Reuni Adama

Foto: @@AdamaTrd37.

Adama Traore kembali ke Barcelona setelah tujuh tahun pergi. Akankah ini menjadi reuni yang manis?

Segalanya masih rada masuk akal saat Barcelona mendatangkan Dani Alves dan Ferran Torres di awal jendela transfer musim dingin. Sampai kemudian datang Pierre-Emerick Aubameyang dan Adama Traore. Tunggu, transfer macam apa ini?

Well, untuk Aubameyang sebenarnya masih bisa diperdebatkan. Terlepas dari segala tingkahnya yang ugal-ugalan, dia berpotensi menambal kebutuhan Barcelona soal produsen gol ulung. Gelar topskorer Bundesliga dan Premier League menjadi penguatnya.

Lha, Traore? Jangankan mencetak gol, daya kreasinya saja bisa dibilang standar. Cuma 3 gol dan 2 assist yang ia cetak bersama Wolves sejak Premier League musim lalu. Torehan terbaik Traore adalah saat mengukir 5 gol dan 10 assist. Itu pun ketika mentas di Championship bersama Middlesbrough. Yang menarik, ada Martin Braithwaite juga di skuad The Boro saat itu.


"Hari ini adalah hari yang sangat istimewa. Anda lahir dan belajar banyak di sini dan Anda telah melanjutkan karier profesional di tempat lain, tetapi sekarang Anda kembali ke Barca,” ucap Joan Laporta saat perkenalan Traore. Bos Barcelona itu melanjutkan, “Kami menantikan Anda membuat penampilan pertama dengan nomor 11. Hari ini, cerita indah berlanjut: Adama dan FC Barcelona."

Perekrutan Traore ini bukan di luar rencana. Barcelona memiliki banyak pertimbangan sebelum memutuskan untuk mendatangkannya sebagai pemain pinjaman. Persoalan finansial menjadi pangkalnya. Utang menggunung serta batas biaya yang ditetapkan La Liga membuat Barcelona tak bisa bergerak bebas.

Direktur Olahraga Barcelona, Mateu Alemany, telah berbicara dengan banyak agen dan klub yang berbeda. Misinya adalah meracik formula kreatif: Mendatangkan tambahan personel tanpa mengganggu neraca gaji. Pemain yang kontraknya habis dalam waktu dekat menjadi targetnya.

Traore dirasa cocok dengan kondisi ini. Masa baktinya di Wolves akan berakhir Juni 2023. Belum lagi kedekatan Barcelona dengan Jorge Mendes selaku agen Traore. Dalam beberapa tahun terakhir, dua klien Mendes lainnya, Nelson Semedo dan Francisco Trincao, juga telah pindah dari Camp Nou ke Wolves.

Menurut laporan The Athletic, Xavi Hernandez memang berusaha mengumpulkan para pemain dengan DNA Barcelona. Dengan begitu, proses integrasi ide permainan Xavi yang “Barcelona banget” menjadi lebih optimal. Itulah mengapa mereka juga mempertimbangkan Alejandro Grimaldo dari Benfica. Jebolan La Masia itu tinggal memiliki kontrak 18 bulan dan diproyeksikan sebagai suksesor Jordi Alba.

Nah, Traore ini juga pemain didikan Barcelona. Dia sudah bergabung dengan raksasa Catalunya itu pada usia 8 tahun. Pada musim 2013/14, Traore naik pangkat menjadi personel Barcelona B. Lima gol dibuatnya dari 26 penampilan. Dia juga turut andil ketika Barcelona menjadi kampiun UEFA Youth League 2014.

Sementara debutnya bersama tim senior datang pada 23 November 2013. Gerardo 'Tata' Martino menukarnya dengan Neymar di pengujung laga saat Barcelona melibas Granada 4-0. Tiga hari berselang, Traore mendapatkan kesempatan manggung di Liga Champions. Adalah Ajax Amsterdam yang menjadi lawannya. Overall, tak banyak memori mengesankan Traore di tim utama. Pencapaian terbaiknya, ya, cuma sebiji gol ke gawang Huesca di Copa del Rey.

