpool menghadapi tuan rumah sedang jeda babak pertama. Jamie Carragher bersama para pemain cadangan Liverpool lainnya pun melakukan rutinitas pemanasan.

Yang aneh, wajah Carragher terlihat gembira sekali saat melakukan pemanasan itu. Padahal tak ada tanda-tanda bahwa dirinya akan dimainkan pada babak kedua. Saat itu, dia masih 18 tahun dan belum pernah mencatatkan penampilan bersama (tim senior) Liverpool.

Usut punya usut, yang membuat Carragher kegirangan saat itu adalah acungan jempol yang diberikan sang ayah yang menyaksikannya di tribune. Namun, acungan jempol itu bukan berarti tanda sang ayah memberi semangat. Acungan jempol itu adalah sebuah kode: sang ayah memberi tahu bahwa di laga lainnya, Everton sedang meraih kemenangan atas Newcastle.

Carragher adalah seorang fan Everton sejati dan dia jelas kegirangan mengetahui tim kesayangannya sedang meraih kemenangan atas Newcastle yang saat itu baru saja diperkuat Alan Shearer. Karena itu dia menjalani pemanasan sambil senyum-senyum sendiri.

Sejak lahir, Carragher sudah dikultuskan untuk jadi pendukung Everton. Dia tumbuh dari keluarga Evertonian. Bahkan, nama Lee Duncan di tengah-tengah nama Jamie dan Carragher (nama panjangnya Jamie Lee Duncan Carragher) itu diberikan sang ayah sebagai penghormatan untuk mantan pemain Everton, Gordon Lee dan Duncan McKenzie.

Di masa kecilnya, Liverpool adalah tim yang dibenci Carragher. Dia hanya mau menginjakkan kaki di Anfield ketika Everton sedang bertandang ke sana. Selebihnya, Anfield adalah tempat yang benar-benar dihindari oleh Carragher.

Namun, jalan hidup seseorang siapa tak ada tahu. Dia memang pernah berada di Everton School of Excellence, tapi Carragher kemudian lebih memilih Akademi Liverpool demi mimpi jadi pesepak bola jempolan. Kala itu Akademi Liverpool sedang tenar-tenarnya di bawah arahan Steve Heighway dan itu adalah tempat terbaik bagi bocah-bocah di Merseyside jika ingin mewujudkan mimpi jadi pesepak bola.

Foto: @LFC

Pada akhirnya, sejak 1988, Carragher tak pernah lagi berganti klub. Bahkan hingga akhir kariernya. Dia memang seorang fans Everton garis keras, tapi dia juga merupakan salah satu pemain Liverpool yang paling loyal. Pria kelahiran Bootle itu adalah 'one man club'. Sepanjang karier dia mencatatkan 737 penampilan di seluruh kompetisi hanya untuk satu klub: Liverpool.

***

Di Merseyside, Anda akan mudah menemukan cerita-cerita serupa Carragher. Bahwa ada pemain Liverpool yang sebenarnya merupakan pendukung Everton. Robbie Fowler, Michael Owen, Steve McManaman adalah contoh lain dari pemain kelahiran Merseyside yang semasa bocah mendukung Everton untuk kemudian membela panji Liverpool.

Kasus McManaman juga unik karena dia punya kesempatan yang besar untuk bermain dengan Everton. Saat masih bocah, dia ditawarkan posisi 'schoolboy' kontrak (kontrak untuk pemain di usia dini/usia sekolah) satu tahun oleh Everton. Namun, sang ayah, yang sebenarnya juga pendukung Everton, menolak. Dia merasa mcManaman kecil butuh waktu lebih untuk mengembangkan permainan dan fisik di sebuah klub.

Liverpool, berkat bantuan Kenny Dalglish yang saat itu merupakan manajer klub, melihat penolakan itu sebagai peluang. Mereka kemudian datang kepada ayah McManaman dan menawarkan kontrak dua tahun. Sang ayah, yang dalam hati kecilnya tentu keberatan, akhirnya menerima. Tentu demi karier sepak bola sang anak.

Keputusan itu pada akhirnya akan jadi keputusan terpenting dalam hidup McManaman senior dan junior. Sang anak kelak tumbuh menjadi salah satu gelandang paling konsisten di Inggris pada eranya. Dia mencatatkan 364 total penampilan bersama Liverpool untuk kemudian hijrah ke Real Madrid dan berhasil merengkuh dua gelar Liga Champions.

Sementara Fowler juga punya momennya sendiri. Dia memang tumbuh sebagai pendukung Everton, tapi pada Derbi Merseyside di tahun 1999, dia melakukan sebuah selebrasi yang tak menunjukkan bahwa dia telah melupakan masa kecil.

