Sandro Tonali yang Semakin Merekah

Foto: Instagram @sandrotonali

Sepak bola Italia tampaknya belum akan berhenti melahirkan gelandang-gelandang yang memiliki skill dan olah bola tinggi.

Andrea Pirlo dan Gennaro Gattuso pernah menjadi duet gelandang terbaik AC Milan. Keduanya memiliki peran yang saling melengkapi di atas lapangan.

Pirlo terkenal sebagai gelandang yang elegan. Pemain yang identik dengan nomor punggung 21 itu bermain dengan ‘halus’. Dalam situasi bertahan, Pirlo tidak terlalu kuat. Kendati begitu kemampuannya dalam membaca pertandingan patut diacungi jempol.

Kelebihan Pirlo terletak ketika menguasai bola. Umpan-umpannya bisa memanjakan para pemain depan. Insting melihat posisi rekan-rekannya juga menjadi nilai tambah dari kemampuan yang dimiliki Pirlo.

Nah, Gattuso datang sebagai pemain yang melengkapi Pirlo. Bertenaga, keras, dan berani melakukan duel serta tekel merupakan ciri khas permainan Gattuso.

Namun, Gattuso tak lihai dalam menginisiasi serangan. Sosok yang kini menjadi pelatih Napoli itu memang lebih dikenal sebagai gelandang yang memutus serangan lawan.

Oleh karena itu, Gattuso membutuhkan Pirlo. Menurut Gattuso, kehadiran Pirlo di sampingnya membuat pekerjaan-pekerjaan di lini tengah menjadi lebih mudah.

"Di saat sulit saya tinggal mengoper padanya, saya selalu merasa lebih hebat jika bersamanya. Saya tahu apa yang bisa saya lakukan, sisanya akan diurus oleh Pirlo. Dia membantu saya lebih banyak dibanding yang saya lakukan padanya," ucap Gattuso dilansir Football Italia.

Sekarang Gattuso dan Pirlo tak lagi merumput bersama. Keduanya telah gantung sepatu dan beradu taktik di pinggir lapangan.

Namun, Italia memang tak pernah kekurangan pemain berbakat. Sosok Gattuso dan Pirlo kini ada di dalam diri pemain muda bernama Sandro Tonali.

"Jika bisa memiliki kemampuan para legenda, aku akan jadi pemain yang sempurna. Kupikir aku punya kesamaan dengan Pirlo. Namun, aku pun selalu ngotot dalam bermain. Jadi, aku juga punya sedikit [Gennaro] Gattuso dalam diriku," ujar Tonali.

***

Sandro Tonali memulai kariernya bersama Lombardia Uno. Sebenarnya, Lombardio Uno merupakan klub afiliasi AC Milan. Sudah lebih dari 20 tahun Lombardia Uno menjadi tempat menimba ilmu untuk pemain-pemain muda AC Milan.

Uniknya, Tonali pernah dua kali menjalani trial di Milan. Tonali tak bisa memberikan impresi yang baik sehingga tak bisa masuk ke tim junior Rossoneri.

Kegagalan itu tak membuat Tonali kecewa. Jalan takdir memutuskan dia bergabung dengan Piacenza di usianya yang masih menginjak 12 tahun. Langkah yang dibuat Tonali cukup tepat. Piacenza merupakan tim yang pernah melahirkan legenda, seperti Inzaghi bersaudara dan Alessandro Lucarelli.

Namun, kebersamaan Tonali dan Piacenza tak begitu lama. Piacenza dihantam kebangkrutan, Tonali memutuskan pindah ke Brescia.

Brescia ternyata menjadi titimangsa baru perjalanan Tonali sebagai pesepak bola. Pada Agustus 2017, Tonali melakoni debut bersama tim utama Brescia di Serie B. 

Tonali tak sekadar tampil. Ia mengenyahkan anggapan bahwa laga debut sebagai laga basa-basi atau formalitas. Tonali langsung tampil habis-habisan. Performa impresifnya di pertandingan perdana itu menuai pujian Federico Guidi yang ketika itu menjadi pelatih Timnas U-19 Italia.

