Pratinjau Inter Milan vs AC Milan: Saatnya Rossoneri Redam Superioritas Nerazzurri?

Foto: Instagram @acmilan

Jika Milan dalam kondisi solid, beda cerita dengan Inter. Nerazzurri kehilangan banyak pemain akibat COVID-19.

Laga akbar digelar pada pekan keempat Serie A 2019/20. Inter Milan dan AC Milan akan saling beradu di San Siro dalam pertandingan bertajuk Derby della Madonnina.

Jelang laga ini, situasi Milan jauh lebih baik dibanding saudara sekotanya. Dalam tiga laga teraktual di liga, Rossoneri sama sekali belum tersentuh kekalahan. Mereka sanggup mengoleksi tiga kemenangan. Hasil itu menempatkan mereka untuk sementara di posisi runner-up klasemen Serie A, di bawah Atalanta.

Di sisi lain, Inter masih angin-anginan. Walau belum tersentuh kekalahan dalam kurun serupa, mereka cuma mampu mendulang dua kemenangan. Sisanya, satu laga melawan Lazio yang dibanjiri kartu—berakhir imbang.

Sebenarnya Nerazzurri sah-sah saja untuk memasuki duel dengan kepala tegak. Berkaca pada rekor pertemuan kedua tim di enam laga terakhir, Inter unggul atas Milan dengan empat kemenangan. Masing-masing satu laga lainnya ditutup dengan hasil imbang dan kemenangan Milan.

Akan tetapi, Inter tetap harus waspada. Dengan kekuatan yang Milan miliki sekarang, bukan tidak mungkin superioritas Inter terhenti di laga nanti.

Milan Solid, Inter Pincang

Berbekal skuat musim lalu yang mampu tampil apik, Milan memulai musim 2020/21 dengan prima. Tak cuma di Serie, A mereka juga tidak tersentuh di tiga laga kualifikasi Liga Europa melawan Shamrock Rovers, Bodoe/Glimt, dan Rio Ave.

Stefano Pioli mampu memaksimalkan setiap potensi yang dimiliki para pemainnya. Sosok-sosok macam Theo Hernandez, Ismael Bennacer, serta Hakan Calhanoglu, perlahan mengeluarkan taji.

Hernandez menjadi full-back kiri yang agresif. Ia mampu bertahan dan menyerang dengan apik. Sedangkan Bennacer, ia nyetel dengan Franck Kessie menggalang lini tengah Milan.

Khusus untuk Calhanoglu, ia kembali bermain ciamik setelah diberikan peran no. 10 oleh Pioli. Alhasil, ia mampu menjadi penoreh rataan umpan kunci terbanyak di Milan sejauh ini dengan torehan 2,7 kali. Tidak cuma itu, ia juga rutin melepas tembakan ke gawang lawan, dengan rataan tembakan per laga sebanyak 2,3 kali.

Selain Hernandez, Bennacer, dan Calhanoglu, Ante Rebic juga bangkit bersama Milan. Sempat diragukan, sosok asal Kroasia itu mulai menemukan sentuhannya sebagai winger kiri. Sayangnya, Rebic tidak akan ambil bagian di laga lawan Inter nanti akibat cedera.

Jika Milan tengah dalam kondisi bagus dan solid, lain hal dengan Inter. Selain inkonsistensi di tiga laga terakhir Serie A, mereka harus kehilangan banyak pemain kuncinya akibat COVID-19.

Alessandro Bastoni, Milan Skriniar, Radja Nainggolan, Roberto Gagliardini, Ionut Radu, serta Ashley Young, dinyatakan terjangkit COVID-19. Alhasil, mereka tidak bisa turun di laga derbi nanti.

Kabar buruk itu juga disertai kemungkinan absennya Alexis Sanchez. Football Italia mengabarkan bahwa eks pemain Arsenal itu cedera saat membela Timnas Chile di jeda internasional. Matias Vecino dan Stefano Sensi juga tidak bisa mentas.

Kehilangan banyak pemain kunci dapat memengaruhi permainan Inter. Kedalaman skuat yang berkurang akan membuat Antonio Conte kekurangan pilihan. Praktis, mereka hanya bisa bertumpu pada Romelu Lukaku, Lautaro Martinez, Arturo Vidal, Aleksandar Kolarov, maupun Achraf Hakimi.

