Tongkat Estafet kepada Dangda

Foto: Twitter @AFFPresse

Thailand terus menciptakan penyerang hebat. Usai Kiatisuk Senamuang, muncul Teerasil Dangda.

Bagi pencinta sepak bola Thailand, Kiatisuk Senamuang adalah legenda. Gelar yang dihasilkan oleh pemain yang disebut sebagai Zico itu banyak, baik sebagai pemain maupun pelatih.

Awal karier Kiatisuk sebenarnya tak langsung menjadi pemain sepak bola. Pemain yang posisinya penyerang itu adalah seorang polisi aktif yang bermain untuk klub kepolisian di Thailand, Police United.

Merasa punya bakat di sepak bola, Kiatisuk cabut dari dunia kepolisian dan terjun penuh di sepak bola. Tepatnya pada 1998, ia berkarier keluar Thailand dan bergabung dengan klub Malaysia, Perlis FA.

Dari situ, kiprah Kiatisuk sangatlah moncer. Bahkan, ia pernah mencicipi mentas bersama Huddersfield di musim 1999/00. Kendati demikian, Kiatisuk tak pernah mendapatkan menit bermain dengan klub Inggris tersebut.

Karier Kiatisuk juga cemerlang bersama Timnas Thailand. Memulai debut pada 1993, Kiatisuk total mempunyai 130 caps dan sukses mengemas 85 gol. Pemain yang karib dengan nomor punggung 13 itu membawa Thailand juara Piala AFF tiga kali di tahun 1996, 2000, dan 2002. Kiatisuk juga menjadi pemain terbaik Piala AFF 2000.

Perjalanan Kiatisuk sebagai pemain di Timnas Thailand ditutup pada 2007. Kiatisuk pun mempersembahkan gelar King's Cup di akhir-akhir penampilannya bersama The War Elephant.

Usai Kiatisuk, Thailand tak pernah berhenti menelurkan bakat-bakat hebat khususnya di sektor penyerang. Teeratep Winothai pernah mencuat dengan bakatnya. Total ada 16 gol dari 52 penampilan yang Winothai kemas dengan Timnas Thailand.

Selain Winothai, Thailand memiliki penyerang tajam lainnya dalam diri Teerasil Dangda. Pada Piala AFF 2020, Dangda yang berusia 33 tahun masih menjadi pilar untuk lini depan Thailand.

*****

Darah sepak bola mengalir dalam tubuh Dangda. Pasalnya, ayahnya, Prangsit Dangda, juga merupakan pesepak bola yang pernah mentas dengan Royal Thai Air Force.

Dangda juga memiliki saudara perempuan, Taneekarn, yang bermain untuk Timnas Wanita Thailand. So far, Taneekarn telah bermain dalam 71 penampilan dan mengoleksi 22 gol.

Karier sepak bola Dangda dimulai pada 2005. Saat itu, Dangda bermain untuk Royak Thai Force dan mendapat kesempatan enam kali main. Setelahnya, Dangda mencicipi bermain dengan Raj Pracha dan Muangthong United.

Kesempatan emas merumput di Eropa datang pada 2007. Keputusan Perdana Menteri Thailand, Thaksin Shinawatra, mengambil alih Manchester City membuat pemain Thailand punya kesempatan trial di sana.

Tiga pemain Thailand diberi kesempatan bergabung dengan Man City. Salah satunya adalah Dangda yang saat itu masih berusia 19 tahun. Sayang, ia gagal mendapatkan menit bermain dengan The Citizens karena masalah izin kerja.

Namun, kegagalan tak membuat Dangda jatuh dan terpukul. Malah dari situ, ia mendapatkan banyak pelajaran yang membuatnya terus berkembang.

"Saya belajar bahwa saya harus percaya diri dengan teknik dan keterampilan yang ada dalam diri. Itu yang membantu saya memutuskan untuk melanjutkan karier di dunia sepak bola," ujar Dangda.

Sejak gagal di City, karier Dangda memang tidak merosot. Pada 2013, Dangda pernah menjalani trial selama dua pekan dengan Atletico Madrid.

Setahun usai melakoni trial dengan Atletico Madrid, Dangda benar-benar bergabung dengan klub Spanyol lainnya, yakni Almeria. Dangda berstatus pinjaman dari Muangthong United.

“Saya memiliki kesempatan besar, yaitu bermain di liga terbaik di dunia dan saya akan berusaha memanfaatkannya sebaik mungkin. Saya akan memberikan semua yang saya miliki untuk Almeria," ucap Dangda dalam konferensi pers perkenalannya dengan Almeria.

Dangda menjadi pemain Thailand perdana yang bermain untuk klub Spanyol. Bahkan, Dangda mendapat kesempatan bermain saat melawan Espanyol di laga perdana La Liga. Kala itu, Dangda turun pada menit ke-66 menggantikan Fernando Soriano.

Tak cuma bermain, Dangda juga turut menyumbangkan gol untuk Almeria. Golnya lahir saat Almeria mengalahkan Real Betis dengan skor 4-3 di leg pertama 16 besar Copa del Rey. Total, Dangda bermain sebanyak 10 kali untuk Almeria di lintas ajang dan bisa menegmas satu gol.

Setelah dari Almeria, Dangda kembali ke Thailand bersama Muangthong United. Ia membawa Muang Thong juara Thai Super League dan Thai League Cup di tahun 2016.

Kiprahnya kemudian berlanjut dengan klub J-League Sanfrecce Hiroshima pada 2018. Pada musim perdananya, Dangda mampu membawa Sanfrecce menjadi runner up J-League. Ia juga mampu membukukan enam gol di kompetisi tertinggi sepak bola Jepang.

*****

Akselerasi Theerathon Bunmathan dari tepi tak bisa dicegah pemain belakang Filipina. Bola kemudian dikirim bek tepi kiri Thailand itu ke dalam kotak penalti. Di sana, Teerasil Dangda langsung menyambutnya dengan sepakan kaki kiri keras. Thailand memimpin 1-0 atas Filipina di laga ketiga mereka pada fase grup Piala AFF 2020.

Dari gol tersebut terlihat betapa hebatnya Dangda dalam hal penempatan posisi dan menemukan ruang. Satu hal lain yang dimiliki Dangda adalah ketenangan dan kemampuan penyelesaian akhir yang mematikan.

Dangda kuat di bola daerah ataupun umpan silang. Tak heran, umpan-umpan memanjakan dari pemain-pemain Thailand bisa menjadi santapan empuk untuk Dangda.

Gol Dangda ke gawang Filipina tak cuma berarti untuk Thailand. Secara pribadi, Dangda berhasil memecahkan rekor sebagai pencetak gol terbanyak Piala AFF dengan jumlah 18. Ia mengalahkan pemain Singapura yakni Noh Alam Shah. 

Pada laga tersebut, Dangda mengemas 2 gol sehingga Thailand menang 2-1 dan melaju ke babak semifinal. Saat ini, Dangda menjadi top skorer sepanjang masa Piala AFF dengan koleksi 19 gol.

"Tentunya saya senang memimpin top skor sepanjang masa Piala AFF. Namun, yang terpenting bagi saya Thailand menang dan melaju ke semifinal," ucap Dangda di laman aseanfootball.org.

Dangda kini menjadi top skorer sementara Piala AFF dengan empat gol. Jumlah ini sama dengan pemain sayap Malaysia, Safawi Rasid.

Sepanjang kariernya, Dangda sudah tiga kali meraih gelar top skorer Piala AFF. Akankah tahun ini dirinya kembali menorehkan gelar tersebut?