Panduan 16 Besar Liga Champions Musim Ini

Foto: @ChampionsLeague.

Sudah siap menyaksikan fase gugur Liga Champions tanpa aturan gol tandang?

Liga Champions musim 2021/22 ini sudah memasuki 16 besar. Fase gugur yang dinanti-nanti sudah tiba.

Sebelum kalian menyaksikan delapan duel seru mulai dini hari (16/2/2022) nanti, ada baiknya baca panduan dari kami dulu. Sebab, ini bukan hanya soal pertarungan 16 tim terbaik di Eropa. Namun, ada juga hal baru dari babak 16 besar Liga Champions musim ini.

Apa itu?

Aturan Gol Tandang Sudah Tidak Ada!

Yes. Mulai musim ini, UEFA selaku penyelenggara memutuskan menghapus aturan gol tandang. Ada beberapa alasan yang mendasari penghapusan itu, di antaranya adalah ketakutan UEFA bahwa sebuah tim, yang menjadi tuan rumah pada leg pertama, akan bermain lebih bertahan untuk menghindari lawan mendapat keuntungan via gol tandang.

Dengan penghapusan itu, dua tim yang bermain imbang selama 2x90 menit nantinya akan menjalani babak tambahan. Jika di babak tambahan masih tak ada pemenangnya, laga akan berlanjut ke babak adu penalti.

Penghapusan aturan gol tandang ini kemudian menghasilkan berbagai perdebatan di internet. Ada yang sepakat, ada pula yang tidak setuju dengan alasan bahwa penghapusan aturan ini bisa mengurangi drama dan keseruan Liga Champions.

Dalam historinya, aturan gol tandang memang menjadi bumbu yang membuat Liga Champions berbeda dengan kompetisi lain. Dramanya khas. Duel Ajax vs Tottenham di musim 2018/19 atau laga Chelsea vs Barcelona di musim 2008/09 takkan ada lagi. Dua duel itu berlangsung seru dan dramatis berkat kehadiran aturan gol tandang.

Bagi kita, para penonton di Indonesia, penghapusan gol tandang ini juga bisa berdampak buruk pada kesehatan. Sebab, itu artinya, waktu begadang akan lebih panjang. Dengan jadwal sepak mula pukul 03:00 WIB, laga bisa berakhir pukul 06:00 WIB bila melewati babak adu penalti. Bayangkan seperti apa kantuk yang kalian bakal rasakan di kantor, kampus, atau sekolah.

Ingat, Seminggu Hanya Ada Empat Pertandingan!

Jadi, babak 16 besar Liga Champions musim ini akan memakan waktu empat minggu. Dua minggu untuk leg pertama, dua minggu berikutnya buat leg kedua. Setiap minggu akan ada empat pertandingan berlangsung.

Singkatnya, leg pertama akan berlangsung 16, 17, 23, dan 24 Februari 2022. Sementara leg kedua bakal dilangsungkan 9,10, 16, dan 17 Maret 2022. Ingat, ya, semua laga akan berlangsung pukul 03:00 WIB. Jadi, ya, seperti yang sudah disebutkan, siap-siap saja kalian begadang sampai jam 06:00 pagi kalau tim kesayangan kalian berlaga sampai babak adu penalti.

Akan Dibuka oleh Duel Los Galacticos vs Ex Los Galacticos

Paris Saint Germain (PSG) vs Real Madrid. Ini jelas duel panas. Bahkan, duel ini layak untuk disebut sebagai final kepagian. Sebab, secara materi pemain maupun performa kedua tim musim ini, PSG dan Madrid sama-sama memiliki kans untuk bisa jadi tim terbaik di Eropa.

PSG, sejauh ini, baru kalah sekali di Ligue 1. Mereka juga cuma kebobolan 19 kali dari 24 laga. Mampu menang di empat laga termutakhir pula. Selain itu, kondisi Lionel Messi yang sudah 100% jelas membuat PSG makin ngeri. Kini mereka hanya tinggal menunggu Neymar siap tempur untuk bikin lini depan makin garang.

Madrid sendiri memang sedang naik-turun performanya, tapi pasukan Carlo Ancelotti bisa menjadi spesies berbeda bila sudah tampil di ajang Liga Champions.  Pengalaman para pemain yang sudah matang di kompetisi ini adalah nilai plus tersendiri. Apalagi bila Karim Benzema sudah bisa tampil 90 menit.

Duel makin menarik jika kemudian berbicara soal aspek teknis. Pelatih PSG, Mauricio Pochettino, biasanya lebih senang menggunakan strategi reaktif ketika menghadapi tim yang kualitasnya seimbang atau di atas mereka. Dan Carlo Ancelotti di Real Madrid pun begitu. Mereka lebih senang mengandalkan transisi cepat dari bertahan ke menyerang alih-alih menguasai bola selama mungkin.

Dengan begitu, akan ada satu tim yang akan bermain di luar kebiasaan dan kemungkinan besar itu adalah PSG. Menguasai bola, berarti PSG akan bertumpu pada kecerdasan Marco Verratti serta Messi. Kedua pemain inilah yang akan jadi penentu arah serangan. Di sisi lain, Madrid yang reaktif akan memanfaatkan celah sekecil apa pun di pertahanan PSG lewat kecepatan pemain depan mereka.

Selain itu, laga ini juga bisa menjadi pertunjukkan sendiri buat Kylian Mbappe. Bukan hanya karena dia memang jadi andalan PSG dalam urusan mencetak gol atau mengkreasikan peluang, tapi juga karena pemain berusia 23 tahun ini terus dirumorkan bakal pindah ke Madrid di musim panas mendatang.

