Joakim Maehle yang Harumkan Ostervra
Joakim Maehle lahir di kota kecil bernama Ostervra. Berkat penampilan apiknya di Piala Eropa 2020, Maehle mengharumkan tanah kelahirannya itu.
Ostervra merupakan kota kecil. Letaknya di utara Denmark. Jika kamu berkendara dengan mobil dari Kopenhagen yang berada di bagian tenggara Denmark, setidaknya kamu harus menyiapkan waktu sekitar empat jam untuk sampai.
Sedemikian kecilnya Ostervra, jumlah penduduknya hanya sekitar 1.302 jiwa. Namun, di antara penduduk yang relatif tidak banyak itu, mereka punya sumbangsih yang tidak kecil untuk tim nasional Denmark.
Semuanya berkat penampilan apik Joakim Maehle Pedersen bersama Denmark di Piala Eropa 2020. Maehle tidak sekadar lahir dan besar di Ostervra, tetapi juga mengenal sepak bola. Di kota kelahirannya itu, ia pertama kali mengasah bakat bersama tim lokal, Ostervra IF.
Dari sana, perjalanan Maehle berlanjut ke Aalborg, tempat ia bermain bersama tim profesional pertamanya, AaB, lalu ke Genk, dan terakhir ke Bergamo. Penampilan apiknya bersama Genk-lah yang bikin Atalanta, klub penghuni Bergamo itu, kepincut. Pada Desember 2020, Atalanta merampungkan kepindahannya dengan nilai transfer yang tidak terlalu mahal, cukup 10 juta euro saja.
Ia kemudian dipanggil untuk memperkuat Denmark di Euro 2020 dan sisanya, sampai yang kita lihat pada pertandingan melawan Rep. Ceko di perempat final, adalah kelebatan permainan impresif dari sisi sayap.
Jersi Atalanta bertuliskan Maehle kemudian ludes di kota Ostervra. Dari situ sudah membuktikan, betapa warga Ostervra bangga kepada pemain kelahiran 20 Mei 1997 itu.
"Ostervra berhenti usai laga Denmark vs Wales. Kami menjadi terkenal seluruh Denmark," ucap Daniel Maehle, saudara Joakim, seperti dilansir Marca.
***
Ostervra menjadi tempat Maehle tumbuh. Sebelum mengasah bakat bersama Ostervra IF, Maehle terlebih dulu mendapatkan perkenalan akan sepak bola dari ayah dan kakeknya. Sang kakek, Kjed Pedersen, merupakan penjaga gawang di Ostervra IF.
Oleh karena itu, Maehle memulai karier sepak bolanya di tim junior sebagai penjaga gawang. Namun, namanya anak-anak keinginan dan cita-cita bisa berubah. Hal yang sama juga Maehle alami.
Setelah cuma coba-coba menjadi kiper, Maehle kemudian memutuskan untuk mengubah posisinya menjadi gelandang. Sampai akhirnya, sang pelatih di tim tersebut itu menaruhnya sebagai pemain sayap. Lambat laun, ia terbiasa bermain sebagai gelandang sayap.
Namun, perjalanan berliku bukan cuma ada pada pencarian posisi di atas lapangan. Ketika ia bermain untuk AaB, cedera pinggul sempat mengganggunya. Selain itu ada persoalan tentang kontrak profesional yang sempat tak kunjung diberikan oleh AaB.
"Maehle sudah berpikir untuk mengambil beasiswa dan melanjutkan studi ke Amerika Serikat. Untungnya, beberapa hari kemudian kontrak profesional itu datang. Padahal, dia sudah ingin menjadi guru olahraga," ucap Daniel, saudara dari Maehle.
Masih berusia 19 tahun, Maehle sudah mendapatkan promosi ke tim utama AaB. Pemain berposisi fullback itu mendapatkan debut pertamanya saat melawan Nordsjaelland, 7 Agustus 2016. Mulai dari situ, Maehle terus mendapatkan menit bermain di Danish Super League.
Total, ada 27 laga yang ia mainkan pada musim 2016/17. Ia juga bisa membuat satu gol dan empat assist untuk Aalborg pada musim tersebut.
Penampilan bagusnya membuat pemanduk bakat klub-klub Eropa kepincut. Langkah yang ditempuh Maehle tak langsung jauh. Pada musim 2017/18, Ia memilih RC Genk sebagai tempat pelabuhan terbaru.
Bersama Genk, karier Maehle semakin mencuat. Pada musim perdananya saja, ia tampil sebanyak 27 kali dan bisa membuat empat assist di Jupiler Pro League.
Maehle terus berpendar. Musim 2018/19 dilaluinya dengan sangat baik. Main sebanyak 54 kali di semua ajang, Maehle sanggup membikin empat gol dan 10 assist. Pada musim ini juga, Maehle bisa mengantarkan Genk meraih gelar Jupiler League dan lolos ke babak grup Liga Champions.