Masa mudanya di La Masia yang biasa-biasa saja itu tak membuat Traore pesimistis. Dia percaya, pengalaman bermain di Aston Villa, Middlesbrough, serta Wolves telah membuatnya berkembang sambil tetap memegang karakter Barcelona.

“Saya telah berubah secara fisik dan mendapatkan pengalaman. Meski begitu, saya tidak pernah kehilangan esensi Barcelona,” terang Traore seperti dilansir Marca.

Adama dulu dan kini.

Apa yang paling terlihat adalah perubahan fisik. Bentuk badannya kekar minta ampun. Lebih mirip dengan pegulat WWE atau atlet NFL ketimbang pesepak bola. Ini bukannya tanpa guna. Latihan otot menjadi salah satu porsi penting untuk seorang sepak bola. Cristiano Ronaldo salah satunya. Bedanya, otot-otot Traore lebih menonjol. Faktor genetika menjadi yang pertama. Kemudian juga karena Traore melakukan latihan khusus dengan sprinter peraih medali emas Olimpiade, Darren Campbell. Dari Campbell, Traore belajar bahwa latihan fisik akan meningkatkan daya tahan tubuhnya.

“Dia (Campbell) mengatakan kepada saya bahwa saya tidak harus bermain 100 persen,” kata Traore kepada The Athletic. Dia melanjutkan, “Mungkin pada 70 persen Anda masih bisa mengalahkan pemain dan setelah itu, Anda akan memiliki lebih banyak energi dan juga lebih banyak kontrol dengan bola”.

Massa otot yang besar nyatanya tak membuat Traore melambat. Justru itu memudahkannya untuk melakukan aksi dribel yang menjadi spesialisasinya. Menyitat data Kickest, Traore menjadi pemain dengan dribel sukses terbanyak di Premier League musim 2019/20. Jumlahnya 183, unggul jauh dari Wilfried Zaha di urutan kedua. Periode 2020/21 lebih ekstrem lagi. Margin Traore dengan Allan Saint-Maximin, yang nangkring di posisi kedua, berjumlah 57. Artinya, menyoal dribel, kemampuan Traore memang fantastis.

Spesialisasi Traore ini bisa banyak membantu Xavi. Untuk memainkan taktiknya, dia membutuhkan tukang dribel ulung selain pemain jago passing. Ditambah lagi dengan keserbabisaan Traore ngepos di berbagai sektor, mulai dari winger kanan-kiri, striker, dan juga bek sayap.

Namun, untuk posisi reguler, Xavi menginginkan Traore bermain sebagai winger. Itu sudah dikonfirmasi olehnya. “Dia (Xavi) meminta saya untuk mencetak gol, seperti pemain sayap lainnya,” ucap Traore.

Nah, ini yang sebenarnya riskan. Sebuah langkah tepat berharap Traore menjadi alternatif baru untuk lini depan Barcelona. Akan tetapi, untuk mencetak gol, sepertinya sulit. Traore bukanlah pemain yang bisa diandalkan sebagai produsen gol. Toleh saja jumlah gol per musimnya bersama Wolves. Hanya 7 gol yang diukir Traore sejak 3 musim ke belakang. Di musim ini saja dia baru membukukan sebiji gol tanpa assist. Padahal, menit mainnya relatif tinggi, seribu menit lebih.

Penyelesaian akhir memang menjadi problem Traore sejak dulu, dan ini masalah serius. Understat mencatat xG dan xA Traore minus sejak masih membela Middlesbrough. Pengecualian ada di musim 2019/20 ketika dia berhasil mencetak 4 gol dari xG 3,71 dan 9 assist lewat xA 7,55. Tapi, itu sudah dua musim yang lalu.

Bagaimana, masih menganggap perekrutan Traore sebagai langkah jitu?