Kalau Pindah, Sepenting Apa Ferran Torres untuk Barcelona?

Foto: @FerranTorres20.

Barcelona mulai menunjukkan ketertarikan kepada Torres. Bila mereka betulan bisa membujuknya pergi dari Manchester City, mungkin saja Torres menjadi andalan di skuad Xavi nanti.

Dari Barcelona, Ferran Reverter pergi ke Manchester City. Ini bukan sekadar kunjungan kerja biasa, CEO Blaugrana itu mengemban misi untuk mendatangkan Ferran Torres. Kepalang terpikat Barcelona dengan potensinya. Rafael Yuste selaku presiden klub, sudah blakblakan memuji Torres pekan lalu. Pun dengan Joan Laporta, meski menurutnya masih ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan lagi.

"[Torres] adalah salah satu pemain yang diincar manajemen, kendati ada juga beberapa pemain lain. Anda tetap harus menunggu dan melihat bagaimana semuanya berjalan. Selain itu, kami tetap perlu memonitor beberapa masalah juga,” ucap Laporta kepada TV3. Bos Barcelona itu kemudian melanjutkan, “Xavi telah meminta kami untuk memperkuat skuad yang ada”.

Laporta sadar bahwa cara merestorasi Barcelona tidak bisa berhenti setelah mendatangkan Xavi, tetapi juga membangun skuad yang cocok dengan gaya mainnya. Salah satunya, ya, merekrut Torres. Akan tetapi, duit menjadi masalahnya. Harga 21 juta poundsterling yang dirogoh City untuk memboyong Torres tahun lalu sudah tidak relevan lagi sekarang. Nilai jual eks Valencia itu kemungkinan sudah meningkat dua kali lipat. Belum lagi dengan aturan La Liga yang mengharuskan Barcelona untuk mengatur biaya skuadnya. Well, kita tahu ini menjadi problem akut mereka sejak awal musim.

[Baca Juga: Barcelona Oh Barcelona] 

Langkah paling ideal adalah melakukan barter pemain. Melepas pemain yang bergaji tinggi untuk mengurangi beban biaya skuad sekaligus memangkas biaya transfer Torres.

Mengacu data Spotrac, upah mingguan Torres “hanya” 46 ribu per pekan. Jumlah itu tak genap sepertiga dari Jordi Alba yang menempati peringkat 10 pemain dengan gaji tertinggi di Barcelona. Kedekatan Barcelona dengan City juga membuat kemungkinan transfer Torres semakin besar. Pada musim panas ini saja mereka sudah merampungkan dua transaksi sekaligus, Eric Garcia dan Sergio Aguero.

Pertanyaannya, sepenting itukah Torres untuk Barcelona?

Begini, problem Barcelona di musim ini sebenarnya cukup banyak. Inkonsistensi mereka lahir dari buruknya pertahanan dan tumpulnya lini depan. Sejauh ini Gerard Pique cs. sudah kemasukan 16 gol atau lebih dari satu gol bila dirata-rata per laga. Bila dikomparasi, Barcelona hanya berjarak 1 gol dari Real Madrid sebagai pemuncak klasemen.

Akan tetapi, kesenjangan besar ada di produktivitas. Barcelona baru mencetak 23 gol saat Madrid sudah mencapai 35. Peringkat produktivitas El Barca hanya sampai di peringkat enam La Liga. Di bawah Rayo Vallecano, bahkan.

Rendahnya daya cipta gol membuat Barcelona kerap kehilangan poin. Sudah tiga pertandingan mereka gagal mencetak gol dan dua di antaranya berujung kekalahan. Satu kekalahan dari Atletico Madrid dan satu lainnya dari Vallecano.Sementara sisanya imbang dengan Cadiz.

Oke, hasil buruk versus Atletico sedikit bisa dimaafkan. Namun, tidak untuk Vallecano. Di sana Barcelona hanya mampu melepaskan sebiji tembakan tepat sasaran dari 16 upaya. Sementara Vallecano, dari 12 percobaan, 3 di antaranya menyentuh target. Lebih-lebih lagi saat melawan Cadiz. Barcelona cuma mampu mendulang 6 tembakan atau tak genap separuh dari total upaya Cadiz.

Di musim ini Barcelona memang minim ancaman ke gawang lawan. Menurut Whoscored, rata-rata tembakan per laga mereka 12,5 (terendah keenam). Ini berbanding terbalik dengan persentase penguasaan bola mereka yang menjadi nomor wahid. Rata-ratanya mencapai 64,7%. Tapi, apalah arti ball possesion jika minim ancaman ke gawang lawan.

Candu Barcelona kepada Memphis Depay menjadi masalah lainnya. Betul bahwa ia layak mengemban tugas sebagai produsen gol utama. Namun, menjadikannya sebagai goal getter utama adalah kesalahan. Sudah semestinya Barcelona memperbanyak alternatif pendulang gol dalam timnya.

