Lucas Hernandez di Persimpangan

Lucas Hernandez bersama Timnas Prancis. (Twitter/@LucasHernandez)

Bek kiri atau bek tengah? Bertarung di Bayern Muenchen atau angkat kaki? Lucas Hernandez dihadapkan pada pilihan sulit.

Apabila narasi tentang Lucas Hernandez acap berputar di situ-situ saja, itu bukan salahnya. Apa boleh buat, masa lalu Lucas memang begitu menarik untuk dibicarakan.

Namun, Lucas lebih dari semua itu. Dia lebih dari sekadar bocah yang ditinggal minggat ayahnya saat masih berusia enam tahun. Dia lebih dari sekadar bocah yang mesti menyaksikan ibunya banting tulang untuk menyambung hidup. Dia lebih dari sekadar bocah yang nyaris tak bisa masuk akademi sepak bola karena tak punya biaya. Kini, Lucas sudah punya jalan hidupnya sendiri.

Tentu, tidak segalanya berjalan mulus bagi Lucas. Ada titik di mana masa depannya menjadi pertanyaan besar karena perilaku luar lapangan yang jauh dari mengesankan. Empat tahun silam, Lucas pernah berurusan dengan hukum setelah melakukan pemukulan terhadap pacarnya, Amelia Lorente.

Sebenarnya, dalam peristiwa ini, baik Lucas maupun Amelia sama-sama diputus bersalah. Amelia terlebih dahulu menyerang Lucas dengan kunci mobil. Setelah itu, Lucas membalas dengan meninju tubuh dan dagu Amelia. Mereka berdua harus menjalani hukuman berupa layanan masyarakat selama 31 hari.

Meski Lucas tidak sepenuhnya bersalah, pertanyaan soal masa depannya tetap saja bermunculan. Pada 2017 itu Lucas sudah menjadi andalan di lini pertahanan Atletico Madrid. Dia bisa bermain sebagai bek kiri maupun bek tengah dengan sama baiknya dan, itu berarti, kemampuan Lucas sebagai pesepak bola tak perlu diragukan. Namun, bagaimana dengan sikapnya? Apakah dia mampu mengontrol dirinya untuk menjadi pemain top dunia?

Jawaban dari pertanyaan itu bisa dilihat sekarang. Lucas dan Amelia akhirnya menikah pada 2017 itu juga. Mereka pun saat ini sudah dikaruniai seorang putra yang diberi nama Martin. Sampai sekarang, tidak pernah ada lagi berita miring soal Lucas*.

Yang ada justru kebalikannya. Sejak 2017 itu, Lucas telah berhasil mengangkat trofi Piala Dunia bersama Prancis (di mana dia menjadi salah satu pemain inti), pindah ke Bayern Muenchen dengan status bek termahal dunia (sebelum rekornya dipecahkan Virgil van Dijk), serta mengangkat trofi Liga Champions. Kini, Lucas pun sudah dipandang sebagai salah satu pemain bertahan terbaik di dunia.

Lagi-lagi, bicara soal kemampuan, tidak pernah ada yang meragukan Lucas. Ada alasan mengapa dia cuma perlu waktu dua tahun di akademi Rayo Majadahonda sebelum Atletico Madrid menawarinya satu tempat di akademinya. Ada alasan mengapa di usia 18 tahun Lucas sudah dipercaya bermain untuk tim utama Atletico Madrid. Dan tentu saja, ada alasan mengapa Bayern Muenchen rela menggelontorkan 68 juta poundsterling untuk menggaetnya. Sebagai catatan, Lucas sampai sekarang masih menjadi pemain termahal Bayern.

Sebagai seorang pemain belakang, Lucas memang komplet. Dia bisa bermain sebagai bek kiri maupun bek tengah. Dia cepat, kuat, punya teknik olah bola bagus, piawai dalam mengumpan, dan selalu bisa menempatkan diri di posisi paling tepat. Sebelas gelar juara baik di level klub maupun internasional menjadi bukti sahih kemampuan Lucas.

Akan tetapi, lagi-lagi pula, perjalanan Lucas tak melulu mulus. Di Bayern, nyatanya, dia tak selalu menjadi pilihan utama. Untuk itu, biang keladi utamanya adalah cedera. Lucas datang ke Bayern dengan membawa cedera lutut parah. Tak lama kemudian, cedera engkel pun menyusul. Pada awal musim 2021/22 ini, Lucas juga mengalami cedera cukup serius di bagian lutut.

Alhasil, Lucas pun tidak selalu bisa tampil untuk Bayern. Pada final Liga Champions 2019/20, misalnya, pemain bertinggi 184 cm itu harus duduk di bangku cadangan sepanjang laga. Kala itu, David Alaba memang tengah mengalami kebangkitan di bawah asuhan Hansi Flick. Hal ini, ditambah dengan rentetan cedera tadi, membuat Lucas terpinggirkan.

