Pratinjau PSG vs Manchester United: Saatnya Les Parisiens Balas Dendam

Foto: Instagram PSG.

Manchester United boleh berpesta di Parc des Princes dua musim silam. Namun, rasanya sulit mengharapkan hal serupa terjadi lagi kali ini.

Manchester United pernah berpesta di Parc des Princes. Pada babak 16 besar Liga Champions dua musim lalu, United menundukkan Paris Saint-Germain dengan skor 3-1.

Padahal, United datang dengan kekalahan 0-2 di Old Trafford. Selain itu, pilar-pilar utama seperti Paul Pogba, Anthony Martial, Nemanja Matic, dan Antonio Valencia tidak dibawa ke Paris dengan alasan yang berbeda-beda. Jadilah, Ole Gunnar Solskjaer selaku pelatih membawa lima pemain tim junior, Brandon Williams, James Garner, Angel Gomes, Tahith Chong, dan Mason Greenwood, untuk menggenapi skuatnya.

Dengan skuat yang pas-pasan, United justru tak mudah untuk dikalahkan. 'Iblis Merah' sudah mampu membuat gol saat laga baru berjalan dua menit. Romelu Lukaku berhasil memanfaatkan kesalahan lini belakang PSG untuk menjadi gol.

PSG bisa membalas sepuluh menit kemudian melalui gol Juan Bernat. Memanfaatkan sodoran Kylian Mbappe, Bernat sukses menaklukkan David De Gea. Namun, ketika laga berlangsung setengah jam, United kembali bikin gol. Lagi-lagi Lukaku yang membuat gol usai memanfaatkan kesalahan kiper Gianluigi Buffon.

United boleh unggul 2-1, tapi dari urusan agregat, PSG masih berhak lolos ke babak selanjutnya. Dalam posisi tersebut, PSG masih unggul agregat 3-2.

Namun, petaka menghampiri Les Parisiens di injury time. Tendangan jarak jauh Diogo Dalot menyentuh tangan Presnel Kimpembe yang berada di dalam kotak penalti. Usai meninjau VAR, wasit lalu memberikan hadiah penalti. Marcus Rashford sukses menjadi algojo dan membawa United menang 3-1.

Dengan agregat 3-3, United memastikan diri lolos ke babak perempat final usai unggul agresivitas gol tandang atas PSG.

Rabu (21/10/2020) dini hari WIB, United kembali ke markas PSG. Kedua tim akan berjumpa dalam matchday perdana Liga Champions musim 2020/21. Cerita tak pernah sama sejak pertemuan kedua kesebelasan dua musim silam.

Sementara PSG masih tetap menjadi kekuatan dominan di Prancis dan satu kali mencapai final Liga Champions, prestasi terbaik United adalah bermain di semifinal Liga Europa. Situasi dan kondisi tentu sudah berbeda dari apa yang terjadi dua musim silam. Hasil pun bisa berbeda.

Masalah-masalah Man United

Kali ini, United datang tanpa sang kapten Harry Maguire yang mengalami cedra. Selain itu, penyerang anyar mereka, Edinson Cavani, juga tak dibawa karena belum mencapai level kebugaraan yang diinginkan.

Ketiadaan dua pemain tersebut menambah problem United. Padahal, untuk tampil konsisten saja mereka masih kesulitan. Pada Premier League musim ini, De Gea dan kolega meraih dua kemenangan dan dua kekalahan dari empat laga. Hasil itu membikin United masih bercokol di posisi ke-14 klasemen sementara Premier League.

Lini belakang masih menjadi masalah bagi United. Sejauh ini, mereka sudah kebobolan 12 kali, terbanyak ketiga setelah Liverpool dan West Bromwich Albion yang sudah bobol 13 kali.

Dari beberapa pertandingan di Premier League, terlihat bagaimana sektor bek sayap acap jadi sumber masalah. Penempatan posisi Aaron Wan-Bissaka (di kanan) ataupun Luke Shaw (di kiri) ketika bertahan berulang kali membuat ruang kosong tercipta di pertahanan.

Imbasnya, United sering kesulitan menghadapi umpan dari sayap, entah umpan lambung atau umpan tarik. Problem ini terekspos pada laga melawan Brighton and Hove Albion dan Tottenham Hotspur.

Problem lainnya adalah bagaimana para bek sayap itu acapkali berdiri terlalu narrow (rapat) dengan bek tengah sehingga menciptakan ruang di tepi lapangan. Gol bunuh diri Shaw pada laga melawan Newcastle United bisa menjadi contoh.

