Gladi Resik Dortmund di Dunia Tanpa Haaland

Foto: Bundesliga.com.

Saat Haaland absen karena cedera, Dortmund kesulitan mencetak gol. Begitu ia kembali belum lama ini, situasinya langsung berubah. Lantas jika Haaland benar-benar pergi nanti, bakal seperti apa nasib Dortmund?

Tujuh laga terakhir yang Borussia Dortmund jalani seperti gladi resik dunia tanpa Erling Haaland.

Mereka paham, sangat paham bahwa penyerang asal Norwegia itu akan pergi suatu hari nanti. Mereka hanya tak tahu ke mana dan kapan. Bisa musim depan, bisa musim depannya lagi. Bisa Real Madrid, bisa Manchester City, Chelsea, dan sebagainya dan sebagainya.

Namun, melihat segala potensi besar yang Haaland miliki, kepergian itu sudah seperti suratan takdir.

Jika kelak terjadi, Dortmund jelas bakal ketiban berkah berlimpah dalam wujud biaya transfer. Dortmund kabarnya mematok angka 175 juta euro bagi klub manapun yang tertarik. Yang jadi pertanyaan: Akan seperti apa Michael Zorc dan kolega memanfaatkannya?

Dalam beberapa tahun terakhir, Dortmund dikenal sebagai rajanya bursa transfer. Mereka kerap mendatangkan para pemain dengan harga terjangkau, lalu dijual dengan angka-angka selangit. Dengan hasil penjualan itulah Dortmund mencari pengganti para pemain yang pergi.

Namun, Haaland adalah orang yang berbeda. Menggantikannya jauh lebih sulit ketimbang mendatangkannya dua tahun lalu. Maksudnya, pemain mana lagi yang sanggup mencetak setidaknya satu gol per laga buat Dortmund? Bila ditotal, ia sudah bikin 70 gol dari 69 laga sejak berseragam kuning-hitam.

Ditambah dengan pengganti Jadon Sancho yang juga belum ditemukan, bakal sangat sulit membayangkan nasib Dortmund dalam musim-musim ke depan. Kedua pemain ini seperti bakat yang tak bisa kamu temukan setiap tahun sehingga mencari penggantinya adalah perkara yang begitu rumit.

Well, Haaland memang belum pergi. Namun, karena mengalami cedera, tujuh laga terakhir ini terasa seperti geladi resik bagi Dortmund sebelum momen tersebut benar-benar terjadi.

***

Sejak Haaland absen, Dortmund menang empat kali dan kalah tiga kali. Tentu saja bukan torehan yang bagus. Apalagi, empat kemenangan yang mereka raih dicapai dengan sukar-sakit, itu pun menghadapi tim yang kelasnya memang jauh di bawah: Bielefeld, Koeln, Ingolstadt, dan Stuttgart.

Lini serang terbukti jadi perkara mengingat Dortmund cukup kesulitan mencetak gol pada laga-laga tersebut. Bukan karena peluang yang minim karena sebetulnya jumlahnya cukup banyak. Kecuali melawan Koeln, Dortmund mampu melepaskan paling sedikit 15 tembakan.

Namun, sedikit saja yang mengarah. Sejak Haaland menepi, Dortmund hanya sanggup melakukan rata-rata 4,8 tembakan tepat sasaran.

Dengan begini, tak bisa dimungkiri bahwa kehilangan Haaland berarti amat banyak. Lagi pula penyerang Norwegia itu punya kontribusi terhadap hampir setengah gol Dortmund musim ini. 13 dari 33 gol Dortmund di Bundesliga berasal dari gol (10) dan assist (3) Haaland.

Toleh saja laga kontra Wolfsburg belum lama ini. Haaland, yang tadinya diprediksi absen hingga awal tahun depan, tiba-tiba sudah di bench. Ia masuk pada menit ke-73. Berselang tujuh menit saja sejak kembali di lapangan, Haaland sudah mencetak gol yang mengunci skor 3–1 buat Dortmund.

Kontribusi macam itu jelas tak bisa dibandingkan dengan para penyerang Dortmund lainnya. Rekrutan anyar bernama Donyell Malen, utamanya, terbukti belum mampu menjadi tumpuan di lini serang. Ia hanya sanggup mencetak empat gol kendati cukup sering diturunkan.

Kondisi ini amat berkebalikan dengan yang ia tunjukkan selama paruh musim. Meski tidak mencetak gol, kombinasi Malen dengan Haaland kala itu beberapa kali mendulang decak kagum. Haaland yang juga kagum sampai berpesan kepada Malen untuk sering memberi assist kepadanya.

Lantas, banyak yang menduga bahwa duet keduanya bakal amat mengerikan musim ini, terlebih Marco Rose acap menggunakan 4–1–2–1–2 dengan Malen dan Haaland sebagai dua penyerang.

Namun, yang terjadi tidak demikian. Performa buruk pada dua laga awal membuat Malen terlempar. Haaland, sementara itu, malah cedera saat sedang bagus-bagusnya. Kondisi inilah yang bikin Malen kembali sering menjadi starter, yang kita tahu hasilnya tidak memuaskan.