Mulai musim lalu, barulah Lucas mulai lebih kerap tampil bersama Bayern. Ini terjadi karena Flick berinisiatif untuk menggeser Alaba ke lini tengah. Peran tersebut biasa dijalankan Alaba di Timnas Austria. Perpindahan posisi Alaba membuka satu slot di jantung pertahanan Bayern sebagai pendamping Jerome Boateng. Lucas pun mampu menjalankan perannya dengan baik untuk mengantarkan Bayern menjuarai Bundesliga.

Pada musim 2021/22 ini, Bayern kehilangan Boateng dan Alaba sekaligus. Mereka juga kedatangan pelatih anyar dalam diri Julian Nagelsmann. Dengan suasana baru ini, meskipun sempat absen lima pertandingan pada awal musim, Lucas berhasil mendapat cukup banyak kesempatan. Lucas pun kini tampak semakin nyaman bermain sebagai bek tengah bersama Bayern.

Dari enam pertandingan yang sudah dilakoninya musim ini bersama Die Roten, Lucas selalu diturunkan sebagai bek tengah. Situasi ini berlanjut pula ke Timnas Prancis. Jika sebelumnya dia selalu bermain sebagai bek kiri bersama Les Bleus, pada laga kontra Belgia di semifinal Nations League, Lucas bermain sebagai bek tengah dalam skema tiga pemain belakang.

Perubahan posisi Lucas di Timnas Prancis itu, selain karena adanya perubahan pakem dari pelatih Didier Deschamps, juga disebabkan oleh dipanggilnya Theo. Dalam tiga pertandingan terakhir Timnas Prancis, Theo selalu dimainkan Deschamps sebagai wing-back kiri.

Yang jadi masalah kini, Lucas menghadapi kompetisi cukup berat di posisi bek tengah-kiri Timnas Prancis. Sebab, di sana ada pula Presnel Kimpembe yang bersinar bersama Paris Saint-Germain. Ini artinya, Lucas tidak punya garansi untuk bermain sebagai tim inti baik bersama Bayern maupun Timnas Prancis.

Nagelsmann sendiri selama ini selalu merotasi Suele dan Lucas. Sementara, eks anak didiknya di RB Leipzig, Dayot Upamecano, jadi pemain yang tak tergantikan di jantung pertahanan. Kondisi ini bisa berpengaruh pada perkembangan Lucas dan statusnya bersama Timnas Prancis. Sebagai gambaran, dalam final Nations League kontra Spanyol, Lucas dan Upamecano sama-sama jadi pemain cadangan tetapi Upamecano-lah yang diberi kesempatan jadi pengganti.

Meski bisa bermain sebagai bek kiri, Lucas tampak lebih nyaman dimainkan di tengah, salah satunya karena kecepatannya terbilang tanggung. Dia sangat cepat untuk ukuran bek tengah tetapi kurang cepat untuk menjadi bek sayap. Maka, sudah waktunya Lucas menyeriusi posisi sebagai bek tengah ini. Dia mesti konsisten bermain di posisi tersebut. Namun, karena keberadaan Suele, bisa jadi kesempatan Lucas bakal tergerus.

Maka, Lucas punya dua opsi: bertarung sekuat tenaga atau pergi. Usianya memang masih 25 tahun. Akan tetapi, di sepak bola, ketika seorang pemain sudah mencapai usia tersebut, waktunya sudah tidak banyak. Jika ingin mempertahankan tempat di Timnas Prancis, Lucas harus selalu jadi pemain inti. Apabila itu tak bisa didapatkannya bersama Bayern, dia bisa pula mempertimbangkan untuk pergi.

Namun, meninggalkan Bayern akan tampak sebagai sebuah kekalahan bagi Lucas. Sebagai sosok yang terbiasa bekerja keras untuk meraih apa yang dia inginkan, Lucas takkan menyerah begitu saja. Lagipula, Suele terbilang rentan cedera dan Upamecano tidak imun terhadap blunder. Kesempatan Lucas untuk jadi penguasa lini belakang Bayern pun masih sangat terbuka lebar dan, selama masih ada kesempatan, selama itu pula dia akan bertarung.

*) Catatan Editorial:

Artikel ini ditulis pada Rabu (13/10/2021) siang WIB dan sampai saat itu belum ada kabar apa pun mengenai kasus pelanggaran restraining order Lucas Hernandez. Pada Rabu malam WIB, muncul berita bahwa Lucas harus menyerahkan diri dan menjalani hukuman penjara.

Perintah bagi Lucas untuk menyerahkan diri itu datang dari Pengadilan Kriminal No. 32 Madrid dan ini masih ada kaitannya dengan kasus kekerasan domestik yang terjadi pada 2017. Semestinya, waktu itu Lucas dan Amelia tidak boleh berdekatan selama enam bulan. Namun, yang terjadi mereka malah menikah dan pergi berbulan madu. Lucas pun dianggap telah melanggar restraining order atau perintah untuk tidak mendekati Amelia.

Lucas dan Amelia ketika itu semestinya menjalani hukuman kerja sosial selama 31 hari. Akan tetapi, mereka tidak melakukannya. Kegagalan Lucas menjalani hukuman itu membuat jaksa menuntutnya agar diberi hukuman lebih berat. Lucas berpotensi menjalani hukuman kurungan selama satu tahun.