Mohamed Elneny dan Seni Mematahkan Ekspektasi

Twitter: @Elnenny.

Elneny acap tak diberi ekspektasi yang berlebih oleh pendukung Arsenal. Namun, saat diberi kesempatan, Elneny selalu bisa memberikan rasa puas dan aman di lini tengah The Gunners.

Komika sekaligus penulis, Raditya Dika, acap mengatakan komedi adalah seni mematahkan ekspektasi. Pemirsa atau penonton akan digiring dengan sebuah premis lalu dibuat tak menyangka dengan punchline yang dikeluarkan. Metode itu yang biasa menghadirkan gelak tawa dan hiburan bagi para penikmatnya.

Mohamed Elneny bukanlah seorang komedian atau komika. Namun, permainannya di atas lapangan selalu bisa mematahkan ekspektasi dan pesimisme para pendukung Arsenal. Ujungnya, fan dan para pemira Arsenal merasa puas dan terhibur dengan permainan gelandang asal Mesir tersebut.

***

Arsenal sempat dikait-kaitkan dengan beberapa gelandang tengah pada bursa transfer Januari 2022. Bukan tanpa sebab, minimnya pemain di posisi tersebut menjadi alasan The Gunners menaruh minat kepada para gelandang tengah.

'Meriam London' punya lima pemain yang berposisi sebagai gelandang. Namun, Ainsley Maitland-Niles dipinjamkan ke AS Roma. Mohamed Elneny juga membela Mesir di Piala Afrika 2022 selama bulan Januari. Praktis Arsenal cuma punya dua gelandang yakni Granit Xhaka dan Albert Sambi Lokonga. Mereka beruntung karena Partey kemudian 'pulang' lebih cepat dari Piala Afrika.

Tak membeli pemain sepertinya bakal baik-baik saja untuk Arsenal. Thomas Partey dan Granit Xhaka menjadi duet yang sempurna di lini tengah. Xhaka bisa mengover area kiri saat Kieran Tierney dan Gabriel Martinelli agresif menyerang, sedangkan Thomas Partey yang menjadi penyambung bola dari belakang ke depan.

Satu hal lain yang membuat Partey penting adalah kemampuan untuk membantu serangan. Gelandang asal Ghana itu punya kemampuan melepaskan umpan terobosan dan melakukan sepakan jarak jauh. Rata-rata shot Partey mencapai 1,96 per 90 menit. Progressive passes Partey juga mencapai 5,16 per laganya. Ini yang membuat kehadirannya menjadi penting di lini tengah Arsenal.

Namun, laju kencang Arsenal terhantam badai yang sempat membuat tim goyah. Kieran Tierney dan Thomas Partey mengalami cedera sehingga harus absen panjang.

Mikel Arteta awalnya memasang Lokonga dan Xhaka di tengah. Akan tetapi, jam terbang Lokonga yang masih minim membuat permainan Arsenal kurang mengigit. Tanpa Partey, Arsenal kalah di tiga laga beruntun, yakni kala bersua Crystal Palace, Brighton and Hove Albion, dan Southampton.

Kekalahan beruntun membuat Arteta kembali merombak lini tengahnya. Lokonga dicadangkan dan Arteta mempercayakan Mohamed Elneny di posisi tersebut.

Hasilnya brilian. Melawan Chelsea, Manchester United, dan West Ham, Elneny tampil baik dan mampu menjadi penyeimbang yang baik di lini tengah Arsenal. The Gunners juga mampu meraup sembilan poin di tiga laga tersebut.

***

Elneny bukan gelandang seperti Gennaro Gattuso yang bisa tampil beringas ketika melakukan tekanan terhadap lawan. Umpan-umpan panjang dan terobosannya juga tak sememanjakan Andrea Pirlo. Akan tetapi, Elneny bermain dengan kapasitas yang dimilikinya dengan sungguh-sungguh.

Saat mengalirkan bola, Elneny akan bermain sangat simpel. Ia memberikan operan kepada kawannya yang berdiri bebas di depannya tanpa perlu lagi melakukan banyak dribel. Ia juga akan mengembalikan bola kepada rekannya ketika dirinya mendapatkan pressing ketat.

Elneny bertindak seperti penyeimbang sekaligus safety ring dari permainan Arsenal, yang biasa dibangun dari lini belakang. Ia yang akan mendapatkan bola dari bek atau kiper Arsenal yang memang acap melakukan build-up dari bawah.

Tak heran rata-rata operan progresifnya per 90 menit, pada pentas Premier League, mencapai angka 2,17. Elneny juga memiliki persentase akurasi long pass yang baik, yakni 89,1 persen. Catatan statistik ini menunjukkan bahwa pemain berusia 29 tahun itu amat bisa diandalkan untuk mendistribusikan bola, entah itu bola-bola pendek atau bola-bola panjang. Selain itu, catatan operan progresifnya (mengarah ke depan) memungkinkan Arsenal untuk melakukan progresi permainan.

Bagaimana Elneny ketika bertahan? Kepiawaian dalam membaca permainan menjadi kunci. Ia juga tak segan-segan memberi gangguan kepada pemain lawan yang sedang menguasai bola di daerahnya. Musim ini, Elneny bisa mencatat rata-rata 2 tekel per 90 menit dan memenanginya dengan rata-rata 1,17. Ia juga cukup rajin memberikan pressing dengan persentase mencapai 36,1 persen per pertandingan.

Selain menjadi gelandang pertama yang mengalirkan bola, Elneny juga bertugas menjadi yang pertama memutus aliran serangan lawan. Dengan daya jelajah dan kekuatannya membaca lawan, Elneny bisa mengerjakan tugasnya dengan baik.

Melawan Leeds di pertandingan terakhir, Elneny mengerjarakan tugasnya dengan baik. Pemain yang mengenakan nomor punggung 25 itu mencatat 97,8 persen akurasi passing di bidang permainan lawan. Elneny juga mencatat enam recoveries dan dua tekel sepanjang pertandingan.

****

Nama Elneny selalu masuk rumor pemain yang akan hengkang dari Arsenal. Pada awal musim panas lalu, Elneny bahkan diisukan untuk kembali dipinjamkan ke Besikitas seperti pertengahan musim 2020/21. Namun, Mikel Arteta tak mengizinkan proses tersebut terjadi.

Cederanya Thomas Partey di awal musim ditambah belum padunya Albert Lokonga menjadi salah satu alasan. Elneny juga tak keberatan cuma menjadi serep di Arsenal. Terpenting, Elneny terus memberikan yang terbaik selama latihan dan bisa menjawab kepercayaan Arteta.

"Arsenal merupakan klub saya dalam enam musim belakang. Mereka adalah keluarga saya dan saya akan memberikan segalanya sampai menit terakhir. Saya selalu suka tantangan dan saya selalu memperlihatkan di latihan betapa bagusnya saya," ucap Elneny.

Kini, Elneny terus memberikan jawaban dengan penampilan yang baik di atas lapangan. Arsenal juga memberikan hadiah dengan menawarkan perpanjangan kontrak baru kepada eks gelandang Basel tersebut.

Tawaran kontrak baru dari Arsenal memberikan bukti Elneny masih menjadi sosok penting di posisi gelandang. Kendati Elneny tak selalu diberi ekspektasi yang tinggi oleh para penggemar The Gunners.