Penampilan perdana Maehle di Liga Champions tak begitu mengesankan. Memang, ia selalu main penuh membela Genk. Akan tetapi, Maehle tak sama sekali membuat assist ataupun gol. Genk pun langsung gugur usai berada di bawah Napoli, Liverpool, dan RB Salzburg di fase grup.
Kendati tampil mengecewakan, sinar Maehle tak lantas redup. Atalanta langsung kepincut mendatangkannya di bursa transfer musim dingin 2020/21. Maehle didatangkan dengan mahar sebesar 10 juta euro. Ia juga diproyeksikan sebagai pelapis dari Hans Hateboer di sisi kanan pertahanan La Dea.
Namun, alih-alih mengemban peran sebagai pelapis, Maehle malah ditampilkan bersama dengan Hateboer. Maehle bermain di posisi sayap kiri, sementara Hateboer bermain di tepi kanan. Posisi tersebut tak membuat Maehle canggung. Buktinya, dari empat kali bermain di sisi kiri, satu assist bisa ia ciptakan.
Ketika Hateboer mengalami cedera engkel pada ujung bulan Januari, barulah Maehle mengisi pos di tepi kanan. Keserbabisaan Maehle ini juga yang membuatnya jadi bagian penting dari Atalanta. Ia bermain dalam 1.211 menit pada setengah musim pertamanya. Dari jumlah menit bermain itu, dia menyumbang total 2 assist di Serie A (termasuk 1 assist ketika bermain di sisi kiri itu).
***
Piala Eropa 2020 menjadi panggung bagi para bek sayap (wingback), fullback, atau para pemain lain yang berada di pos tepi lapangan. Tak terkecuali Maehle. Mereka yang sudah menyaksikan permainan Maehle selama 2020/21, baik bersama Genk maupun Atalanta, semestinya tidak heran. Namun, performanya di Piala Eropa 2020 adalah puncaknya.
[Baca Juga: Piala Eropa 2020: Turnamennya para Flanker]
"Orang sudah banyak melihat penampilan Maehle di Liga Champions bersama Atalanta. Namun, menurut saya, dia mampu memperlihatkan kualitas terbaiknya sepanjang Euro 2020," ucap legenda sepak bola Denmark, Michael Laudrup, seperti dilansir situs resmi UEFA.
Sejauh ini, Maehle sudah membuat dua gol dan satu assist untuk Denmark di Piala Eropa 2020. Jumlah golnya bahkan lebih banyak dari Martin Braithwaite yang merupakan seorang striker. Dalam pola 3-4-3 yang biasa dimainkan Denmark, Maehle biasa bermain di sisi kiri dan mendapatkan keleluasaan untuk naik membantu serangan dan turun membantu pertahanan.
Maehle mendapatkan kebebasan tersebut karena Denmark memiliki Thomas Delaney dan Pierre-Emile Hojbjerg di pos gelandang. Keduanya piawai memutus serangan lawan.
Agresivitas Maehle bisa dilihat dari jumlah menyentuh bola yang lebih banyak di sepertiga akhir pertahanan lawan. Di area itu, Maehle menyentuh bola sebanyak 153 kali. Bandingkan dengan jumlahnya menyentuh bola di daerah sendiri yang hanya mencapai 67 kali.
Maehle juga pemain yang paling rajin melepaskan upaya tepat sasaran. Akurasi tembakannya mencapai 70 persen, paling tinggi di antara pemain Denmark lainnya.
Sebagai pemain berkaki kanan, tetapi dimainkan di kiri, Maehle pun menjadi salah satu senjata mematikan Denmark. Ini memudahkannya untuk masuk ke kotak penalti lawan dan melepaskan sepakan. Hal itu terjadi saat Maehle membuat gol ke gawang Rusia pada matchday terakhir fase grup.
Kelebihan Maehle lainnya adalah umpan silang. Sejauh ini, Maehle sudah melepaskan 14 umpan silang di Piala Eropa 2020. Yang paling diingat, tentu saja, adalah umpan silangnya dengan kaki bagian luar kepada Kasper Dolberg pada laga melawan Rep. Ceko.
Menariknya, Maehle juga tak alpa dalam bertahan. Rata-rata intersepnya mencapai 1,4 per pertandingan. Jumlah itu sama dengan Andreas Christensen dan Jannik Vestegaard. Maehle juga bisa membuat 0,8 sapuan dan 0,4 tekel per pertandingannya.
****
Dalam bahasa Nordik Denmark, Maehle berarti ambisi, kekuatan, dan tekad. Ketiganya itu tercermin dalam penampilan Maehle di atas lapangan.
Ia memiliki kekuatan untuk maju membantu serangan dan sergap dalam memutus serangan lawan. Tekad dan ambisinya pun bulat untuk bisa membawa Denmark meraih tempat tertinggi dan tentunya mengharumkan nama Ostervra tempat kelahirannya.