Adu Pintar Full-back dan Wing-back

Musim ini, Pioli memberikan kebebasan bagi kedua full-back-nya buat menyerang. Alhasil, sisi sayap Milan begitu hidup dengan kombinasi para full-back dan winger di area sayap. Hernandez di sisi kiri dan Davide Calabria kerap berada di area pertahanan lawan.

Hernandez sejauh ini jadi full-back agresif dengan rataan umpan kunci per laga tertinggi di Milan (1,7 kali), di bawah Calhanoglu dan Rebic. Ia juga memiliki rataan dribel sukses per laga yang tinggi, yakni 2 kali, sama dengan Ibrahimovic dan Brahim Diaz, hanya kalah dari Kessie (2,7 kali).

Namun, di laga lawan Inter nanti, Milan kudu waspada. Meski tampil dengan skema tiga bek, nyatanya para wing-back yang dimiliki Inter memiliki kedisiplinan yang baik. Selain itu, mereka juga sama-sama aktif membantu penyerangan, terutama Achraf Hakimi di sisi kanan.

Sejauh ini, Hakimi jadi penoreh assist terbanyak di Inter dengan raihan dua assist, mengungguli Sanchez, Nicolo Barella, Ashley Young, dan Ivan Perisic. Ia juga jadi pemain kedua dengan rataan umpan kunci per laga tertinggi di Inter (2 kali), di bawah Barella.

Laga lawan Benevento dapat jadi rujukan menawannya penampilan Hakimi. Tanpa lelah, eks pemain Borussia Dortmund itu mencecar sisi kiri pertahanan Benevento. Kombinasinya dengan para pemain tengah Inter, terutama umpan-umpan satu-dua, adalah sebuah ancaman nyata bagi lawan.

Adu pintar full-back dan wing-back akan jadi sesuatu yang menarik untuk disaksikan di laga nanti, terutama di sisi kanan Inter dan kiri Milan yang ditempati Hakimi dan Hernandez. Salah mengambil langkah, akan ada ruang besar yang mampu dieksploitasi dan itu kemungkinan akan menyebabkan gol.

Adu Tajam Ibrahimovic dan Duet Lukaku-Martinez

Kabar baik menaungi Milan. Ibrahimovic dikabarkan dapat kembali tampil setelah menjalani masa karantina usai terpapar COVID-19. Ia akan jadi sosok utama di lini depan Milan di laga derbi kelak.

Per Understat, Ibrahimovic memiliki angka xG (expected goals) yang tinggi musim ini, yakni 1,46. Ia hanya kalah dari Rafael Leao yang memiliki angka xG sebesar 1,75. Tidak hanya itu, sosok asal Swedia itu jadi pemain dengan rataan tembakan ke gawang tertinggi di skuad Milan saat ini, yakni 7 kali.

Ibrahimovic juga jadi pencetak gol terbanyak Milan sejauh ini bersama Leao, dengan torehan dua gol. Kembalinya Ibra akan jadi tambahan tenaga bagi Milan di lini depan, sekaligus ancaman bagi bek-bek Inter yang rawan bikin kesalahan. Terlebih, Skriniar juga tidak akan tampil di laga nanti

Eits, tunggu dulu. Inter juga punya duet tajam Lukaku-Martinez. Saat ini, keduanya menjadi pencetak gol terbanyak bagi Nerazzurri dengan catatan masing-masing tiga gol. Lukaku bahkan jadi penoreh xG terbesar di Inter, yakni 2,13 kali. Ia juga mencatatkan rataan tembakan per laga tertinggi di Inter, yakni 3,3 kali.


Martinez mampu mencatatkan rataan tembakan per laga sebesar 2,3 kali, tertinggi kedua setelah Lukaku. Namun, xG-nya masih jauh dibandingkan Lukaku, yakni 0,55. Ia masih kalah dari Vidal, Perisic, Hakimi, Sanchez, dan Barella.

Catatan-catatan mengesankan keduanya itu selaras dengan performa di atas lapangan. Saling paham yang sudah terbentuk antara Lukaku dan Martinez membuat mereka mampu mengelabui penjagaan bek lawan. Mereka saling bergantian menjemput bola ke bawah dan berdiam di kotak penalti lawan.

Kombinasi Lukaku-Martinez akan merepotkan Alessio Romagnoli dan Simon Kjaer di lini pertahanan. Namun, jika Bennacer dan Kessie mampu menyokong lini pertahanan, setidaknya ancaman dari duet itu bisa diminimalkan, laiknya yang dilakukan oleh Lazio.