Sebagai gambaran, sudah 8 gol dicetak Depay hingga pekan 15 La Liga. Terpisah jauh dari Ansu Fati di peringkat kedua lewat 3 golnya. Disusul Martin Braithwaite dan Philippe Coutinho yang masing-masing mengemas sepasang gol.

Bandingkan dengan Madrid, yang tetap mengandalkan Karim Benzema, tetapi terbantu oleh Vinicius Junior. Sudah 9 gol yang dibuat winger Brasil ini atau 3 lesakan lebih sedikit dari Benzema. Sama halnya dengan Atletico Madrid. Tercatat ada empat pemain yang mencetak 3 gol atau lebih. Luis Suarez yang terbanyak dengan total 7 lesakan. 

Barcelona sebenarnya sudah menyiapkan opsi goal getter dengan mendatangkan Sergio Aguero di awal musim. Apes, ia mengalami aritmia jantung dan mesti beristirahat dalam waktu lama. Dengan segala komplikasi yang ada, artinya Barcelona memang membutuhkan figur pencetak gol tambahan. Ialah pemain yang akrab dengan penguasaan bola dan gaya main cair. Itulah sebabnya Barcelona menginginkan Torres. Bursa transfer musim dingin ini menjadi waktu yang pas bagi mereka untuk berbenah.



Mei lalu, Pep Guardiola pernah mengutarakan keinginannya untuk menjadikan Torres sebagai striker utama. Alasannya jelas, waktu City akan ditinggal pergi Aguero dan kecil kemungkinan untuk membeli penyerang anyar.

Guardiola bukannya mengesampingkan produktivitas. Nyatanya Torres cukup kompeten soal itu. Total 7 gol dicetaknya di Premier League musim lalu atau terbanyak keenam di City. Kendati bukan yang terbanyak, rasio gol per menit Torres masih lebih baik ketimbang lima pemain yang mengantongi lesakan lebih banyak darinya.

Dari indikator penyelesaian peluang, Torres juga terbilang ciamik. Understat mencatat bahwa Torres menjadi salah satu dari penggawa City dengan nilai xG surplus. Hanya kalah dari Ilkay Guendogan, Riyad Mahrez, dan Phil Foden.

Keserbabisaan menjadi nilai jual Torres lainnya. Musim lalu ia telah bermain di 7 posisi berbeda. Dari gelandang tengah, winger kiri, dan kanan, sampai penyerang. Di sana ia berhasil mencetak gol dari empat posisi main yang berlainan.

Pemahaman Guardiola bahwa peran lebih penting ketimbang posisi merembet betul ke Torres. Inilah kemudian membantunya tumbuh menjadi penyerang modern—yang juga menjadi standar penting pemilihan pemain Barcelona.


Dari tiga laga bersama Xavi, Barcelona dua kali memainkan formasi dasar 4-3-3 dan sekali memakai 3-4-2-1. Secara garis besar, skema ini sama-sama mengedepankan kecairan lini depan. Depay sebagai penyerang tengah intens bergerak vertikal untuk mengeksploitasi tepi sekaligus memberikan ruang kepada winger untuk merangsek ke jantung pertahanan lawan.

Sayangnya, skema ini belum teroptimalkan dengan baik. SDM Barcelona tak cukup memadai. Mereka tak punya pengganti sepadan untuk Fati yang tengah tumbang gara-gara cedera hamstring. Ousmane Dembele juga tak kunjung menunjukkan performa terbaiknya.

Alhasil, Xavi menurunkan Abdessamad Ezzalzouli dan Gavi sebagai tandem Depay di garda depan saat melawan Villarreal pekan lalu. Penampilan keduanya tak buruk, tapi tetap saja, Barcelona membutuhkan winger yang piawai mencari ruang, mengkreasi peluang, dan mencetak gol seperti Torres. Bila nanti terealisasi, Xavi tak perlu bingung-bingung mencari pemain berpengalaman untuk menyokong Depay. Torres bisa bisa mengisi slot penyerang sayap kiri dan kanan, juga sebagai false nine.

Keuntungannya lagi, usia Torres masih 21 tahun dan cocok untuk misi Barcelona dalam mengembangkan kerangka tim dengan para pemain muda. FYI, di musim ini mereka sudah memberikan debut kepada lima pemuda, termasuk Gavi, Ezzalzouli, dan Nico Ganzalez.

Namun, itu tadi, Barcelona kudu memutar otak agar tak melewati batas biaya skuad yang dipatok La Liga. Baru kemudian memikirkan memikirkan transfer Torres. Satu hal lagi, jangan lupa juga kalau Torres masih dibekap cedera dan telah absen nyaris 2 bulan lamanya. Bukan tak mungkin juga keputusan Barcelona merekrutnya di musim dingin ini bakal berakhir sia-sia.