Beda Nasib Tim-tim Inggris

Jika saja UEFA tidak melakukan kesalahan saat undian 16 besar lalu, praktis hanya Manchester United sebagai klub Inggris yang ketiban undian berat. Di undian yang salah itu, mereka bakal menghadapi PSG. Sementara Liverpool bertemu RB Salzburg, Manchester City melawan Villarreal, dan Chelsea berhadapan dengan Lille.

Namun, setelah dilakukan undian ulang, Liverpool ikut-ikutan ketiban sial. Di babak 16 besar ini, mereka bakal menghadapi juara Italia, Inter Milan. Kalau United sendiri, sih, tetap sial. Lepas dari jeratan juara Prancis, mereka bakal menghadapi jawara Spanyol, Atletico Madrid.

Jelas dua duel tersebut akan menarik buat disimak. Bagi Liverpool, duel melawan Inter akan menjadi ujian besar buat mereka. Sebab, pasukan Juergen Klopp bakal menghadapi tim yang juga punya pressing bagus dan jago dalam transisi dari bertahan ke menyerang. Mirip-mirip seperti mereka. 

Situasi ini bakal tricky, terutama kalau Inter bisa memanfaatkan garis pertahanan tinggi Liverpool dengan baik. Kendati, kalau melihat kondisi skuad yang tanpa cedera serta tren yang sedang begitu positif, The Reds masih punya kans besar buat lolos ke babak berikutnya. Terlebih karena Liverpool bisa mencetak gol dari mana saja: Set-piece, transisi, maupun saat memegang kendali bola.

Duel United vs Atletico kemudian menjadi duel dua tim pesakitan. Dua tim inkonsisten. United tengah terseok-seok. Merkea cuma menang dua kali dalam enam laga terakhir di seluruh kompetisi. Atletico, sementara itu, mudah sekali terpeleset. Menghadapi Granada, tim peringkat 17 La Liga, saja, misalnya, mereka keok 1-2.

United dan Atletico juga punya masalah besarnya sendiri. United kesulitan dalam hal mengeksekusi peluang dengan baik, sedangkan Atletico punya lini pertahanan yang begitu mudah dibobol lawan--gawang Jan Oblak kemasukan 33 kali di La Liga sejauh ini. Hal-hal kecil seperti kartu merah, atau taji Cristiano Ronaldo di Eropa, bisa menjadi pembeda dalam duel ini.

Dan, ya, antonim dari nasib Liverpool dan United di babak 16 besar ini dimiliki Manchester City dan Chelsea. Tanpa mengurangi rasa hormat ke Sporting CP dan Lille, dua finalis tahun lalu tersebut masih terlalu tangguh buat tersingkir di babak 16 besar. Terlebih buat City yang sejauh ini belum terlihat di mana letak kelemahannya.

Menanti Vlahovic Unjuk Gigi di Eropa

Sepanjang perjalanan kariernya, Dusan Vlahovic belum pernah sama sekali berlaga di putaran final kompetisi antarklub Eropa. Karena itu, babak 16 besar Liga Champions musim ini akan jadi pembuktian buatnya. Pembuktian apakah ia hanya jago kandang (baca: Serie A) atau tidak.

Kebetulan klub barunya, Juventus, menghadapi tim yang lumayan tangguh, Villarreal. Jawara Liga Europa musim lalu itu jadi salah satu tim dengan pertahanan terbaik di La Liga. Villarreal baru kebobolan 23 kali dari 24 laga. Ini jelas jadi ujian tersendiri buat Vlahovic.

Dan Juventus sendiri, sebenarnya, juga bukan klub yang tajam. Di Serie A raihan gol mereka hanya 37. Lantas di sinilah Vlahovic dibutuhkan. Bahwa kebuasannya diharapkan muncul untuk membawa "Si Nyonya Tua" melangkah ke perempat final, babak yang gagal mereka capai musim lalu.

Lalu Sisanya Ada Laga Bayern dan Ajax

Dalam sepak bola, akan selalu ada kemungkinan untuk melihat Bayern Muenchen kembali terpeleset seperti saat menghadapi Bochum akhir pekan kemarin. Terlebih lawan di babak 16 besar ini, RB Salzburg, punya pemain-pemain cepat untuk menghukum transisi Bayern yang buruk. Manuel Neuer juga masih cedera.

Namun, fakta bahwa Bayern berhasil menang di seluruh laga fase grup Liga Champions musim ini membuat kemungkinan itu jadi tak besar angkanya. Kekalahan dari Bochum jelas akan jadi bahan evaluasi oleh Julian Nagelsmann untuk memperbaiki apa yang kurang dari timnya, terutama untuk urusan bertahan.

Di laga lain, duel Ajax vs Benfica akan jadi duel paling hipster di babak 16 besar. Sebab, mungkin orang-orang akan memilih duel United vs Atletico ketimbang menonton duel dua tim ini. Jadi, ya, hanya para hipster penikmat sepak bola non-mainstream atau, tentunya, fan Ajax dan Benfica yang bakal menyaksikan laga ini.

Namun, jangan anggap laga ini tak bakal menarik. Duel Ajax yang gemar memegang kendali akan bola dan sangat disiplin soal movement dan pemosisian versus Benfica yang memiliki pemain-pemain dengan pergerakan tanpa bola yang bagus jelas layak untuk disimak. Duel ini juga bisa menjadi pertunjukan buat dua penyerang yang tampil ganas di fase grup, Sebastian Haller dan Darwin Nunez.

***

Jadi, gimana? Sudah tahu pertandingan apa saja yang akan kalian tonton dan apa saja yang harus disimak di babak 16 besar ini? Yang jelas, kalian jangan sampai lupa: Kesehatan nomor satu, sepak bola bisa ditaruh setelahnya.