"Tonali memang terbiasa menggunakan kaki kanannya. Akan tetapi, dia juga menggunakan kaki kirinya dengan sangat lancar. Perpindahan bolanya juga sangat cepat. Dia juga mengatur kapan bermain dengan operan pendek dan umpan-umpan panjang," ucap Guidi.

Tonali memang tampil impresif bersama Brescia. Pada 2017/18 yang merupakan musim debutnya di tim utama Brescia, Tonali tampil 19 kali.

Nama Tonali sendiri benar-benar mencuat pada ajang Piala Eropa U-19 2018. Pada turnamen itu, Tonali sukses mengantarkan Azzurri sampai ke final sebelum dikalahkan Portugal dengan skor 3-4. Sejak saat itulah komparasi dengan Pirlo mulai muncul dan para pemandu bakat dari klub-klub raksasa Eropa kerap berdatangan ke Mario Rigamonti.

Tonali juga keluar sebagai pemain terbaik Serie B pada musim 2017/18 dan 2018/19. Pada musim itu, Tonali tampil 34 kali serta mengemas 3 gol dan 7 assist. Brescia juga diantarnya promosi ke Serie A.

Sayangnya, Brescia tak mampu bertahan di Serie A. Rondinelle berada di posisi ke-19 klasemen akhir musim 2019/20 dengan 25 poin.

Untungnya, bakat Tonali tak ikut turun ke Serie B. AC Milan berhasil mengamankan tanda tangan Tonali. Tonali datang ke AC Milan sebagai pemain pinjaman dengan biaya transfer 10 juta euro. Namun, Milan punya opsi membuatnya permanen dengan membayar 10 juta euro lagi. Jumlah itu bisa mencapai 35 juta euro jika ditambah add-ons lain.

Upaya Milan mendapatkan Tonali tidak mudah. Awalnya, Tonali sudah sepakat dengan Inter Milan. Namun, Nerazzurri tak jua mencapai kesepakatan dengan Brescia selaku pemilik Tonali. Di sini, Milan datang dan menyerobot upaya tetangganya itu.

Tak cuma itu, tim-tim besar eropa seperti Barcelona, Manchester United, dan Chelsea juga dikabarkan menginginkan jasa Tonali. Akan tetapi, tak ada yang benar-benar serius untuk mendaratkannya.

Keputusan Milan mendatangkan Tonali terbilang tepat. Apalagi, Tonali mencatat rata-rata 1,1 tekel, 1,2 intersep, dan 1,1 sapuan selama 34 penampilannya pada musim sebelumnya.

Pada saat yang bersamaan, Milan memang sedang berbenah dengan mengedepankan pemain-pemain mudanya sebagai tulang punggung tim. Selain Tonali, Milan juga punya Franck Kessie, Alessio Romagnoli, Rafael Leao, dan Gianluigi Donnarumma. Tonali juga tampil reguler bersama pasukan Stefano Pioli.

Berduet dengan Franck Kessie sebagai double pivot, Tonali mampu menjaga keseimbangan tim. Kessie menginisiasi serangan, sedangkan Tonali menjaga kedalaman lini tengah Milan.

Sejauh ini, Tonali sudah mencatatkan 1,2 tekel dan 1,1 intersep. Kemampuan ini yang membuatnya berbeda dengan Pirlo.

Tonali cukup energik dan tak segan menekel lawan untuk menghentikan serangan. Namun, Tonali juga pandai menjadi jembatan dari lini tengah ke depan.

Akurasi passing-nya sejauh ini mencapai 82,3 persen di pentas Serie A. Tonali juga mencatatkan 0,7 umpan kunci per pertandingannya pada kompetisi yang sama. Angka umpan ke depan Tonali juga cukup tinggi di angka 190 kali.

***

Italia tak pernah kehilangan gelandang-gelandang yang memiliki skill dan olah bola yang tinggi. Fabio Capello, Carlo Ancelotti, Demetrio Albertini, Daniele De Rossi, Gennaro Gattuso, dan Andrea Pirlo merupakan para pemain yang tampil apik pada zamannya.

Saat ini tongkat estafet sudah berpindah. Salah satunya diberikan kepada Sandro Tonali yang semakin merekah.