Cukup sering Malen membuang peluang bagus. Namun, secara keluruhan, ia seperti menghilang di kotak penalti. Agresivitas yang menghasilkan empat tembakan per laga dan 19 gol buat PSV Eindhoven tak terlihat di Dortmund — Malen cuma mencatatkan 1,4 tembakan per laga.

Memainkannya sebagai penyerang sayap dalam skema 4–3–3 atau 4–2–3–1 juga tidak membantu. Peran itu jusru membuat Malen tak efektif. Ia lebih banyak melepaskan tembakan spekulasi yang tak tepat sasaran. Boleh jadi ketiadaan fullback mumpuni membuat pergerakannya tak maksimal.

Terlepas dari perannya saat menyerang, Malen juga terlihat mengecewakan pada banyak aspek lain. Pelatih Marco Rose berulang kali mengeluhkan sikap Malen saat tidak menguasai bola. Wajar Rose berkata begini sebab pressing adalah syarat mutlak sepak bola cepat miliknya.

“Donny perlu beradaptasi dengan kecepatan dan fisik Bundesliga. Di sisi lain, dia juga perlu memperbaiki pola pikir. Akan sangat penting jika dia bisa menekan lawan dengan intens. Dia perlu lebih diyakinkan bahwa hal tersebut sangat penting bagi dirinya sendiri,” tutur Rose.

Secara khusus, Rose menyoroti kondisi fisik Malen yang dinilainya tak siap untuk menjalani sepak bola intens dan fisikal miliknya. Sebuah jenis kritikan yang akrab dengan Malen sebab pelatihnya di akademi Arsenal pernah mengeluhkan berat badan sang pemain.

Meski begitu, Dortmund belum menyerah, apalagi melihat progres Malen dalam tiga laga terakhir. “Ini adalah salah satu pekerjaan rumah terbesar kami,” tutur direktur sepak bola Dortmund, Michael Zorc.

Yang perlu dicatat, Malen bukan satu-satunya. Malah, torehan biasa-biasa saja pemain Belanda itu termasuk salah satu yang terbaik di Dortmund. Empat gol miliknya adalah yang terbanyak ketiga di seluruh kompetisi, sebuah bukti betapa Dortmund memang bermasalah secara keseluruhan.

Satu-satunya momen di mana Dortmund tampak begitu menjanjikan adalah laga super intens melawan Bayern Muenchen di DFL Super Cup, meski Dortmund tetap kalah karena dua blunder memalukan — yang merupakan salah satu dari banyak kelemahan lini belakang mereka musim ini.

Selebihnya, mereka terlihat biasa-biasa saja. Maka tak aneh bila Dortmund gagal melaju ke babak 16 besar Liga Champions. Di Bundesliga, sementara itu, mereka sedikit beruntung sebab hanya terpaut satu angka dari Bayern Muenchen yang ada di urutan pertama.

Pertanyaannya: Mampukah mereka menjaga jarak atau bahkan menyalip Bayern di puncak?

Sulit menjawabnya mengingat performa yang mereka tunjukkan sejauh ini. Mengharapkan perubahan dalam waktu dekat juga bukan perkara gampang. Kembalinya Thorgan Hazard dan Axel Witsel dari cedera bahkan hanya memberikan efek positif dalam jangka yang teramat singkat.

Pun dengan Haaland yang secara ajaib sudah pulih dari cedera. Mungkin ia bakal memberikan impak luar biasa sebagaimana awal musim.

Namun, apakah bisa hanya mengandalkan Haaland seorang? Bagaimana jika, misalnya, ia kembali mengalami cedera? Bagaimana jika ia dikawal sangat ketat seperti pertemuan pertama kontra Ajax Amsterdam? Lagi pula cedera Haaland belum pulih benar.

Terlebih, seperti kata pengamat sepak bola Jerman Raphael Honigstein, Rose belum menemukan racikan yang revolusioner. Harapan untuk membuat Dortmund tak bertumpu pada satu-dua pemain saja belum terlihat. Begitu pula dengan agresivitas yang jadi kekuatannya di Gladbach.

Barangkali karena ini adalah musim perdananya. Mungkin juga karena terlalu banyak pemain biasa-biasa saja di dalam skuat.

Apapun masalahnya, jeda musim dingin nanti bisa menjadi momen yang pas bagi Dortmund untuk memperbaiki semua hal tersebut. Mereka bisa memulainya dengan, misalnya, merekrut fullback bagus, sebuah peran penting bagi tim yang terbiasa bermain tanpa pemain sayap.

Posisi lain yang juga tak kalah penting adalah bek tengah dan penyerang — terutama karena performa buruk Malen. Berkat penjualan Sancho, manuver ini harusnya bukan hal berat. Toh, ini juga bisa menjadi persiapan bagi Dortmund sebelum Haaland benar-benar pergi suatu hari nanti.