Sialnya, lini belakang United akan berhadapan dengan striker-striker lincah milik PSG. Solskjaer kudu berbenah agar Neymar, Kylian Mbappe, dan Angel Di Maria tak bisa mengeksploitasi ruang-ruang yang ada di lini belakang United.

Foto: Twitter @LukeShaw23

Laga melawan Tottenham Hotspur di gameweek empat Premier League musim ini bisa menjadi acuannya. Pada laga tersebut, lini depan Spurs yang punya kecepatan bisa bergerak dinamis dan memancing pemain belakang United keluar dari posisinya.

Victor Lindeloef dan Eric Bailly, yang diperkirakan akan tampil, harus lebih disiplin mengawal pertahanannya --selain juga memperhatikan penempatan posisi. Terlebih, Bailly sudah membuat satu kesalahan berbuah gol dalam satu penampilannya pada Premier League musim ini.

Masalah lain yang ada di kubu United adalah belum sakleknya pemain-pemain di posisi gelandang. Pada empat laga Premier League, Solskjaer selalu melakukan rotasi di lini tengah. Bruno Fernandes memang selalu jadi starter, tetapi pos sayap dan double pivot selalu mengalami perubahan.

Pada laga terakhir menghadapi Newcastle United, Scott McTominay dan Fred bermain sebagai poros ganda. Kemudian, Juan Mata dan Daniel James tampil di kedua sisi.

Hasilnya terbilang lumayan. Fred dan McTominay bisa membuat total empat tekel dan empat intersep sepanjang laga. Tak cuma itu, keduanya total bisa membuat empat umpan kunci.

Perpaduan Mata dan Fernandes juga menjanjikan. Kejelian keduanya dalam memberikan umpan --dan menemukan passing angle-- bisa menjadi variasi lain dalam serangan United.

United juga masih memiliki Donny Van de Beek dan Paul Pogba yang bisa mengisi lini tengah. Keduanya juga memiliki naluri gol yang mumpuni dan sudah mengemas masing-masing satu gol untuk United musim ini.

Van de Beek adalah pemain yang apik dalam menemukan ruang di pertahanan lawan. Namun, semuanya bakal sia-sia kalau para pemain United tidak mampu menciptakan ruang.

Maksimalkan Peran Mbappe

PSG memang memiliki kans besar untuk meraih kemenangan pada laga melawan United. Setelah mengawali start yang buruk di Ligue 1, PSG sudah kembali ke jalurnya. Lima kemenangan dalam lima laga terakhir menjadi bukti kembali apiknya penampilan PSG. Pasukan Thomas Tuchel pun bisa membuat 14 gol dan hanya kebobolan satu dalam lima laga tersebut.

Pada laga kali ini, PSG memang tak bisa menurunkan pemain-pemain utamanya seperti Marco Verratti, Juan Bernat, Leandro Paredes dan Thilo Kehrer yang mengalami cedera. Namun, PSG bisa berharap kepada pemuda berusia 21 tahun bernama Kylian Mbappe Lottin.

Mbappe menjadi sosok sentral PSG di awal musim ini. Eks pemain AS Monaco itu sudah membukukan empat gol dan tiga assist dari 343 menit penampilannya di Ligue 1. Menurut WhoScored, 40 persen serangan PSG berasal dari sisi kiri, posisi di mana Mbappe biasa dimainkan.

Mbappe juga punya catatan apik kala berjumpa wakil Inggris. Dari enam penampilan melawan wakil Inggris, Mbappe sudah mengemas empat gol. Salah satu golnya, ia cetak ke gawang United pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions dua musim lalu.

PSG (dalam hal ini Tuchel) mesti memaksimalkan kecepatan serta kemampuan individu dari Mbappe. Terlebih, United memiliki kelemahan, yakni jarak serta positioning pemain belakang yang terlalu lebar.

Selain Mbappe, Angel Di Maria juga bisa menjadi sosok pembeda di laga kali ini. Pemain asal Argentina itu menjadi kreator serangan-serangan dari PSG. Umpan-umpan dari Di Maria bisa menjadi santapan empuk untuk Mbappe dan Neymar di lini depan PSG.

Sejauh ini, Di Maria sudah membukukan satu assist dan rata-rata 3,3 umpan kunci di Ligue 1. Catatan umpan kunci Di Maria menjadi yang paling tinggi untuk PSG pada musim ini.

Oh, ya, Di Maria juga bisa menjadi pemecah kalau-kalau PSG untuk membuat gol. Toh, winger asal Argentina itu juga sudah mengemas satu gol untuk PSG di kompetisi domestik.

====

*Laga PSG vs Man United akan berlangsung pada Rabu (21/10/2020) dini hari pukul 02:00 WIB. Anda bisa menyaksikan laganya di SCTV atau Vidio.com