Sebelum laga itu, banyak fans Everton yang menyebar rumor bahwa Fowler adalah pengguna kokaina. Karena itu, seusai mencetak gol, dia berlari ke arah tribune yang dihuni pendukung Everton untuk berlagak seolah-olah tengah menghisap kokaina di atas rumput lapangan. Selebrasi yang langsung mendapatkan cemoohan dari para pendukung Everton.

Dua dekade kemudian, dalam wawancaranya bersama Majalah FourFourTwo, Fowler menjelaskan bahwa dia tak menyesali telah melakukan selebrasi itu. Kendati dia merupakan fan Everton, tapi Fowler merasa saat itu dia benar-benar ingin mengejek para suporter Everton yang bertandang ke Anfield.

Selain nama-nama di atas, mantan pemain Liverpool seperti Ian Rush dan Adam Lallana yang aslinya tidak lahir di Merseyside (Rush bahkan orang Wales) ternyata juga merupakan suporter Everton. The Toffees merupakan klub yang dipuja-puja keduanya sejak kecil.

Sementara itu, Steven Gerrard juga hampir jadi pendukung Everton semasa kecil. Tumbuh di keluarga Evertonian, Gerrard sering dibujuk para saudaranya untuk mendukung Everton. Karena itulah sempat muncul pula foto masa kecil Gerrard yang sedang mengenakan jersi biru milik Everton.

Namun, pada akhirnya, Gerrard lebih memilih menjadi pendukung Liverpool--satu-satunya klub Inggris yang pernah dia bela. Klub yang juga menahbiskannya sebagai seorang legenda.

***

Di kubu Everton, ada dua nama yang merupakan pendukung Liverpool. Yang pertama ada full-back kiri mereka saat ini, Lucas Digne. Pemain berpaspor Spanyol itu kedapatan memiliki tato "I Never Walk Alone" di dadanya. Tentu saja mudah menebak dari mana referensi tato tersebut. Namun, Digne sempat menyangkal (tapi sangkalan datang setelah dia berseragam biru).

Selain Digne, nama Ashley Williams yang pernah membela Everton pada medio 2016-2019 juga merupakan pendukung Liverpool. Dalam wawancaranya dengan BBC, dia terang-terangan menyebut bahwa Liverpool adalah klub jagoannya dan John Barnes adalah pemain favoritnya.

Namun, kata Williams, setelah dirinya tumbuh dewasa dan bermain di Premier League, dia mulai menghilangkan status tersebut. Terlebih ketika dia kemudian berseragam biru Everton. Akan tetapi, pemain berpaspor Wales itu juga mengaku tak pernah menyesali apa yang dipilihnya di masa kecil.

Kisah Wayne Rooney, legenda Everton sekaligus pemain asal Merseyside, juga patut diceritakan. Semasa kecil (atau tepatnya pada 1995), dia pernah mendapatkan undangan trial dari Akademi Liverpool.

Rooney menerima undangan itu dan kemudian datang ke Melwood. Namun, dia datang dengan cara yang tak biasa. Mantan pemain Manchester United itu datang dengan jersi Everton. Iya, ke kamp latihan Liverpool untuk trial dengan jersi Everton! Dalam wawancaranya dengan The Independent, Rooney menceritakan alasannya menggunakan jersi itu.

"Saya tidak menggunakan jersi Everton karena saya ingin menantang orang di sana. Itu karena saya selalu memakainya. Sepulang sekolah, saya selalu menggunakan jersi Everton," ungkap Rooney.

Pada akhirnya, trial itu gagal. Rooney tak jadi direkrut Liverpool. Kebetulan juga, dia memang tak mau. Pemain berkepala plontos itu menilai dia tak cocok dengan pelatih-pelatih yang ada di Akademi Liverpool. Rooney sama sekali tak kepincut dengan Akademi Liverpool yang melahirkan banyak pemain-pemain hebat.

Tak seperti McManaman, Carragher, atau Fowler yang pindah haluan demi karier sepak bola yang lebih baik. Rooney tetap memilih Everton. Dia meyakini itu sebagai jalan terbaik kariernya dan kita tahu sisanya adalah sejarah.

***

Ketika kamu dilahirkan sebagai anak dari Merseyside (atau khususnya Kota Liverpool), otomatis kamu akan langsung dihadapkan pada dua pilihan: Merah atau Biru? Liverpool atau Everton?

Kau tak harus punya pilihan yang sama dengan keluargamu, Steven Gerrard melakukan itu. Kau juga tak harus membela tim kesayanganmu seperti Carragher, Owen, McManaman, hingga Fowler. Dan kau juga punya pilihan untuk memegang pilihanmu seperti apa yang Rooney lakukan.

Dan kalau kau juga tak lahir di Merseyside, kau juga punya pilihan untuk menentukan warnamu sendiri: Merah atau Biru?